Enam Belas

304 70 11
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

[ Enam Belas ]

"Kau minum-minum?" Sang Sook yang menyambut kepulangan Myungsoo malam itu mendapati bau alkohol. Dia mendekati sang anak dan menyentuh lengannya, Myungsoo tersenyum kecil dan menjawab, "aku pergi minum dengan Jin Hyuk hyung, sudah lama kami tidak minum-minum."

"Tapi tidakkah ini terlalu banyak?" Sang Sook terlihat khawatir. Sampai tercium bau alkohol di tubuh anaknya, itu berarti jumlah yang diminum tidak sedikit.

"Aku tidak apa-apa, Bu. Aku tidak mabuk." Meskipun berkata demikian, tetap saja ia minum terlalu banyak alkohol setelah sekian lama. Sejujurnya Myungsoo merasa kepalanya sedikit berputar dan tengorokannya sakit.

"Kau mau ibu buatkan air madu hangat?" Tawaran yang menggiurkan memang, tapi Myungsoo terpaksa menolak karena tidak mau merepotkan sang ibu, karenanya dia menggeleng. "Tidak perlu, Bu. Aku baik-baik saja." Ucapnya menolak, "aku langsung naik ke atas saja. Mau istirahat."

"Baiklah. Baiklah. Naiklah dan istirahat." Sang Sook pun tidak menahan lebih lama lagi. Mungkin setelah mandi dan pergi tidur, Myungsoo akan baik-baik saja.

Sang Sook masih berdiri di sana, tidak jauh dari tangga menuju lantai dua. Dia memperhatikan punggung Myungsoo saat sang anak menaiki tangga menuju kamar tidurnya. Entahlah, setelah tadi pagi, kemudian sekarang, Myungsoo bersikap aneh.

-oOo-

"Myungsoo minum-minum." Sang Sook mengadu pada Myung-ryul sesampainya ia di kamar. Sang suami sudah berada di atas ranjang, siap untuk pergi tidur. "Dia pergi minum dengan Jin Hyuk kan? Jadi apa masalahnya?" Respon sang suami membuat Sang Sook menghela napas kecil, "tidakkah kau merasa aneh? Tindakannya tadi pagi, kemudian sekarang ini. Pasti ada sesuatu yang terjadi." Sang Sook memasang wajah serius, seperti sedang menyusun tebakan demi tebakan di kepalanya. Melihat sang istri bersikap demikian, Sang Sook pun menggeleng singkat.

"Kalau pun ada yang terjadi, biarkan saja. Dia sudah dewasa, dia pasti bisa menyelesaikan masalahnya sendiri."

"Bukan itu maksudku sayang."

"Lalu apa?" Myung-ryul sepenuhnya berbaring sekarang, mencari-cari posisi nyaman untuk segera tidur. "Kau terlalu mengkhawatirkannya. Semenjak dia kembali ke Korea, kau selalu merasa khawatir. Selama dia di Los Angeles kau tidak begini." Myung-ryul mengungkapkan pendapatnya, hasil dari memperhatikan sikap sang istri beberapa minggu belakangan ini.

"Bukankah wajar kalau khawatir sebagai seorang ibu?" Nada suara Sang Sook berubah, membuat Myung-ryul yang sudah berbaring menatapnya lekat. Setelah itu ia mengalah, "benar. Wajar saja kalau merasa khawatir." Ucapnya setuju, tidak ingin memperkeruh suasana. Suasana hati Sang Sook mungkin sedang buruk karena mendapati anak bungsunya pulang dengan bau alkohol.

"Untuk sekarang, tidurlah dulu. Sudah sangat larut. Jangan sampai kau yang sakit." Myung-ryul meraih tangan istrinya, menarik pelan untuk mengajaknya berbaring bersama. Untunglah Sang Sook menurut. Dia berbaring di sebelah Myung-ryul dan menyamankan posisi. Meski tidak memperpanjang pembicaraan tersebut, tetap saja pikiran Sang Sook masih seputar tindakan aneh Myungsoo. Dia ingin tau apa yang terjadi.

-oOo-

Suzy berada di kantor polisi. Dia duduk di sebuah kursi dengan rambut yang terlihat kusut dan ada memar di sudut bibir. Di sebelahnya ada pria mabuk yang masih mengoceh dan memaki-maki dirinya. Pria mabuk itu adalah pria yang sama dengan yang terakhir menyerang Suzy di jalan pulang. Dia masih membual tentang uang yang harus Suzy bayar, dan bagaimana hidupnya hancur karena ulah kedua orangtua Suzy.

Bad Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang