Nine

327 51 7
                                    

Yamanaka Ino masih terjebak dengan perasaan masa kecilnya. Ternyata bertambahnya umur tidak meluputkan perasaannya terhadap cinta pertamanya itu.

Ditambah kepulangan sang tunggal Uchiha yang membuatnya semakin sulit menahan diri. Di satu sisi dia sangat merindukan pemuda itu, disisi lain dia tau sahabatnya Sakura sama halnya dengannya, masih mendambakan sang Uchiha.
Warning: typo, ooc, alur berantakan

"Kau yang memaksaku memasukkannya kedalam misi ini. Tapi bahkan memastikannya tak terluka saja kau tak bisa, apa kemampuan mu mulai menumpul, Sasuke?"

Ucapan Kakashi terus menggema dikepala Sasuke. Pasalnya setelah mengetahui kedua gadis itu terluka, Kakashi melontarkan kalimat keraguan kepada Sasuke dan Naruto.

Kakashi tidak marah, tidak. Dia sangat amat mewajarkan jika didalam misi Shinobi mendapatkan luka. Namun sebelumnya dia sudah mewanti-wanti Sasuke bahwa Ino sudah tidak menerima misi sulit seperti itu lagi darinya, Ino hanya akan menerima ajakannya untuk rapat jika diperlukan dan pergi ke desa yang tidak terlalu jauh untuk misi kecilnya. Gadis pirang itu sudah termasuk sebagai pemimpin suatu Divisi, tentu saja tak layak baginya jika dia harus diberi misi sedangkan dia punya banyak bawahan yang siap untuk disuruh kapanpun.

Sebuah keuntungan dia mau menerima misi itu karena alasan sepele. Tentu saja benar kata gadis itu, dia bisa mengirimkan orang dari Divisinya jika memang ninja sensorlah yang mereka mau, dia tak harus langsung turun tangan.

Namun atas permintaan 'pribadi' Sasuke, dengan alasan 'ingin melihat kemampuannya'  Kakashi pun terpaksa meminta gadis itu untuk ikut misi tim 7 dengan syarat Ino harus kembali tanpa luka apapun karena dia banyak pekerjaan yang harus dilakukan didesa.

Dalam kasus Naruto sendiri, pemuda itu selalu berkata menyukai Sakura dan tak pernah jera mengajak gadis itu berkencan. Namun Kakashi mengatakan bahwa Naruto tidak bersungguh-sungguh dengan ucapannya karena dia terlihat tidak serius dalam melindungi gadis itu.

Maka disini lah mereka sekarang, dua pemuda berbeda warna rambut itu terduduk lunglai ditepi danau. Masing-masing dari mereka benar-benar terpukul telak atas penghinaan Kakashi, bukan karena mereka menyangkal perkataan Hokage itu, malah mereka merasa membenarkan kalimat sang Hokage dan mulai meragukan kemampuan mereka.

"Kakashi-Sensei benar-benar membuatku frustasi!" Naruto mengacak rambut pirangnya kasar, saat dia kembali ke desa malam itu dan mendapat perkataan menohok dari Kakashi dia tidak bisa tidur semalaman karena uring-uringan.

"Kenapa kau tak melarang Ino menyusul ku?" Ya! Jika Ino tidak menyusulnya waktu itu, gadis itu pasti tidak akan tertusuk oleh ahli pedang sialan itu.

"Mana aku tau! Lagi pula dia memintaku untuk menjaga Sakura" Naruto melemparkan sebuah batu kecil ketengah sungai.

Sasuke menatap air yang tadinya tenang itu kini terusik karena kelakuan pemuda disampingnya, "Lagipula bagaimana bisa kau membiarkan Sakura terkena racun?"

Naruto menoleh menatap Sasuke sinis, "Itu terjadi begitu cepat, aku sibuk dengan pria besar itu. Kau sendiri? Bisa-bisanya kau membiarkan Ino-chan tertusuk pedang! Bagaimana jika yang tertusuk adalah jantungnya? Sakura-chan sedang terluka saat itu, tidak ada ninja medis di desa itu dan bisa saja nyawa Ino-chan terancam"

Sasuke langsung menoleh cepat kearah Naruto, tatapannya menajam menatap si pirang seolah-olah siap membunuhnya saat itu juga.

"A-apa? Benarkan kataku!" Walaupun merasa agak ngeri, Naruto tetap menatap garang si bungsu Uchiha.

Sasuke menghela nafas lalu kembali menatap danau, "Hn, sudalah"


Naruto kembali uring-uringan, melempari batu-batu kecil ke danau secara brutal "Bagaimana ini Sasuke?! Aku benar-benar tidak tenang. Apa aku pantas untuknya jika menjaganya saja aku tidak bisa?!"

Back To You (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang