.
.
.
.
.
.
Happy reading all
.
.
.
.Pagi ini, doyoung membuat sarapan untuk anak-anaknya. Dia tidak ingin memikirkan kejadian kemarin terlalu larut karena dia berpikir bahwa kalau setiap rumah tangga pasti ada masalah yang menimpa mereka. Dia berpikir bahwa masalah yang terjadi sekarang tidak dapat diselesaikan dengan terus-menerus menangis dan juga kelihatannya suaminya harusnya mampu untuk memberi alasan mengapa dapat terjadi hal-hal seperti ini. Ini membuat dia menjadi tidak siapa-siapa dalam berpikir dan juga tidak tahu apa yang mesti di lakukan.
Jalani hidup aja. Hidup yang saat ini. Karena hidup memang tidak ada yang sempurna. Jadi kalau ada masalah yang menimpa, itu adalah kekurangan. Hidup yang sempurna atau yang selalu bahagia pun adalah bonus. Jadi dijalani saja masalah yang menimpa dan jangan menjadi berpikir yang cukup sulit untuk di pikirkan. Sebaiknya menjadi bahwa hidup yang baik itu adalah bonus dalam hidup dan jangan menjadi terlalu keras pada diri sendiri.
Ternyata, semakin ke sini, Doyoung semakin tahu mengapa dia dan Jaehyun bisa menikah. Mungkin memang mereka sudah berjodoh dan tidak perlu alasan pun untuk mereka bisa menikah. Kalau mereka memang berjodoh, pasti mereka akan dipertemukan oleh Tuhan. Tapi Doyoung masih merasa kesal dan juga sudah terlanjur khawatir dalam pikirannya tentang Jaehyun dan juga masalah yang sudah terjadi antara keduanya. Ini hanya membuatnya menjadi lebih sulit untuk dapat mengontrol pikirannya sendiri.
Ten: "Woiila, Ibu muda kita pagi-pagi gini udah kerja aja."
Ten langsung membuka pintu kamar mandi yang terdapat yang yang yang saat ini tinggal di dalamnya. Ten langsung mengetuk pintu kamar mandi yang saat ini digunakan untuk buang air besar oleh yang yang yang sedang buang air besar. Ten tidak menunggu jawaban yang yang yang saat ini hanya membayang-bayang di pikirannya saja.
Yang yang: "woyyy gua lagi boker malah di buka ten setannn."
Ten: "gue gak kuat gue udah kebelet pipis bjirr lu lama."
Ten langsung dengan santainya memainkan perannya dan juga membiarkan yangyang boker dengan tenang meskipun tentu saja Ten harus menunggu lagi untuk dapat buang air kecil. Doyoung yang hanya melihat itu pun langsung tertawa dengan tingkah keduanya sembari terhanyut dalam kesan yang lucu.
Ten: "lu lama banget, gue udah ngebet buang air kecil. Nanti gue bakal kenang di celana atau pun kaki gue."
Yang yang: "gue lagi boker makanya gua lama. Gk usah ngomong gitu lah."
Ten: "mending gue buang di mana aja sekarang dari pada gue kenang di celana atau pun kaki gue. Kan ngebet gue."
Doyoung yang mencoba untuk tidak tertawa pun terus-menerus menahan tawa.
Renjun: "Yaudah pake aja kamar mandi dalam kamar gua. Gua udah selesai."
Renjun melihat Ten yang tampak lemas di depan pintu kamar mandi dan juga langsung mengingatkan Ten tentang kamar mandi yang boleh ten gunakan. Ten tampak sangat lemas karena sudah tidak dapat lagi menahan rasa kebeletnya. Renjun pun mencoba untuk mengerti situasi Ten dan langsung ikut menjadi salah satu solusinya.
Ten: "Dari tadi kek."
Ten langsung ngibrit ke kamar mandi yang ada di dalam kamar yang juga dijadikan untuk ten gunakan. Dia sudah tidak bisa lagi menahan kebeletnya dan juga langsung masuk ke kamar mandi untuk menghindari masalah yang mungkin terjadi. Ten menjadi salah satu pemuda yang tidak bisa menahan rasa kebeletnya dan juga langsung masuk ke kamar mandi untuk dijadikan solusi dari masalahnya.
Yang yang: "lah mana tuh si Ten?"
Yang yang tidak begitu paham dan juga tetap terus mencari Ten yang saat ini sudah tidak di depan pintu mandi karena Ten sudah masuk ke kamar mandi lain agar dapat buang air kecil.
