Lima

476 118 24
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

[ Lima ]

Demi memuaskan rasa penasarannya, Myungsoo kembali ke kedai samgyeopsal itu lagi keesokan harinya. Berbeda dari semalam, kali ini Myungsoo hanya datang sendiri. Suzy tidak mengenalinya mungkin karena di meja mereka terlalu banyak orang, jika dia hanya sendiri, bisa jadi Suzy akan menyadari. Meski mereka tidak dekat waktu di bangku sekolah, tetap saja mereka sempat satu organisasi. Setidaknya Suzy akan ingat, bukan? Myungsoo masih berharap Suzy akan mengenalinya, karena dia terlalu malu untuk menyapa terlebih dahulu.

Duduk di meja yang kosong, Myungsoo melihat sekeliling. Dia berharap Suzy lah yang melayaninya. Dia agak was-was karena Suzy terlihat sibuk dengan pelanggan lain. Dan benar saja― pelayan lain mendekat dan menanyai pesanan. Alhasil, Myungsoo hanya memesan sembarang. Dia tidak terlalu tau nama-nama makanan Korea. Apa lagi dia sedang tidak fokus.

Hari ini bukanlah hari keberuntungannya. Myungsoo berpikir demikian sembari mengaduk makanan di hadapan. Mulai dari membuat pesanan sampai dengan pesanannya datang, bukan Suzy yang melayani. Melainkan pelayan wanita lainnya yang tidak terlalu ia perhatikan. Myungsoo berencana untuk datang ke sini lagi besok, dan mungkin besoknya lagi sampai dia bisa berhadapan; satu bertemu satu, dengan Suzy.

-oOo-

Park Ye Young menarik Suzy ke belakang ketika ia melihat wanita Bae itu lengah. Tindakan yang membuat Suzy terheran-heran. "Ada apa eonni?" tanya Suzy, agak terkejut ketika Ye Young memojoknya.

"Kali ini aku tidak mengada-ada." Ye Young bicara tepat di depan wajah Suzy, kemudian dia mengintip dari pintu belakang ke salah satu meja pelanggan. "Kau lihat pelanggan di meja delapan, pria dengan jas dan sepatu mengkilap itu." Suzy pun ikut-ikutan mengintip. Ya, dia bisa melihat pria yang Ye Young maksudkan. Pria itu jelas menonjol. Ada banyak pelanggan dengan jas lengkap yang datang ke kedai mereka tiap harinya, namun yang satu ini jelas berbeda. Outfitnya dari atas hingga bawah terlihat premium.

"Kenapa? Eonni kenal?"

Ye Young berdesis, "bukan itu." dia menarik Suzy semakin mendekat meski posisi mereka sudah cukup dekat. "Dia pria yang aku maksudkan semalam, yang terus menatapmu." kening Suzy berkerut. Dia lupa.

"Aish kau ini. Pria itu pria semalam dan dia terus memandangimu, tidak hanya semalam tapi juga hari ini." Ye Young kembali mengintip lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Suzy, "saat aku melayaninya tadi, dia sama sekali tidak menatapku, dia terus melihatmu. Serius."

"Benarkah?" Suzy bertanya. Namun masih tenang, bahkan terkesan cuek.

"Dia―"

Panggilan dari meja pembeli membuat tidak hanya Suzy yang berpaling, namun juga Ye Young. "Kita bahas nanti eonni." dengan cepat Suzy melepaskan diri. Dia keluar dari tempat sembunyi mereka dan mendekati meja pelanggan. Ye Young yang ditinggal sendiri menghela napas gemas. Pria seperti itu memperhatikannya dua hari berturut-turut, bukankah itu artinya ada yang spesial? Ye Young benar-benar gemas dengan tindakan cuek Suzy terhadap sesuatu seperti ini.

-oOo-

Meski terkesan cuek, Suzy tetap penasaran dengan apa yang Ye Young sampaikan. Dia mencuri lirik ke meja delapan tempat pria berjas itu berada, saat pertama kali melirik, matanya dan mata pria itu langsung bertemu. Suzy seketika gugup. Dia mengalihkan padangannya dengan sangat natural seakan dia sedang menatap hal lain, kemudian lanjut bekerja.

Bad Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang