Satu

827 143 19
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

[ Satu ]

Seorang wanita dengan jaket coklat tua tampak berlari kecil ke arah sebuah ruko yang sedang tutup, bersamaan dengan hujan yang tiba-tiba deras. Napasnya yang mengebu karena berlari kencang masih kalah dengan suara hujan. Beberapa hari belakangan ini cuaca selalu sama, berawan disertai hujan. Sudah berlangsung tiga hari.

Wanita itu mengusap permukaan wajahnya yang basah, melihat ke sekeliling dan mengambil kesimpulan bahwa hujan kali ini juga pasti akan berlangsung lama. Sama seperti tadi pagi. Merogoh tas sandang kecilnya, wanita itu mengeluarkan payung lipat berwarna hitam. Dia tidak bisa berteduh di sini terus dan menunggu hujan reda. Pekerjaan sedang menanti.

Di tempat lain, seorang pria tampak keluar dari bandara. Sebuah mobil sedan berwarna hitam menunggu. Pria berpakaian santai itu melihat pria lain dengan jas mengangkat koper bawaannya; memasukkan koper itu ke bagasi belakang. Sembari menunggu pria berjas tersebut selesai dengan pekerjaannya, dia menatap langit Seoul. Sama sekali tidak cerah.

-oOo-

"Anakku tersayang... akhirnya..." Pria yang baru memasuki rumah itu mendapatkan pelukan. Pelukan erat dari sang ibu yang ia balas dengan hangat. "Ibu ingin sekali menjemputmu di bandara, tapi ayahmu melarang." Ucap sang wanita paruh baya itu, mengusap kedua bahu sang anak sembari mendongak. Anak lelakinya itu cukup tinggi dan tegap.

"Ayah benar. Ibu tidak perlu menjemput karena cuacanya tidak bagus."

"Cuacanya memang tidak bagus. Untung lah penerbangan tidak dibatalkan."

"Kau pulang?" Suara berat laki-laki paruh baya menginterupsi obrolan keduanya. pelukan itu terputus dan pria paling muda itu membungkuk hormat, "aku pulang ayah." Ucapnya dengan hangat.

Pria yang dipanggil ayah itu tersenyum, dia mendekat dan memeluk sang putra. "Selamat pulang ke rumah Myungsoo. Kerja bagus." pujinya yang membuat senyuman sang anak semakin lebar.

"Bawalah barang-barangmu ke atas dan istirahat. Kau pasti lelah." Penerbangan dari Los Angeles ke Korea Selatan memakan waktu lebih kurang tiga belas jam, tentu saja sang anak merasa lelah.

"Baik ayah."

"Setelah hidangan makan malamnya selesai, ibu akan memanggilmu."

"Apakah hyung akan datang?"

"Tentu saja." Bahunya kembali ditepuk oleh sang ayah, bersamaan dengan langkah kaki ayahnya yang menjauh. Sang ibu mendekat, "iya. Kita akan makan malam keluarga. Sebaiknya kau istirahat sekarang."

"Baik ibu."

-oOo-

"Suzy... kau membawa payung, kan?" Seorang teman kerja bertanya pada wanita bernama Suzy itu. Dia mengangguk dan menjawab, "aku bawa eonni."

"Kalau begitu kita berpisah di sini, sampai ketemu besok."

"Iya. Sampai jumpa besok. Eonni hati-hati."

"Kau juga."

Suzy mengangguk. Kemudian melambaikan tangan. Wanita yang ia panggil eonni itu meninggalkan tempat kerja mereka terlebih dahulu dengan payungnya sendiri. Suzy kembali membuka payung miliknya dan mengambil arah yang berbeda. Dia tidak menyukai hujan, karena hujan hanya akan memperlambat geraknya. Seperti sekarang― dia harus hati-hati mengambil langkah agar tidak terkena genangan air. Padahal ia harus bergegas untuk ke tempat kerja paruh waktu yang berikutnya.

Bad Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang