"Cupu banget anak motor tapi ga minum kopi, pasti lambung lu lemah noob banget" ejek Vian
Zee yang sudah geram dengan tingkah laku Vian langsung menenggak secangkir espresso yang Vian pesan.
"Udah kan, sekarang bilang mau lu apa" ucap Zee
"Buru-buru banget sih lo, mau kemana emang. Gw cuma mau ajak ketemuan santai doang, gabut banget nih gw. Gimana kalo kita main game dulu?" ajak Vian
"Kalo lu gaada kepetingan apa-apa, gua balik dulu" ucap Zee, lalu berdiri
Saat hendak berdiri, otot Zee terasa sangat kaku sehingga tak bisa bergerak.
"Vian tai, lu taro apa di minuman gua" bisik Zee karena badannya mulai melemas dan kesadarannya mulai hilang.
Tidak lama kemudian Zee terjatuh, dan membuat orang-orang yang ada disana melihat ke arah Zee. Vian melihat hal itu tersenyum dan mendatangi Zee kemudian menggendongnya.
"Maaf sayang aku ajak kamu keluar padahal kamu lagi sakit, kita pulang sekarang ya. Semuanya saya minta maaf ya, pacar saya lagi sakit" ucap Vian sambil menggendong Zee yang sudah mulai kehilangan kesadarannya.
Flashback On
Pukul 8.30 malam, Vian sudah sampai di cafe terlebih dahulu dan memesan 1 gelas espresso dan 1 gelas americano.
20 menit kemudian, pelayan mengantarkan minumannya, Vian langsung memasukkan obat bius ketamin kepada espresso yang akan diberikan kepada Zee.
Sambil menunggu Zee datang, Vian meminum minumannya
Flashback Off
Setelah pergi dari cafe itu, Vian memasukkan Zee yang sudah tak sadarkan diri ke dalam mobilnya dan pergi ke pabrik kosong yang berada sekitar 30 menit dari cafe itu.
Vian sangat terburu-buru karena efek dari obat bius itu tidak terlalu lama. Sesampainya di pabrik kosong, Vian mengendong Zee kedalam.
"Pegel tangan gw gendong lu" ucap Vian
Di pabrik kosong itu, Vian meletakkan Zee di lantai kemudian mengikat tangan Zee dengan rantai besi yang sudah ia sangkutkan ke tiang sehingga membuat Zee terduduk. Setelah dirasa cukup kencang, Vian menggemboknya kemudian pergi.
Setelah beberapa menit, Zee kemudian tersadar dari pengaruh obat bius itu. Dan tidak lama kemudian Vian datang sambil membawa beberapa barang.
"Cepet banget lu sadar" ucap Vian
"Bacot" jawab Zee singkat
"Galak amat bro" ucap Vian lalu menyusun bawaannya
"Lu sebenernya mau apa si Vian? Mau bunuh gua yaudah sini cepetan bunuh, gua juga udah muak hidup mending gua mati" ucap Zee
"Gamau, gw gamau bunuh lo. Kan udah gw bilang kalo gw gabut, jadi gw butuh mainan dan lo bakal jadi mainan gw, seru kan? Nanti gw bebasin lo dan ga bakal muncul di hadapan lo lagi kok tenang aja. Jadi nikmatin permainan ini dulu ya" jawab Vian
"Serah lo dah Vian" ucap Zee malas
"Nih gw baik jadi gw kasi tunjuk alat permainannya dulu, di level 1 ada kayu, level 2 cutter, level 3 besi dan yang terakhiiiiir piso. Cepet kan cuma 4 level, rencananya sih mau gw tambah tapi cari alat baru dulu" ucap Vian
"Gila lu ya Vian" ucap Zee
"IYA GW GILA GARA-GARA LO" teriak Vian
"HAHAHAHA BARU TAU ADA ORANG GILA YANG NGAKU GILA, GWS YA" ucap Zee yang tak kalah kencang
Vian mendengar perkataan Zee menjadi sangat geram kemudian mulai memukuli Zee dengan tongkat kayu.
"Cowo kok lemah banget, padahal udah mukul pake tongkat kayu tapi masih ga berasa sakitnya" ejek Zee membuat emosi Vian semakin memuncak
"BISA DIEM GA" ucap Vian lalu memukul perut Zee dengan keras
"Oke, karena udah malem kita lanjut besok" lanjut Vian lalu mematikan semua lampu dan pergi meninggalkan Zee sendirian di pabrik
Mau tidak mau Zee harus tidur sambil berlutut karena tangan kiri dan kanannya diikat dengan rantai besi sehingga tangannya terangkat dan tidak bisa digerakkan.
Keesokan harinya pada malam yang gelap, Vian kembali datang dengan membawa sepotong roti dan lakban.
"Kebo juga lo" ucap Vian melihat Zee yang tertidur
Dengan paksa Vian membuka mulut Zee sehingga membuatnya terbangun. Kemudian Vian langsung menyumpal mulut Zee dengan roti dan melakban mulutnya.
"Azizi Asadel, lo harusnya bersyukur diculik sama gw karena gw baik banget. Udah ngasi makan lo dan bahkan jelasin ke lo rencana gw. Mood gw lagi bagus banget hari ini, dan biar mood gw ga dirusak sama lo makanya gw lakban mulut lo pinter bet gw ya. Udah gausa lama-lama kita lanjut ke level 2 soalnya gw udah rada bosen dari tadi" ucap Vian kemudian langsung mengambil cutter dan mulai menyayat tubuh Zee
Tentunya Zee hanya bisa diam karena tangannya dirantai dan mulutnya di lakban, bahkan roti yang diberikan Vian tadi belum tertelan oleh Zee.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Broken - Zee
FanfictionZee, ditinggalkan kedua orang tuanya saat berumur 10 tahun dan hidup sendirian. Ia bertahan berkat dukungan kedua kakak kelasnya dan seorang anak yang dianggap keluarganya sendiri. Sampai akhirnya dia bisa bahagia Tetapi akankah itu bertahan lama? ...