- 00 -

566 30 7
                                    

#plagiatterkenakutukan

Hello, welcome to my story!

Gak nyangka banget aku bakal bikin genre misteri. Cerita ini perdana bagiku. Oh iya, dukung terus sampai tamatt ya manteman. Aku yakin kalian pasti suka hehehe.

••••

Malam menyapu bersih seisi langit. Lihat lah, di bawahnya terdapat salah satu mahluk yang kehilangan semangat hidup. Ia tetap berjalan lurus dengan tubuh berlumuran darah, ditambah genggaman pisau pada tangan kiri nya.

"Wah gila, gila, gila!! Lihat tuh!"

"Widiwww gagah woman!"

"Mantap jiwaa melebihi odading ikan cupang!"

Bukannya merinding disko, mereka justru terbahak sampai batuk secara jahanam saat menatap penampilan gadis yang dikenal sebagai kapten mereka.

"Hampir aja minuman gue jatuh. Dah ganti profesi kriminal ya bos?" celetuknya.

"Nara gak asik ah. Kan psikopat ga punya komunitas kayak geng motor."

Satu delikan mata Nara berhasil membungkam cangkem lemes mereka, berujung saling menyalahkan. Langkah pertama, Nara memang harus mengatur nafas dulu agar kembali relax. Alhasil, beruntung amarahnya sudah mulai padam.

"Gue habis sembelih ayam sama pacar. Lupa mandi karena udah ngira balapan bakal telat."

Ceritanya mereka sangat terkejut  mendengar Nara, seolah mendapatkan sebuah fakta yang paling menggemparkan. Pokoknya mereka harus tanggap! atau nasib mereka akan berakhir di bawah pohon jeruk purut.

"Gak ada sisa mentahan nih buat kita?"

"Gak, kami cuma nyembelih sesuai jumlah pemain sepak bola!" tajam Nara.

"Hmm... nasib emang jarang berpihak sama orang yang ngincer gratisan."

Tidak ada waktu menyikapi kekonyolan para anggota geng motor. Nara menarik diri dari kerumunan, hingga mencuci beberapa bagian tubuhnya.

Clek!

Tiba-tiba serangan blitz mengincar Nara di balik pohon. Hasil cahaya yang berkilau itu membawa berkah baginya, lantaran sosok Nara sudah tertangkap dalam kamera.

"Untung lagi nih. Lumayan satu foto udah tersimpen permanen di galeri gue—"

TSSSKK!!!

Perihnya terasa sampai ujung saraf. Pria itu meraung histeris. Terlihat lututnya sudah tertancap pisau sungguhan. Tanpa belas kasihan, Nara langsung memperdalam tusukan, bahkan aliran darah korban semakin mencuat. Dengan senang hati, Nara tersenyum sumringah untuk menyambut wajah tegang pria itu.

"AAARRRRRRGGGHHH!!"

Burung-burung mulai berhamburan meninggalkan pohon beringin, saking berisiknya teriakan pria itu.

~ TBC

So, makasih udah luangin waktu buat baca. Selamat melanjutkan aktivitas!

Theory 247 || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang