| 10 |

470 45 6
                                    


☬•°•°•°• ≈≈≈≈≈ ✧YZ✧ ≈≈≈≈≈ •°•°•°•☬

Zhan perlahan membuka matanya mencermati setiap bagian ruangan. Dengan perlahan ia bangkit dari tidurnya dan merasakan sakit yang luar biasa di punggungnya.

"Ahh...." Rintihnya membuat Yibo yang tengah tertidur di sofa terbangun. Ia melihat Zhan yang tengah berusaha duduk dan dengan segera menghampirinya dan membantu.

"Jangan memaksakan diri." Ujarnya menatap khawatir Zhan.

Zhan dengan pelan mencari posisi duduk yang nyaman untuknya. Sementara Yibo memilih duduk di kursi sebelah ranjangnya.

"Apa aku perlu memanggil dokter?" Tanya Yibo hati-hati. Ia kebingungan karena sedari tadi Zhan tak mengeluarkan suara dan hanya terus menatapnya dengan tatapan kosong.

Zhan hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban dan terus menatap Yibo membuat pria itu kebingungan.

"Apa kau ingin ke kamar mandi?" Tanyanya. Tetapi lagi-lagi Zhan menggelengkan kepalanya.

"Apa yang diinginkannya?" Batin Yibo bingung.

"Apa yang kau inginkan? Katakan." Tanya Yibo lagi. Tetapi untung saja kali ini pria itu membuka suaranya.

"Penjelasan." Jawabnya singkat dengan tatapan penuh tanda tanya. Yibo terdiam mendengarnya karena dia sudah langsung paham penjelasan apa yang Zhan maksud.

"Jika hanya memancing, tidak akan ada kejadian seperti sebelumnya." Lanjut Zhan lagi masih dengan tatapan bertanya-tanya.

Yibo menarik nafas dalam kemudian barulah menjawab pertanyaan Zhan.

"Aku pengedar." Jawabnya dengan tatapan datar penuh keseriusan. Zhan tak lagi tampak terkejut, toh dia tahu siapa Yibo sebenarnya. Tetapi anehnya entah mengapa Yibo mengakuinya secepat itu.

"Setelah mendengar ini, kau akan pergi? Baiklah lakukan jika kau ingin." Sambung Yibo. Ia menatap Zhan dengan datar tetapi Zhan dapat melihat kesedihan dari sorot matanya.

"Bagaimana jika aku tidak pergi?" Jawab Zhan menatap dalam mata pria dingin di depannya.

"Maka kau akan terjebak di sini." Ujar Yibo membalas tatapan Zhan tak kalah dalam. Ia memberikan Zhan kesempatan untuk pergi dari keterlibatan ini, sebelum ia terjerumus ke yang lebih parah lagi.

"Kalau begitu biarkan aku terjebak. Berdua. Bersamamu." Jawab Zhan. Ia menahan diri dari jantungnya yang nyaris saja melompat dari tubuhnya.

Pernyataan Zhan membuat jantung Yibo berdebar-debar salah tingkah. Pipinya memanas dan sudah memerah layaknya tomat. Dan tatapan mereka tak sama sekali beralih, keduanya masih menatap masing-masing mata mereka tanpa berkedip sedikitpun.

Entah mengapa Yibo memiliki dorongan untuk berdiri dari duduknya dan mendekat pada Zhan tanpa melepaskan tatapannya. Ia melirik bibir Zhan yang membuatnya tergoda. Kemudian perlahan mendekatkan wajahnya pada wajah Zhan yang membuat deru nafas mereka terdengar satu sama lain, dan keduanya dapat merasakan hangatnya nafas mereka yang menyatu.

Zhan tak sama sekali memiliki keinginan untuk menghindar. Bahkan ia berkeinginan untuk menyatukan bibir mereka. Tubuhnya mendadak membeku dengan jantungnya yang berdebar-debar tak karuan. Bisa dipastikan telinganya sudah memerah.

Ceklek!

Hampir saja Yibo mendaratkan sebuah ciuman, tetapi pintu lebih dulu terbuka membuatnya tersentak kaget dan menjauhkan wajahnya dengan cepat kemudian segera duduk dan berdehem pelan seraya melipat tangannya di depan dada. Sementara Zhan tersenyum kikuk pada seseorang yang baru saja memasuki ruangan.

Our Love Is WrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang