Twelve

341 49 13
                                    

Yamanaka Ino masih terjebak dengan perasaan masa kecilnya. Ternyata bertambahnya umur tidak meluputkan perasaannya terhadap cinta pertamanya itu.

Ditambah kepulangan sang tunggal Uchiha yang membuatnya semakin sulit menahan diri. Di satu sisi dia sangat merindukan pemuda itu, disisi lain dia tau sahabatnya Sakura sama halnya dengannya, masih mendambakan sang Uchiha.
Warning: typo, ooc, alur berantakan

Pada akhirnya mereka pulang secara terpisah. Karena Hokage masih ada urusan dinegri pasir itu, Ino pulang  lebih dulu bersama Shikamaru. Sedangkan Naruto dan Sasuke akan menyusul bersama Hokage. Ya, Ino tidak berharap akan kembali bersama pria itu. Tidak tidak, dia sungguh tidak berharap.

Sekembalinya dia dari Suna Ino kembali disibukkan dengan pekerjaannya. Sudah hampir seminggu sejak dia kembali, selama itu pula Ino tidak melihat Sasuke.

"Lagian untuk apa aku melihatnya?" Bergumam malas, Ino kembali berkutat dengan tumpukan kertas didepannya. Beberapa hari ini tidak ada masalah yang berarti, hanya tumpukan kertas ini yang menjadi pekerjaannya. Ditambah dia sempat libur lima hari membuat kertas-kertas ini semakin terlihat menumpuk saja.

"Pig!"

Pintu itu terbuka secara tiba-tiba dan menampilkan Sakura sebagai pelaku pembukaan paksa pintu ruangannya.

"Ketuk jidat, ketuk." Ino menatapnya malas kemudian langsung mengalihkan tatapannya kembali ke kertas ditangannya.

Sakura tertawa kecil, "Ini sudah jam makan siang. Aku sudah jauh-jauh kesini, ayo istirahat dulu."

Mereka memang sering melakukan hal ini. Beberapa kali dalam seminggu Sakura dan Ino akan secara bergantian untuk datang keruangan masing-masing hanya sekedar untuk makan siang bersama, ditambah sekalian bertukar gosip.

Karena sudah hafal akan maksud si gadis pink, Ino bergegas membereskan mejanya lalu berjalan mendekati sahabatnya itu, "Ayo kekantin."

Ino berjalan diikuti Sakura disampingnya. Beberapa kali mereka tertawa kala mendapat sesuatu yang lucu dari cerita mereka. Sesekali juga mereka menjawab sapaan dari beberapa orang.

"Kau mau makan apa pig?"

"Salad dan jus jeruk" Ino mendudukkan dirinya disalah satu kursi ditempat itu dan Sakura yang pergi untuk memesankan makanan untuk mereka.

Ini menatap sekeliling yang cukup ramai, wajar saja, ini jam makan siang. Apalagi kantin ini berdekatan dengan kantor dua divisi sekaligus.

"Bagaimana misimu di Suna? Aku tak menyangka kau akan mengambil misi lagi secepat itu. Bahkan belum seminggu sejak kita kembali." Sakura tiba dan langsung duduk didepan si pirang.

"Tidak masalah. Daripada disebut misi itu sebenarnya lebih mirip dengan jalan-jalan, aku hanya mengecek saja lalu berkeliaran disekitar rumah kaca." Benar kan? Ino bahkan tidak merasa lelah sama sekali sejak dia kembali dari Suna.

Sakura mengangguk mengerti, "Lalu bagaimana dengan luka dibahu mu? Itu tidak menggangu aktivitas mu disana?"

Ino memegang bahunya yang sempat tertusuk, memang lukanya masih terlihat merah tapi sama sekali tidak menimbulkan rasa nyeri. Ino pun yang mendengar pertanyaan Sakura mengedikkan bahunya acuh tak acuh, "Sama sekali tidak, Jidat. Sudah kubilang, bahkan pekerjaanku selesai dalam sehari. Sisanya aku hanya berkeliaran tanpa arah dan sesekali mengekori Shikamaru."

Back To You (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang