Eleven

312 46 12
                                    

Yamanaka Ino masih terjebak dengan perasaan masa kecilnya. Ternyata bertambahnya umur tidak meluputkan perasaannya terhadap cinta pertamanya itu.

Ditambah kepulangan sang tunggal Uchiha yang membuatnya semakin sulit menahan diri. Di satu sisi dia sangat merindukan pemuda itu, disisi lain dia tau sahabatnya Sakura sama halnya dengannya, masih mendambakan sang Uchiha.
Warning: typo, ooc, alur berantakan

Ingin rasanya pemuda berambut kelam itu melemparkan sosok didepannya kelautan pasir disana. Betapa jengkelnya dia mendengar si pirang itu tertawa terjungkal sambil mengejeknya.

"Hentikan, Naruto."

Tapi nyatanya ucapan ketus itu tidak diamini oleh sipemuda pirang. Dia tetap tertawa terbahak-bahak, "Kau lihat ketika Gaara menggenggam tangan Ino-chan? Menurut mu apa tadi Gaara sedang mengungkapkan perasaannya?" Ucapan itu begitu saja keluar dari bibirnya, masih dengan nada mengejek.

"Aku tidak peduli."

Melihat respon acuh tak acuh lawan bicaranya, Naruto semakin merasa tertarik untuk menggoda rekannya itu, "Kau yakin? Ku sarankan kau secepatnya mengungkapkan perasaan mu kepada Ino-chan, sepertinya dia belum menerima ungkapan Gaara."

Sasuke terdiam sebentar, nampak berpikir "Aku tidak pernah bilang menyukainya."

Naruto menganga, apa pemuda itu bercanda? "Lalu? Sudah jelas semua perbuatanmu menunjukkan bahwa kau menyukai Ino-chan!"

Bungsu Uchiha itu menggeleng pelan, "Aku hanya hanya penasaran dengan kemampuannya."

Gigi Naruto bergetak kala pria itu menunjukkan raut geram, tak percaya dengan jawaban singkat rekannya itu. "Jangan membohongi dirimu sendiri, Sasuke. Kalaupun kau tak menyukai Ino-chan, tapi dia masih menyukaimu! Aku bahkan membantu meyakinkan Sakura-chan saat misi agar Ino-chan bisa bergabung dengan tim kita. Dan sekarang kau bilang hanya penasaran?!" Naruto tak henti-henti menunjuk langsung kemuka Sasuke saat dia berbicara.  

Menghela nafas sebentar, kini ekspresi pemuda pirang itu sedikit melunak, "Kalau kau hanya penasaran, kau tak perlu semarah itu saat melihatnya bersama Gaara." Naruto terdiam sebentar, masih tidak menemukan ekspresi berarti dari lawan bicaranya, "Baiklah. Kau tidak menyukainya kan? Aku kaan membantu Gaara mendapatkan Ino-chan, dia benar-benar ingin memperistrinya. Seorang Kazekage membutuhkan pendamping secepatnya, lupakan soal rasa penasaran mu itu."

Sasuke tidak memberikan respon apapun terhadap ucapan beruntun dari Naruto, dia membangkitkan dirinya lalu meninggalkan ruangan itu.

Menghiraukan panggilan Naruto, dia tetap melangkah menjauh. Tidak ada tujuan, dia hanya akan berjalan-jalan sebentar untuk menghirup udara segar.

Wajahnya memang tidak mengekspresikan sesuatu yang berarti, tapi jelas dia mulai memikirkan perkataan Naruto. Sejak dulu Sasuke memang tidak tertarik dengan gadis-gadis yang selalu meneriakkan namanya saat di Akademi. Tapi dia tau betul, Ino adalah salah satu dari gadis itu. Dia selalu bersaing dengan Sakura bahkan hanya sekedar untuk duduk disampingnya.

Ah, dia mungkin benar-benar tidak menyukai gadis itu. Mungkin dia hanya penasaran dengan perubahannya, berawal dari setelan ungu yang tidak pernah terlihat lagi, hingga sikap acuh tak acuh yang terkadang gadis itu lakukan saat bersamanya.

Ya, dia hanya penasaran.

"Hahaha, aku bahkan tidak memikirkan hal itu loh, Gaara."

Tawa ceria yang sangat dikenalnya mengusik gendang telinganya, Sasuke mendekat sekedar untuk memastikan apakah itu memang gadis yang tadi sempat jadi bahan pembicaraannya dengan Naruto.

Back To You (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang