Twenty two

249 29 8
                                    

Yamanaka Ino masih terjebak dengan perasaan masa kecilnya. Ternyata bertambahnya umur tidak meluputkan perasaannya terhadap cinta pertamanya itu.

Ditambah kepulangan sang tunggal Uchiha yang membuatnya semakin sulit menahan diri. Di satu sisi dia sangat merindukan pemuda itu, disisi lain dia tau sahabatnya Sakura sama halnya dengannya, masih mendambakan sang Uchiha.
Warning: typo, ooc, alur berantakan


Ino menganga sempurna, dihadapannya ada sahabat pink-nya serta si pirang Naruto dengan tampang malu-malu mereka. Sakura tersipu dengan dan tersenyum sedangkan Naruto menyengir salah tingkah dengan tangan menggaruk rambut pirangnya.

"Apa kalian serius? Apa aku harus membolos kerja lagi karena mendengar omong kosong dari kalian? Oh, ya Tuhan! Awalnya kalian datang secara terpisah. Sekarang kalian berdua dengan tangan bertautan datang menyampaikan omong kosong kepadaku."

Sebenarnya Ino ingin berceloteh lebih panjang dari ini, tapi rasa lelah akan pekerjaannya dan lelah menghadapi kedua orang didepannya ini menghentikan niatannya.

"Tidak, pig. Kami sudah memikirkannya, lagipula kita sudah cukup dewasa kan? Ini hal yang wajar jika akhirnya aku akan menyampaikan hal seperti ini kepadamu."

Ino memutar matanya saat mendengar penjelasan Sakura, "Hal yang yang wajar jika itu orang lain. Kau datang bersama Naruto, Jidat!"

Naruto yang disebut-sebut mendengus, "Kami benar-benar sudah memikirkannya, Ino-chan. Aku juga sudah berbicara dengan Kakashi-sensei, dengan orang tua Sakura-chan pun begitu."

Ino semakin membolakan matanya tak percaya mendengar sudah sejauh apa kedua temannya itu.

"Tuan Uzumaki, Nyonya Haruno, yang kalian bahas ini pernikahan. Apa kalian sudah cukup yakin? Ayolah kita masih cukup muda untuk ini!"

Naruto hendak membuka mulut lagi sebelum dihentikan oleh Sakura, mengatakan bahwa dirinya lah yang akan menjelaskan kepada gadis pirang itu. Naruto yang mengerti maksud dari gadisnya itu hanya mengangguk lalu menjauh dari kedua sahabat itu, memberikan ruang untuk mereka berbicara.

"Aku tau kau mengkhawatirkan ku, pig. Dan aku sangat senang mengetahui hal itu, aku benar-benar sudah memikirkannya. Bahkan Naruto sendiri yang datang kepada orangtuaku, kau lihat kan bagaimana dia sekarang?"

Ino yang sejak tadi memasang wajah masam belum menyahuti Sakura, dia mengikuti arah pandang sahabatnya itu. Ya, Naruto memang terlihat lebih dewasa sekarang. Tubuhnya tinggi dan tegap, rambut pirangnya yang dulu terlihat jabrik pun sudah dipotong lebih pendek, dan jangan lupakan cara berpakaian pria itu, baju lengan panjang berwarna hitam serta celana oranye kesukaannya. Ah, benar-benar menggambarkan pria dewasa.

Sakura yang menyadari arah pandang Ino kembali membuka suara, "Bukan hanya penampilannya. Sebenarnya dia juga sudah tidak sekonyol sebelumnya, bahkan terkadang dia terlihat sangat dewasa dan tenang dalam keadaan tertentu."

"Kalau kau sudah bilang seperti itu aku bisa apa?" Ino menghela nafas kemudian tersenyum tipis, "Selamat untuk kalian. Aku tak menyangka kau yang akan lebih dahulu menikah, padahal aku jelas-jelas lebih terlihat menarik darimu."

Sakura mendengus kesal tapi kemudian tertawa dan diikuti sahabat pirangnya.

"Berikan aku pelukan, aku akan benar-benar menjadi nyonya Hokage!"

"Sialan kau Jidat!"

Pun demikian Ino tetap memeluk sahabatnya itu. Yah mungkin memang sudah waktunya bagi mereka, Ino juga tau pasti bahwa Naruto adalah pria yang bertanggung jawab. Dia yakin pria itu akan membuat sahabatnya ini bahagia.

Back To You (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang