Empat Puluh

368 70 15
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

[ Empat Puluh ]

Myungsoo menjemput Suzy siang itu saat masuk jam istirahat makan siang. Dia memberitahu anggota timnya bahkan Jin Hyuk, bahwa dia mungkin akan sedikit terlambat masuk karena urusan pribadi. Meskipun ayahnya yang memiliki perusahaan, tetap saja dia tidak boleh sembarangan keluar dan tidak berada di tempat. Bagaimanapun, dia adalah karyawan.

Suzy menahan bahu Myungsoo saat pria itu mencoba mendekat guna meraih bibirnya ketika ia berhasil duduk di kursi penumpang. Sembari memundurkan tubuh, wanita itu berucap, "nanti saja. Kau akan merusak riasanku." Sudah menjadi kegiatan wajib bagi Myungsoo untuk memberikan sebuah ciuman setiap kali mereka bertemu. Hanya saja, kali ini Suzy berdandan. Dia tidak ingin dandanannya rusak karena pergerakan liar bibir sang kekasih.

Kembali ke posisi semula, Myungsoo mencebik. "Kita hanya akan ke rumah ayah dan ibu, kenapa kau berdandan secantik ini?" Ucapnya, menatap Suzy dari atas hingga bawah. Kekasihnya itu menggenakan long skirt berwarna coklat tua dengan atasan turtleneck polos berwarna hijau emerald. Riasannya memang tipis, namun karena Suzy jarang memakai riasan, itu terlihat jelas. Sangat cantik.

"Itu karena aku punya banyak waktu lebih untuk bersiap-siap." Balas Suzy, sembari membenarkan rambutnya yang terikat longgar. Selama ini, bukannya dia tidak ingin bergaya dan berdandan. Hanya saja, dia tidak punya uang dan waktu untuk semua itu. Kini, setelah berhenti dari semua pekerjaannya; menghabiskan seluruh waktu di rumah dengan kebutuhan dilengkapi oleh Myungsoo, Suzy rasa dia bisa lebih mencintai dirinya sendiri.

"Apakah riasannya terlihat aneh?" Menyentuh sebelah pipinya, Suzy melirik ke arah Myungsoo. Dia hanya baru mencoba berdandan. Myungsoo melirik singkat, setelahnya menatap ke jalanan lagi. Mulutnya berucap, "tidak. Itu tidak aneh. Malah cantik sekali." Melemparkan pujian. Itu bukan basa basi, Suzy memang terlihat cantik.

-oOo-

Setelah makan siang di kediaman keluarga Kim, Suzy dan Myungsoo mendengarkan Sang Sook serta Myung-ryul terkait dengan tanggal dan hari baik pernikahan mereka. Keputusan sudah diambil dan mereka akan melangsungkan pernikahan pada minggu kedua bulan Desember. Terkait dengan keinginan Suzy dan Myungsoo untuk melangsungkan acara dengan konsep intimate wedding, Sang Sook serta Myung-ryul tidak melarang. Keduanya malah terdengar puas dengan saran tersebut.

Guna mempersiapkan dan mengorganisir acara, mereka kompak akan menggunakan bantuan wedding organizer. Sang Sook bilang dia akan bertanya dengan teman-temannya guna mencari wedding organizer terbaik. Selama perbincangan itu, Suzy tidak banyak bersuara. Bukan karena dia enggan untuk bersuara, hanya saja― dia masih tidak menyangka bahwa hubungannya dengan Myungsoo akan sampai ke tahap pernikahan. Semuanya masih terasa seperti mimpi. Mimpi indah yang sangat panjang namun menyenangkan.

"Kau baik-baik saja?" Sembari mengemudi, Myungsoo bertanya. Dia jelas sadar Suzy banyak diam. Bahkan saat ini, ketika mereka sudah hanya berdua saja di mobil. Myungsoo akan mengantar Suzy kembali ke apartemen, setelahnya dia akan kembali ke kantor.

"Huh?" Suzy jelas kaget ditanya demikian, dengan cepat dia menjawab, "ya. Aku baik-baik saja. Kenapa memangnya?"

"Tidak. Hanya saja, sedari tadi kau banyak diam."

Suzy tersenyum simpul, "aku hanya tidak menyangka bahwa hubungan kita akan sampai sejauh ini." Ucapnya jujur. "Aku juga tidak menyangka bahwa aku bisa menikah. Maksudku, dengan hidup yang sekacau ini, bagaimana mungkin aku bisa jatuh cinta dan menikah." Tambahnya lagi, mengakhiri kalimat dengan tawa kecil yang terdengar miris.

Bad Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang