Nineteen

333 41 15
                                    

Yamanaka Ino masih terjebak dengan perasaan masa kecilnya. Ternyata bertambahnya umur tidak meluputkan perasaannya terhadap cinta pertamanya itu.

Ditambah kepulangan sang tunggal Uchiha yang membuatnya semakin sulit menahan diri. Di satu sisi dia sangat merindukan pemuda itu, disisi lain dia tau sahabatnya Sakura sama halnya dengannya, masih mendambakan sang Uchiha.
Warning: typo, ooc, alur berantakan

Pria disampingnya masih terdiam setelah sepuluh menit yang lalu menariknya paksa dan membawanya berjalan-jalan tanpa tujuan. Jujur ia sangat canggung dengan keheningan ini.

Lalu kenapa tidak dia saja yang membuka pembicaraan? Biasanya juga dia tidak akan segan-segan untuk sekedar memberi pria itu pukulan.

Oh tentu saja dia ingin melakukan itu, tapi kejadian berhari-hari yang lalu masih terasa segar diingatannya. Ditambah sudah beberapa hari juga dia tidak berinteraksi dengan pria ini.

"Kau ingin makan siang kan, Sakura-chan? Ingin makan ramen?"

Sakura melirik sekilas kearah Naruto yang akhirnya mengajaknya berbicara, pria itu terlihat mengalihkan pandangannya. "Um tidak. Kurasa aku akan makan dikantin rumah sakit saja."

Naruto yang mendengar itu hanya mengangguk mengiyakan, membuat gadis disebelahnya semakin merasa canggung. Tak biasanya pria itu langsung setuju, bukankah harusnya dia menolak lalu memaksa Sakura ikut bersamanya?

Sakura sudah merasa agak jengkel sekarang. Kalau pria itu menyerah begitu saja lalu kenapa tadi dia begitu memaksa?

Oh coba dia ingat lagi, tadi dia hendak menemui Ino untuk makan siang bersama sekaligus bertukar cerita. Kemudian entah ada angin apa Naruto malah lebih dahulu keluar dari gedung itu dan mengatakan Ino sangat sibuk, lalu memaksanya untuk makan siang bersama pria itu. Lalu? Apa yang ia dapati sekarang? Naruto setuju saja saat dia mengatakan ingin makan sendiri?

"Sakura-chan, kau ingin berjalan sampai kapan? Jalan menuju rumah sakit semakin jauh."

Benar. Dia malah mengikuti iringan jalan Naruto sampai didepan kedai ramen favorit pria itu. Kemana konsentrasi mu Sakura?

"Ah, aku melamun. Akan sangat terlambat jika aku kembali sekarang, aku akan makan bersama mu." Mendahului Naruto, Sakura terlebih dahulu masuk dan memesan ramennya. Menyisakan kebingungan dikepala pirang pria itu.

Sakura merasakan kursi disampaikan bergerak, menandakan pria itu menyusul duduk disampingnya. Bisa dilihat sifat cerewet pria itu belum juga muncul, itu jelas membuatnya sangat tidak betah.

Seolah tak mau mengalah, gadis musim semi itu tetap diam tidak ingin mengajak pria itu terlibat percakapan lebih dahulu. Dia tetap bungkam sambil melihat Ayame menyiapkan ramennya.

Sebenarnya makan ramen disiang hari bukan pilihan yang tepat bagi Sakura, apalagi jika itu menggantikan makan siangnya. Dan harusnya dia langsung kembali saja kerumah sakit saat menyadari gelagat aneh pria disampingnya ini, bukannya malah mengatakan bahwa dia akan makan bersama pria itu.

Ia menatap ramen yang baru disajikan didepannya, aroma khas dari makanan itu masih meluap melalui asap yang terlihat masih mengepul diatasnya.

"Selamat makan!"

Wah yang benar saja, Naruto berucap demikian dengan semangat penuh. Dia memakan ramennya seperti biasanya, dia mengatakan "Selamat makan!"  seperti biasanya juga.

Back To You (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang