Chapter 29

1 0 0
                                    

Sial kami terlambat! Biasanya bibi akan membangunkan ku saat subuh. Tapi, karena hari ini orang-orang idiot ini menginap, dan kami bergadang hingga jam 1 malam, membuat kami terbangun jam setengah tujuh.

Tapi, untung saja hari ini hanyalah pengumuman pemenang lomba dan pembagian rapot. jadi seharusnya penjagaan sekolah tidak akan ketat.

"Halo wakil ketua~ aduh, enak banget ya di kawal 3 orang"

"Halo ketua~ senganggur apa sih kamu sampe berdiri didepan gerbang?"

Dan boom, secara tiba-tiba aku merasakan sakit di tulang keringku. Aku meringis kesakitan karena hal ini.

"K-ketua....menendang tulang kering itu curang tahu...."

"Oh iya kah? Lebih curang mana yang sama orang yang ngegantung perasaan perempuan..."

Aku tidak bisa berkata apa-apa. Jurus andalan setiap kali aku berdebat kini telah bertambah, meski ada sedikit perbedaan dalam hubungan kami, tapi pertengkaran kecil ku dan dia tidak hilang.

"Lagian kenapa kalian bisa terlambat?"

"Kalau itu sih, kami bergadang hehe"

"Hehe palamu, aku kan dah bilang ke kalian jangan bergadang! Bandel amat sih kalian. Rei, kamu bantuin aku sekarang."

Dia menarik ku dan membawaku entah kemana. Dia ini masih pagi udah semangat ya. Apa dia ketularan Otto? Atau dia memang seperti ini. Argh, aku tidak akan pernah mengerti perilaku orang kaya.

"Jadi, mana barang yang harus dibawa?"

"....gak ada"

Alya terlihat tersipu saat memberikan gantungan kunci padaku. Gantungan yang berbentuk penguin itu terlihat sama persis dengan gantungan yang ada di casing ponsel Alya.

"I-ini hadiah pertama dariku, aku bingung harus beli apa buat kamu! Di satu sisi aku pengen serasi sama kamu, disisi lain juga aku pengen ngasih hadiah yang bagus buat kamu."

".....ini dah bagus kok, penguin ini juga kelihatan imut banget. Makasih ya"

"G-gitu ya......tapi aku punya 3 hadiah lagi kok! Cuman, dikasihnya pas pesta aja ya? Kalau enggak mereka bisa marah tahu."

Hmmmm? Apakah aku baru saja mendengar 3 lagi? Itu terlalu banyak Alya! Bukannya aku tidak bersyukur, tapi logika anak kaya seperti mu tidak masuk untukku.

"Kamu harus Dateng loh, kamu itu bintangnya hari ini. Temen-temen juga udah ngatur tempat susah payah tahu."

"Iya, aku bakal Dateng kok......Alya, ulang tahun mu tanggal 4 Januari kan?"

"Hmmm? Iya, kenapa gitu?"

Oh, ternyata bener ya. Sebenernya aku tidak mengetahuinya, tapi saat kuingat dia adalah adik kembar Adam. Akupun menyadarinya karena Adam melakukan perkenalan menarik di kelas dulu.

"Aku cuman bisa ngasih satu hadiah. Tapi, aku juga pengennya ngerayain cuman kita berdua."

"E-eh!? G-gitu ya? Kalau gitu, kamu harus janji bakal dateng.....Tapi Rei, aku sebenernya gak terlalu mikirin hadiah tahu."

Apa-apaan makhluk imut ini? Selain itu makhluk ini juga baik. Uwooogh! Aku sekarang mengerti kenapa Adam menjadi gila.

"Udah gitu aja. ayo pergi! kasian yang lain nunggu"

Kami pergi ke lapangan bersama. Kebersamaan bersama Alya dan yang lainnya itu sangat menyenangkan. Jika dijadikan film, akan ku tonton berulang kali. Ini semua berkat Anjani yang terus membawaku kesana kemari. Meski terkesan tidak punya tujuan, hal ini bisa dibilang adalah tujuan ku saat ini.

30 DetikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang