Yamanaka Ino masih terjebak dengan perasaan masa kecilnya. Ternyata bertambahnya umur tidak meluputkan perasaannya terhadap cinta pertamanya itu.
Ditambah kepulangan sang tunggal Uchiha yang membuatnya semakin sulit menahan diri. Di satu sisi dia sangat merindukan pemuda itu, disisi lain dia tau sahabatnya Sakura sama halnya dengannya, masih mendambakan sang Uchiha.
Warning: typo, ooc, alur berantakan"Ini terlalu sulit, Sakura-chan,"
Sudut perempatan muncul di kening gadis yang dipanggil Sakura itu. Tak habis pikir dengan rekan setimnya yang selalu mengeluhkan ini itu dalam proses terapi yang dia lakukan.
"Jangan banyak mengeluh bodoh! Coba gerakan jarimu secara perlahan" gadis pink itu mengeluarkan aura yang mengerikan sambil menatap jengah pria kuning didepannya.
"Aku sedang berusaha Sakura-chan, perhatian lah sedikit kepadaku, kau ini galak sekali" Naruto menggembungkan sebelah pipinya sembari netranya memelas kepada Sakura.
"Naruto bodoh! Aku sudah cukup perhatian kepadamu, kalau bukan karena Tsunade-sama meminta ku untuk mengawasi terapimu aku tidak akan membuang waktu untuk mu!"
Naruto memelas lalu kembali mencoba menggerakkan jemarinya. Mau bagaimana lagi? Pertarungan terakhirnya dengan sulung Uchiha setimnya itu harus membuatnya kehilangan sebelah tangannya, ya walaupun lawannya juga mengalami hal yang sama. Mengingat hal itu senyuman tipis terukir di wajah tan pria itu. Sembari kembali menggerakkan tangan buatan yang dibuat khusus oleh Hokage kelima untuknya.
Sakura memperhatikan Naruto sudah mulai bisa menggerakkan telapak tangannya, gadis itu bergerak membantu Naruto yang mencoba mengangkat lengannya, "Perlahan saja, untuk terapi kali ini sebenarnya sudah cukup jika kau sudah bisa menggerakkan jarimu"
"Haha, tidak Sakura-chan. Aku harus bisa menggunakan lengan ini agar tidak selalu terjebak dalam terapi ini bersamamu"
Nampaknya Naruto memang ahli dalam memicu monster pink didepannya, "Itu terdengar seperti kau tidak suka jika harus menghabiskan waktu denganku"
"Eh, bukan begitu Sakura-chan-"
Tuk
Mendengar Sakura yang mungkin akan mengamuk, Naruto reflek mengangkat kedua lengannya kedepan, melupakan sebelah lengan buatan yang belum bisa dia gunakan dengan baik, mengakibatkan lengan buatan itu terjatuh dan terlepas dari bagian tubuhnya.
Tatapan horor dikeluarkan ninja medis itu, melihat lengan buatan itu tergeletak mengenaskan dilantai, "Apa yang kau lakukan Naruto!"
"Huah! Sakura-chan, lenganku putus!"
"Memang sudah putus dari sebelumnya, bodoh!"
Mereka terlalu asik memperdebatkan putusnya lengan lelaki itu hingga tak menyadari kehadiran orang lain di ruangan itu. Pria yang baru tiba itu menatap kedua rekannya dengan tatapan datar, seperti sudah terbiasa dengan dua makhluk berisik didepannya.
"Kalian sangat berisik seperti biasanya"
Nada datar itu menarik perhatian sepasang ninja yang sibuk adu mulut itu. Mereka menatap langsung kearah pemuda yang baru tiba itu, dua pasang netra beda warna itu melebar. Tatapan mereka mengandung banyak arti, terkejut, senang, haru dan rindu.
"Sasuke-kun!" / "Sasuke!"
Bungsu Uchiha itu memberikan senyuman tipis, berjalan mendekati kedua rekan timnya. Dia memungut lengan buatan itu lalu memberikannya kepada Sakura.
"Terapinya sampai disini dulu, Sakura"
Sakura mengambil lengan itu lalu memasukkannya lagi kedalam sebuah kotak, rona merah tak terelakan dari pipi gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You (completed)
Fanfictionpair : Sasuino ------------------ Yamanaka Ino masih terjebak dengan perasaan masa kecilnya. Ternyata bertambahnya umur tidak meluputkan perasaannya terhadap cinta pertamanya itu. Ditambah kepulangan sang tunggal Uchiha yang membuatnya semakin suli...