Doyoung: "elu sih sama aja leletnya."
Doyoung secara santai menceritakan bahwa yang yang juga sama leletnya dengan Ten.
Renjun: "gimana lho sama Jaehyun? Apakah kalian berarti udah gak berantem?"
Renjun dengan kebochan bersikapnya langsung menanyakan tentang Jaehyun sendiri. Hal ini membuat Doyoung menjadi kesal dan juga tidak bahas tentang Jaehyun di depannya dan mengakhiri topik Jaehyun tersebut. Renjun dengan kebochan yang dia bawa dalam diri sendiri menanyakan lagi soal Jaehyun untuk memulai topik tersebut lagi.
Doyoung sudah memanggil anak-anaknya untuk masuk sarapan dan berarti mereka dapat mulai berangkat ke sekolah hari ini.
Mereka akan pergi sekolah bersama teman-temannya dan also mama untuk hari ini karena hatinya masih sedih akan yang terjadi kemarin. Dia masih belum dapat mengontrol perasaannya dan juga belum ada semangat untuk dapat mulai melakukan keadaan apapun. Apa yang terjadi antara dia dan Jaehyun masih membayang-bayangi dalam pikirannya. Doyoung jadi menjadi sedih dan juga marah dengan sendiri. Dia juga menjadi tidak bisa mengendalikan emosinya.
Beberapa jam kemudian, Doyoung masih duduk di sofa dan juga menyusui anaknya. Dia tampak sedang melamun dan juga berpikir tentang apa yang terjadi antara dia dan Jaehyun. Dia sudah juga tak dapat membayangkan lagi tentang apa yang terjadi antara keduanya.
Doyoung langsung melihat ponselnya yang penuh dengan panggilan dan juga chat dari Jaehyun. Dia pun merusak ponselnya dengan melemparnya dengan keras sampai rusak. Dia menjadi sangat emosional dan juga marah dengan Jaehyun yang terus-menerus berusaha untuk menghubunginya. Doyoung pun menjadi sangat patah hati dan juga menangis di peluk anaknya. Ia merasa benar-benar lemas dan juga tidak berdaya saat harus mengatasi situasi ini sendirian.
Doyoung baru saja menempatkan salah satu anaknya di tempat tidur di kamarnya ketika dia mendengar ada yang mengetok pintu rumahnya tersebut dan membukanya tetapi ketika dia tahu siapa yang membukanya dia langsung menutupnya lagi tetapi tenaganya kalah jauh dengan orang yang sekarang berada di depannya.
Doyoung: "Mau apa kemari? Cewe yang kemarin sudah gak mau lagi sama kamu sampai balik keaku lagi? Maaf lagi gak mau menerima tamu. Keluar dari rumah ini!" Doyoung berseru dengan marah dan berusaha mendorong Jaehyun keluar dari rumah mereka, tapi tenaganya tidak cukup kuat untuk menghadapi suaminya yang besar dan berbadan tegap.
Jaehyun: "Saya ingin menjelaskan semuanya, mah."
Jaehyun menatap Doyoung dengan mata penuh penyesalan dan berusaha memegang tangannya, tapi Doyoung dengan tegas menarik tangannya dan berseru: "Halah, buaya! Keluar dari sini atau gua akan memanggil satpam di depan kompleks itu! Gua gak mau lagi melihat wajahlu atau bahkan mungkin gua harus bunuh lu di sini!" Doyoung berbicara dalam nada keras dan sangat marah.
Akhirnya, Jaehyun pun memutuskan untuk keluar dari rumah dan pulang dengan kesedihan di hati. Mungkin istrinya memang perlu waktu sendiri untuk memproses perasaan dan emosinya. Dia berpikiran mungkin ada yang baik dalam hatinya dan ingin berdamai, tapi siapa tahu mereka tidak akan lagi seperti dulu? Siapa tahu Doyoung tidak akan bisa benar-benar mengampuni Jaehyun dan membiarkannya lagi ke dalam rumah?
Segini dulu all
Vote comment follow
KAMU SEDANG MEMBACA
maunya kamu aja (End)
RomanceSelalu banyak hal tak terduga di hidup gue, entah itu cobaan atau masalah buat keluarga kecil gua-Kim Doyoung Saya beruntung bisa menikah dengan kamu-Jung Jaehyun I love you daddy...-Kim Doyoung I love you too baby-Jung Jaehyun Banyak ya dongnya kad...