--------------------------------------------------
Sorry for typos and happy reading.
--------------------------------------------------
[ Tiga Puluh Sembilan ]
Bau harum masakan membuat Suzy menggeliat dalam tidurnya. Perlahan kedua kelopak mata wanita yang awalnya terlelap sangat pulas itu terbuka. Dia melirik sisi samping ranjang dan tidak menemukan siapapun di sana. Bergerak bangun dari posisi berbaring itu, Suzy ikut menarik selimut agar menutupi tubuh telanjangnya. Ya― dia dan Myungsoo memang melakukan kegiatan dewasa yang lumayan panas tadi malam. Hanya saja, sampai pagi ini Suzy membuka mata, dia masih perawan.
"Oh, kau sudah bangun? Aku baru ingin membangunkanmu." Lamunan singkat Suzy buyar. Myungsoo yang baru saja memasuki kamar tidur mereka mendekat ke arah ranjang. Pria Kim itu sudah berpakaian lengkap. Dia tersenyum hangat ke arah Suzy saat melihat sang kekasih mengeratkan genggaman kedua tangan pada selimut yang menutupi dada.
"Kau baik-baik saja?" Dia bertanya dengan lembut, duduk di tepian ranjang dan menatap Suzy lekat-lekat. Wanita Bae itu mengangguk singkat, "aku baik-baik saja." Jawabnya. Tidak ada sesuatu yang terjadi hingga membuat ia tidak baik-baik saja, kecuali fakta bahwa payudaranya terasa nyeri. Pelakunya tentu saja Myungsoo. Suzy rasa, salah satu putingnya bengkak.
"Aku membuatkan sarapan. Bangunlah dan ayo sarapan bersama." Myungsoo meraih satu tangan Suzy yang mulanya berada di dada; menggenggam selimut, mengakibatkan selimut itu nyaris melorot dan mempertontonkan bagian dadanya yang penuh kissmark. Untungnya satu tangan Suzy yang lain dapat menahan hingga tidak ada yang terekspos. Jika menginggat apa yang mereka lakukan tadi malam, Suzy merasa benar-benar malu.
"Bukannya kau ada rapat penting pagi ini?" Suzy berucap demikian setelah berdehem canggung dengan singkat, perlahan wajahnya kembali memerah. Dia yakin Myungsoo menyadari munculnya semu merah itu di wajahnya karena sang pria Kim tiba-tiba menggulum senyuman geli.
"Iya. Aku ada rapat. Tapi masih sempat untuk sarapan bersama." Satu tangannya yang bebas menyentuh sisi kepala Suzy, menyisir rambut yang agak berantakan itu dengan jarinya kemudian menyelipkan rambut itu ke belakang telinga. Mata Myungsoo turun ke bawah. Kulit putih mulus Suzy kini terdapat bercak-bercak merah hasil karya kedua bibirnya. Dia benar-benar tidak sadar saat membuat semua itu. Meski mereka tidak benar-benar berhubungan badan, tetap saja tadi malam itu sangat gila.
"Aku mau ke kamar mandi dulu." Suzy berucap sembari menatap Myungsoo lekat-lekat, sang pria mengangguk singkat dan menjawab, "baik." Dengan santai. Setelah saling melempar kalimat, tidak ada yang berdiri sama sekali dari ranjang membuat Suzy mau tidak mau kembali berucap, "bisa kau... keluar sebentar?" pertanyaan itu membuat Myungsoo memiringkan kepalanya.
"Kenapa?"
"Karena aku mau ke kamar mandi."
"Ya? Silahkan."
"Tapi..." Suzy melihat dirinya sendiri yang masih telanjang di balik selimut, kemudian melihat lagi ke arah Myungsoo. "Aku tidak berpakaian." Tambahnya dengan wajah polos. Myungsoo seketika tertawa.
"Lalu kenapa? Aku sudah melihat semuanya."
Suzy tersedak salivanya sendiri, tidak menyangka Myungsoo akan menjawab demikian. Dia kembali mendongak dan menatap sang kekasih― "tapi kan tetap saja." Berucap demikian dengan nada tidak terima. Dia dan Myungsoo mungkin sudah melihat tubuh telanjang satu sama lain tadi malam, tapi tetap saja tidak seterang ini. Tadi malam penerangannya hanya lampu tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Life [END]
FanfictionTidak ada seorang pun yang benar-benar memiliki kehidupan yang buruk. Bahkan tidak ada yang namanya hari buruk sekalipun. Hanya ada momen buruk yang pastinya akan berlalu. Ya, Suzy juga berpikir demikian. Dia pikir momen-momen buruk itu hanya akan b...