Eighteen

258 34 8
                                    

Yamanaka Ino masih terjebak dengan perasaan masa kecilnya. Ternyata bertambahnya umur tidak meluputkan perasaannya terhadap cinta pertamanya itu.

Ditambah kepulangan sang tunggal Uchiha yang membuatnya semakin sulit menahan diri. Di satu sisi dia sangat merindukan pemuda itu, disisi lain dia tau sahabatnya Sakura sama halnya dengannya, masih mendambakan sang Uchiha.
Warning: typo, ooc, alur berantakan

"Kau?! Astaga! Apa kau menerimanya?" Sakura membuka mulut kala Ino selesai menceritakan kejadian konyol tempo hari. Disamping gadis pink itu ada juga Hinata yang terlihat sama terkejutnya. Putri Hyuga itu nampak tidak bisa mengeluarkan sepata katapun.

Ino memutar bola matanya "Tentu saja tidak.", gadis pirang itu kembali menyantap dango didepannya.

Sakura menatap heran, bagaimana bisa sahabatnya itu tampak santai setelah menceritakan hal semengejutkan itu? "Kenapa kau tampak tenang, pig?"

"Lalu kau ingin aku bagaimana? Aku sudah lelah mengerang frustasi semalaman. Aku tak mau melakukannya lagi, bisa-bisa wajahku berkeriput."

Sakura hanya menghela nafas mendengar jawaban sipirang itu, sedangkan Hinata nampak mulai membuka suara, "Jadi Ino-chan menolaknya?"

"Tidak juga."

Raut kesal kini menghiasi wajah Sakura, menatap penuh emosi kearah lawan bicara didepannya, "Lalu?! Kau tidak menerimanya ataupun menolaknya, lalu apa yang kau lakukan, pig?!"

Gantian kini Ino yang memutar matanya, "Aku tidak mengatakan apapun. Shikamaru yang bilang kalau aku butuh waktu, kalau aku tau apa yang harus kukatakan untuk apa aku mengajak kalian bertemu sekarang?"

Sakura memijit pelipisnya merasa prihatin dengan keadaan sahabatnya. Tak disangka guyonannya tempo hari tentang 'Ino menjadi nyonya Kazekage' hampir menjadi kenyataan.

"Lalu? Bagaimana sebenarnya perasaan Ino-chan terhadap Kazekage?" Hinata menatap penuh minat, menanti jawaban dari Ino.

"Entahlah, kurasa dia pria yang baik. Aku pernah berbincang santai dengannya, dia bukan lawan bicara yang buruk sebenarnya." Ino kembali mengingat-ingat saat dia pernah bercengkrama dengan Gaara, pria itu merespon setiap celotehnya walau hanya seadanya, setidaknya dia tidak mengabaikannya.

Sakura menatap Ino sangsi, "Bukan lawan bicara yang buruk katamu? Kau lihat wajah datarnya itu? Aku yakin dia tak jauh beda dengan Sasuke-kun."

"Tapi walaupun begitu kau menyukainya kan? Dan tak henti mengajaknya berbicara walau kau pikir pria seperti mereka adalah lawan bicara yang buruk."

Sakura terdiam mendengar jawaban sarkas dari Ino. Ya memang benar dia tak pernah letih untuk mengajak bungsu Uchiha itu berbicara walau selalu saja terabaikan.

"Omong-omong, bagaimana kencanmu dengannya? Terakhir kau katakan kalian pergi kencan kan?" Jujur sebenarnya Ino sangat tidak peduli, tapi dia cukup penasaran. Melihat respon Sasuke saat mengantarnya pulang malam itu, entah mengapa dia jadi agak sangsi.

"Ten— tentu. Kami pergi ke tepi danau didekat kuil." Hanya jawaban itu yang dapat Sakura berikan. Biarlah dia tetap menganggap itu kencan, kencan dengan Naruto diantara mereka.

Hinata sendiri pun nampaknya tidak percaya, dia ragu dengan jawaban yang diberi Sakura. Hinata masih ingat bagaimana Sasuke selalu memperhatikan gerak gerik Ino, dan Hinata rasa Sasuke terlalu cuek untuk memperhatikan dua gadis sekaligus.

Back To You (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang