| 4 |

484 51 13
                                    


☬•°•°•°• ≈≈≈≈≈ ✧YZ✧ ≈≈≈≈≈ •°•°•°•☬

"Ah? Mencari.... Uangku yang hilang." Jawab Zhan gugup seraya memperlihatkan senyuman canggung.
Yibo menatapnya datar kemudian menyodorkan sebuah kantong plastik. Zhan mengambilnya dan mengintip apa isi dalamnya. Ternyata sebuah alkohol, salep pereda nyeri, kapas dan kain kasa.

"Untuk apa ini?" Tanya Zhan heran.

"dimakan." Jawab Yibo singkat. Zhan bertanya hal yang sudah jelas-jelas ia mengetahui jawabannya.

Yibo merampas kantong plastik yang Zhan genggam kemudian menarik tangan Zhan dan mendorongnya di kursi. Zhan menatapnya heran dan kebingungan. Yibo berjongkok di depannya dan membuka plaster yang tertempel di sudut bibir Zhan.

"Aww...." Zhan meringis sakit karena pria itu menarik plaster nya dengan kasar. Yibo mengernyitkan dahi berpikir dirinya sudah selembut mungkin tadi, tetapi ternyata itu sangat kasar menurut Zhan.

Yibo membersihkan luka jahit di sudut bibir Zhan dengan kapas yang terbalut alkohol. Sesekali Zhan meringis pedih karena lukanya belum sepenuhnya kering.

"Bisakah kau pelan-pelan?"

"Diam!"

Zhan memanyunkan bibirnya kesal, tak lupa memutar kedua bola matanya malas. Tetapi masih tetap meringis karena Yibo yang mengobatinya dengan kasar. Maklum saja, ia tidak pernah mengobati orang lain karena ia tidak pernah peduli dengan sekitarnya. Tetapi kali ini entah mengapa ia memiliki simpati untuk mengobati Zhan.

Setelah membersihkannya, Yibo memberikan salep pereda nyeri yang sudah ia beli khusus saat di rumah sakit tadi. Yibo berusaha untuk pelan-pelan tetapi pria yang diobatinya masih terus tetap meringis sakit membuat Yibo sedikit ragu dan alhasil tangannya bergetar.

"Diamlah, aku tidak konsentrasi." Ucapnya.

"Bagaimana aku bisa diam? Kau sangat kasar." Rengek Zhan.

"Aku sudah pelan-pelan."

"Pelan-pelan katamu?"

"Hm."

"Aku tidak akan meringis sakit jika kau pelan-pelan. Aaww...." Zhan meringis pedih saat ia berbicara dengan menggerakkan mulutnya berlebihan membuat lukanya sedikit terkoyak.

"Aku sudah katakan untuk diam, kenapa kau cerewet sekali." Omel Yibo kesal dan segera menutup luka yang sudah ia bersihkan dan diberi salep pereda nyeri dengan plaster agar lukanya tidak terkontaminasi.

Zhan menatap Yibo tajam yang hanya dibalas dengan tatapan datar oleh Yibo. Yibo berdiri kemudian berjalan pergi.

"Terima kasih." Ucap Zhan berterima kasih. Ia tidak ingin dicap sebagai manusia tidak tahu terima kasih.

Yibo tak menggubrisnya dan tetap melangkahkan kakinya hingga perlahan tak lagi tampak oleh Zhan, alias ia sudah pergi.
Zhan segera menutup pintu kamarnya dan naik ke ranjangnya lalu merebahkan tubuhnya yang sudah sangat lelah.

"Baiklah.... Besok hari pertamaku bergabung dengan komunitas narkotika terbesar...." Gumam Sean senang karena rencananya untuk bergabung dengan kelompok Yibo berhasil.

"Xezora...." Gumamnya dengan tersenyum licik. Memiliki kepuasan tersendiri bagi Sean karena sudah berhasil. Apalagi ini kasus pertama terbesar yang Sean hadapi. Bukan lagi mencari pencuri anjing dan ternak para warga.

☬•°•°•°•°•°•☬

Kring!!

Zhan mengucek matanya dan terbangun karena suara alarm yang begitu nyaring tepat di sebelah telinganya. Zhan melepas selimutnya dan meregangkan tanganya sembari menguap.

Our Love Is WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang