Hello guys, lama tak jumpaa yaa
Sorry lagi ada kegiatan krodit nih... kita lanjutkan cerita ini yukss~HAPPY READING ALL~
Kericuhan beralih menjadi tenang dan hening. Sontak, Nara mendapati dirinya sudah berbaring di atas kasur. Tenaga Nara sedikit lemas.
Wait... bentar, gue ada di kamar laki-laki??!
"Hai Nara! Sekarang giliran gue... ummpphh~"
Pantas saja auranya terasa suram. Nara segera membekap bibir mayun Askar. Pikiran gadis itu sudah berkelana tidak jelas.
"Lo habis apain gue?!" bentak Nara tidak terima Askar mencari celah. Nara melepas bekapan.
"Bjir ni anak pikirannya udah macam upil kuda dah, padahal dari tadi gue adem ayem bae," elak Askar mematahkan perspektif negatifnya Nara.
"Awas saja kalo gueee tau fakta, gosong badan lo semua!!"
"Busett saking ngebetnya sama gue sampe-sampe ga bisa ngerem mulutnya, pake ngaku-ngaku segala lagi." Askar berdecak kagum karena sudah diperhatikan seperti ini.
"Playing victim lo... najis!"
"Lama-lama juga bakal suka. Gapapa kok sembunyiin dulu rasa itu lewat kekerasaan. Ntar bakal tiba saatnya lo jadi perhatian," sahut Askar santai.
"Gue emang udah dari kemarin-kemarin mendem rasa ke lo, tapi sekarang makin ga tahan karena ke-GR-an lo!" Senyuman Nara setengah miring.
Diluar dugaan. Nara langsung bangkit dari kasur, bogeman yang mengeras itu sudah siap hendak menghantam Askar.
"Weee napa gue malah jadi samsak?!!" pekik Askar.
Alhasil, Nara mengurungkan niatnya. Ia kembali duduk seperti semula, seolah tidak terjadi apa-apa.
Aneh! batin Askar.
"Ngurusin lo cuma buang-buang waktu aja. Sekarang gue mau tanya, mana yang lain?"
"Kenav masih pingsan, kayaknya lagi diurus sama Lars. Terus si Elsya masih di luar karena panggilan dadakan. So, cuma gue aja disini yang berbaik hati mau merhatiin lo."
"Ohh iyaa... Kenav!"
Nara beranjak dari kasur, berlari menuju kamar sebelah tanpa memperhatikan kondisinya lagi.
"Woee lo belom sembuh anjirrr," pekik Askar sekali lagi.
Kini pikiran Nara hanya terfokus kepada pacarnya, berharap segera siuman. Askar menyusul langkah Nara. Ia juga ingin tahu kronologi kejadian yang sebenarnya.
Tiba di kamar inap sebelah. Mereka tertegun menyaksikan Lars dan Elsya masih rempong mengurus Kenav yang terbaring lemah. Derai air mata mengalir satu persatu, membekas di pipi Kenav.
"KENAV!!"
Sontak, mereka bertiga mengalihkan pandangan menuju pintu kamar, terlihat Nara dan Askar yang semakin mendekat.
"Ra..." Atas kesedihan yang serius, Kenav membutuhkan sandaran. Ia memaksakan diri agar bisa berpelukan dengan pacarnya.
"Nav, tenangin diri lo dulu yaa... gapapa untuk sekarang lo boleh nangis, jangan maksain nahan semuanya."
"Gue cuma ga nyangka... adek gue udah pergi selama-lamanya."
"Iya Nav, lo pasti nyesek banget sakarang."
Lars pun sama, bahkan ia sempat yakin bahwa Berline akan mengungkapkan kasus ini. Sayangnya, dugaan Lars meleset jauh. Lars semakin bingung atas alibi pelaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Theory 247 ||
Mystery / Thriller6 tokoh penting Universitas Antajaya Indonesia harus berkutat dengan kasus pembunuhan mahasiswa berprestasi. Bukannya bekerjasama, mereka justru terlihat saling memojokkan, sampai akhirnya satu persatu menjadi target dari pembunuh. Lantas, teori sia...