Bab 9 : Panggilan Kesayangan?

27 7 5
                                    

Jenna dan Karin kini sedang duduk di halte sekolah untuk menunggu kedatangan taksi onlinenya. Tapi tak lama, seseorang dengan motor sport hitam berhenti di depan mereka.

"Hai." sapa seseorang tersebut.

Karin tersenyum sumringah setelah melihat sosok dibalik helm full face itu. Ia berdiri lalu menghampirinya.

"Atlas? Kamu ngapain di sini?" tanyanya.

"Mau jemput princess aku," jawab cowok itu dengan senyuman.

Karin tersipu, lalu membalikkan badan.

"Jennai.."

"Ya udah, sono." Jenna yang sudah terlebih dulu peka, hanya bisa mengiyakan.

"Ehehe, maacih Jennai ku sayang. Gue duluan ya, bye-bye!" seru Karin dan langsung menaiki motor sport milik Altas.

Sebelum pergi, Atlas sengaja mengklakson motornya. Dan dibalas deheman oleh Jenna.

Ting!

Jenna membuka layar handphonenya yang berdenting.

Maaf neng, cancel aja
Mobilnya tiba-tiba mogok

Jenna melotot, kemudian menghembuskan nafasnya kasar. Terpaksa ia harus memesan ulang taksi onlinenya. Alhasil, ia juga harus menunggu lebih lama lagi. Tapi belum sempat memesan, handphone milik Jenna mati. Ah sial, ia lupa kalau tadi baterai handphonenya lowbet.

"Gak papa sumpah, gak papa," gumamnya seraya tersenyum paksa.

Mungkin jalan satu-satunya untuk pulang hanya dengan menunggu angkutan umum lewat di sekitar sini. Cewek itu pun berdiri seraya menggendong tasnya.

"Eh Naira, lo gak pulang?"

Pertanyaan itu muncul dari seseorang yang kepalanya menyembul dari dalam mobil, yang berhenti tepat di depan Jenna.

"Kagak, nginep gue," jawabnya ketus.

Seperti biasa, Jenna dengan sifat juteknya.

"Oh gue tau. Lo pasti lagi nunggu gue kan biar bisa bareng?" cowok itu, Alfan lagi-lagi tersenyum tengil.

Jenna hanya melirik sekilas, lalu fokus pada jalanan.

"Buset, nih cewek jutek bener, Dhi" bisik Arya pada Ardhi yang berada di kursi pengemudi.

"Bawaan dari orok kali," celetuk Ardhi

"Udah, mending balik bareng kita aja. Ini udah sore, kalo lo diculik om-om kan berabe," ujar Alfan.

"Gak usah, duluan aja."

"Gak papa Jenn, lo pasti butuh tumpangan kan?" kini giliran Arya menyahuti.

"Iya, sekolah udah mulai sepi tuh," Ardhi menambahi.

Jenna menimang-nimang tawaran itu, ia memang butuh tumpangan. Karena angkot di sore hari mungkin jarang lewat sini. Terlihat sedari tadi Jenna tak mendapati angkot satupun yang lewat. Tapi disisi lain ia juga gengsi. Pasalnya, Jenna sudah bersikap cuek ke semua cowok dan tidak pernah menerima ajakan pulang bersama siapapun. Apa kata Karin nanti jika ia pulang dengan tiga cowok sekaligus? Cewek itu pasti akan berteriak kegirangan dan berfikir macam-macam.

ALL ABOUT ALFANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang