Hai, hai aku kembali lagi!!!
Jangan lupa tinggalin jejak kalian dengan votment yaw🤗
Ehek, selamat membaca❤️***
Kringgg!!!
Kringgg!!!
Suara alarm berhasil membuat cowok yang sedang tidur mulai terusik. Ia melenguh pelan lalu meraba meja nakasnya. Ketika suara itu sudah tak terdengar lagi, ia mencoba untuk bangun dan mengucek matanya. Sudah pukul enam pagi.
Baginya ini sudah termasuk kesiangan karena biasanya ia bangun lebih awal sebelum alarm berbunyi.
Cowok itu menarik nafas panjang sebelum akhirnya ia beranjak dari tempat tidur untuk membuka gorden. Ia menatap ke arah luar jendela. Matahari pagi menyambutnya dengan hangat.
"Biasanya Mama selalu bangunin gue lebih awal, buat sholat subuh."
Tanpa pikir panjang, Alfan segera beranjak ke kamar mandi. Ia tak ingin telat seperti kemarin.
Hanya membutuhkan waktu lima belas menit Alfan sudah siap dengan seragamnya. Ia memasukkan buku-buku pelajarannya ke dalam ransel. Setelah selesai ia pun meraih kunci mobil dan jaket navy yang baru ia keluarkan dari lemari.
Menuruni tangga untuk menuju meja makan. Kosong. Tidak ada siapapun di sana. Biasanya pagi-pagi sekali Priska sudah menyiapkan sarapan untuknya, menyambutnya dengan hangat dan tidak mengizinkannya pergi sebelum makan. Tapi kali ini berbeda. Semuanya hilang dalam sekejap mata.
Tidak ada sang Mama. Tidak ada sarapan. Juga tidak ada sapaan dan pelukan hangat yang menyambutnya.
"Alfan."
Cowok dengan jaket navy itu menoleh ke arah sumber suara.
"Kamu mau ikut sarapan bareng Papa di luar?" tawar David. Pria paruh baya itu sedang kesusahan memakaikan dasi sambil menuruni tangga.
"Nggak Pa, takut gak keburu," kata Alfan.
"Ya, sudah. Besok Papa akan suruh Bi Nina dateng lebih pagi buat siapin sarapan," ujar David.
"Terserah Papa aja deh," dilanjut menyalimi Papanya. "Alfan berangkat dulu"
Alfan keluar dari rumah hendak menuju parkiran. Nampaknya di sana sudah ada Pak Toni yang sedang memanaskan mobilnya.
"Pagi Pak," sapanya hangat.
Pak Toni pun membalasnya dengan senyuman ramah. "Pagi Den, mobilnya sudah siap."
"Hatur nuhun ya, Pak. Kalo gitu Alfan berangkat dulu."
Cowok itu menyalimi Pak Toni sama seperti apa yang ia lakukan pada Papanya tadi.
"Kayaknya seru kalo gue jemput Naira?" pikirnya.
Alfan pun mengemudikan mobilnya menuju rumah Jenna. Untung saja ia masih ingat jalan menuju rumah cewek itu setelah kemarin mengantarnya. Semoga saja Jenna belum berangkat. Lagi pula ini masih terbilang pagi untuk ke sekolah.
Alfan memang lebih sering berangkat pagi sebelum yang lain datang. Cowok itu terlalu rajin dalam hal keberangkatan. Sayangnya kemarin ia kesiangan karena semalaman tak nyenyak tidur. Itu adalah momen paling bersejarah baginya. Telat dan dihukum. Tapi tak apa. Karena sekalinya ia telat bisa berbarengan dengan Jenna. Cewek yang dia suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL ABOUT ALFANO
AcakAlfano Ravindra. Sosok cowok ramah yang menyukai cewek sejutek Jennaira. Disaat sang Mama terbaring koma di rumah sakit, disaat itu juga Alfan harus merelakan Papanya. Papa yang rela menikah lagi demi bentuk pertanggung jawaban atas perbuatannya dul...