"WOY JANGAN KABUR LO!"
Teriakan itu berhasil mengalihkan atensi mereka berdua.
Alfan segera menyembunyikan Jenna di belakang tubuhnya. Cowok dengan rambut yang sudah berantakan itu menatap tajam anggota Vagos. Ia berjalan beberapa langkah untuk memperminim jaraknya.
Salah satu anggota Vagos itu berdecih dan memandang remeh. "Siapapun lo, lo udah ngebantu Crash'eem dan ngerusak ketenangan tawuran kita."
"Siap-siap setelah ini lo bakal jadi inceran VVagos.
"Gue?—"
Alfan menunjuk dirinya sendiri. Lalu tersenyum puas.
"Gak peduli," sambungnya.
Setelah dikira jarak mereka sudah dekat, tanpa aba-aba lagi Alfan langsung menggendong tubuh Jenna dan menggunakan kakinya untuk menendang sang lawan. Jenna yang terlanjur terkejut pun hanya bisa pasrah dan memejamkan matanya sambil berpegangan erat pada leher Alfan. Dari sana ia mulai tahu, jika Alfan mempunyai aroma teh.
Setelah semua anggota Vagos tersungkur, Alfan yang mempunyai kesempatan pun langsung menurunkan Jenna dan memberi bogeman-bogeman mentah hingga mereka benar-benar tumbang.
"You okay?"
Sebenarnya Jenna masih deg-degan dengan adegan tadi. Tapi ia berusaha mengangguk.
"Kita balik ke tempat awal," ujar Alfan yang langsung menggenggam tangan Jenna.
Tidak, seharusnya Jenna risih bukan? Tapi entah kenapa ia seakan tak bisa menolak genggaman Alfan.
Sudah dua minggu sejak Alfan mengatakan suka. Sejak saat itu pula Jenna selalu menghindar. Ia tidak ingin terlibat cinta apalagi sampai menggantungkan perasaan seseorang. Tetapi nyatanya tidak segampang yang ia bayangkan untuk terlepas dari sosok Alfan.
Cowok itu selalu muncul di mana-mana.
Berbeda dengan respon Jenna yang terkesan cuek, Alfan selalu menunjukkan sikap ramahnya. Cowok berjaket navy itu seakan lupa dengan perkataannya yang lalu. Dan bersikap seperti hari-hari biasanya di depan Jenna dan yang lainnya. Apa mungkin cowok itu hanya main-main dengan ucapannya? Tapi kenapa di mata Jenna, Alfan seolah-olah bersikeras untuk mengejarnya? Atau mungkin cowok itu hanya penasaran semata?
Entahlah, cowok itu selalu membuat Jenna berpikir keras.
"Mending lo bawa mereka ke rumah sakit deh." Alfan melemparkan kunci mobilnya.
Dengan sigap Varo langsung menangkapnya.
"Kenapa lo bant—"
"Gak usah diperpanjang. Gue cuma kasihan aja kalo sampe nama lo dicoret dari keluarga Ravindra."
"Asal lo tau, bokap lo itu gak suka yang namanya anak motor, gangster atau sejenisnya. Dia lebih suka punya anak yang berpendidikan, bermoral dan berwawasan tinggi. Gak berandal kayak gini."
Varo menggenggam erat kunci yang baru saja adik tirinya berikan. Sebuah percikan api berhasil muncul dari dalam diri. Jika saja hari ini Alfan tidak membantunya, mungkin cowok itu sudah mendaratkan bogeman di sana.
"Ekhem, sorry bro, yang barusan itu gue cuma ngingetin. Santai aja, man."
Alfan menepuk pelan pundak sang kakak. Setelah itu ia berlalu bersama Jenna yang masih digenggamnya.
.
."Makasih."
Alfan menoleh. Cowok berjaket navy itu menatap cewek yang berjalan di sampingnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALL ABOUT ALFANO
RandomAlfano Ravindra. Sosok cowok ramah yang menyukai cewek sejutek Jennaira. Disaat sang Mama terbaring koma di rumah sakit, disaat itu juga Alfan harus merelakan Papanya. Papa yang rela menikah lagi demi bentuk pertanggung jawaban atas perbuatannya dul...