{ 18 }

37 3 0
                                    

LARSSSSS!!!

Gaung memecah keheningan malam. Ditambah hilir burung gagak yang beterbangan dengan cepat. Sungguh menusuk gendang telinga Lars.

Srakk!!

"Arghh!!"

Sampai akhirnya seekor lipan menyengat punggung kaki Lars akibat menerobos semak-semak. Asalkan Askar belum dekat, Lars akan berusaha terus berlari.

"PENGECUT!!"

Denyutan semakin terasa. Perlahan suhu tubuh Lars menjadi naik hingga kehilangan tenaga.

Gue ga nyangka Askar bakal segila ini. Ga mungkin dia menunjukan identitasnya dengan gamblang kalo seandainya dia yang jadi pelaku.

"LARSS!!"

"Bawell banget anjir!!" gerutu Lars.

"MANA SIH LOOO ANJENG?!"

Saking kesalnya. Askar langsung membanting besi ke tanah berkali-kali. Askar sangat keras dan brutal.

"Awas aja kalo sekalinya gue ketemu lo, Lars!! Gue bakal cabik sekalian bibir lo," ancam Askar.

Untuk sementara Lars terpaksa bersembunyi di balik semak-semak yang dikelilingi ulat. Seberusaha mungkin agar tidak bersuara dulu.

"ARGGHHHH!!"

Di tengah-tengah rasa lelah, sudut mata Lars menangkap sosok misterius ber-hodie hitam. Bagian kepala tertutup kerubung hingga Lars tidak bisa mengenalinya.

Sedangkan Askar masih mengamuk, bahkan ia mulai berusaha menghamburkan dedaunan. Askar terus mengayunkan besi secara membabi-buta.

Srak... Srak... Serakk...

Berhubung posisi Askar sudah semakin dekat, terpaksa Lars keluar dari persembunyian. Perlahan Lars merangkak. Tak peduli tubuhnya mengenai makhluk aneh asalkan selamat dari Askar.

"NAH DISITU KAO RUPANYA!!"

Sontak Lars tiarap, namun pikirannya terbesit belum menyerah. Lars langsung melemparkan puluhan daun yang gugur ke arah Askar.

Lars bangkit, berlari sekencang mungkin.

"HEII! GUE GA NGAJAKIN LO MAEN. GUE CUMA MAU BUNUH LO!!"

Lars tak peduli suara samar Askar yang sempat melintasi telinga. Semakin Lars berlari jauh, semakin berkurang jejak Askar di jangkuannya. Lars terus berlari, bahkan jika harus melebihi batas kemampuannya. Lars harus sanggup.

SYAATTT

"Woaaaaa!!" teriak Lars.

Ting!!

Lars berhasil lolos dari lemparan besi, namun tubuhnya langsung berguling. Lars menabrak semak-semak sampai lecet.

"Hahahaha kena kan?"

Lars terasa sangat kaku. Sulit bergerak saat Askar sudah berdiri di hadapannya. Mereka saling menatap. Kobaran kebencian sangat melekat di balik bola mata Askar.

"Sekalian kita semua... mati disini," suara Askar serak.

Askar kembali berjalan mendekat, karena Lars semakin melangkah mundur.

"Udah mati rasa duluan kan lo!" celetuk Askar.

Aura dipenuhi dendam. Rasanya Askar ingin langsung saja melenyapkan jiwa Lars.

"Gue ga punya banyak waktu lagi!!" Dan benar, Askar menghentakan besi ke tanah. Alhasil, Lars berhasil menghindar untuk kedua kalinya.

"Lo ga takut jelek di mata temen-temen lo hah?! Kenapa lo merusak diri kayak gini?!"

Theory 247 || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang