Dua Puluh Tujuh

372 77 34
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

[ Dua Puluh Tujuh ]

Sangat mudah membuat Myungsoo bercerita saat dia sedang bahagia. Hanya perlu mengungkit sedikit saja dan dia akan menceritakan semuanya. Kim Jin Hyuk sudah sangat hapal bagaimana adiknya tersebut. Alhasil, dia mengetahui alasan dibalik tindakan Myungsoo yang mencari cincin pernikahan. Hubungannya dengan sang cinta pertama ―Bae Suzy, berjalan lancar. Keduanya kini berpacaran.

"Kau tidak berniat langsung melamarnya, kan? Kalian baru satu hari jadian."

"Memangnya kenapa? Kamikan saling mencintai."

Jin Hyuk mengusap wajah frustasi. Dia tau bahwa Myungsoo belum pernah menjalin hubungan romantis dengan seorang wanita sebelumnya, namun tetap saja, dia tidak berpikir Myungsoo cukup kolot dalam hal tersebut.

"Pernikahan itu tidak mudah, ada banyak hal yang harus dipertimbangkan dan dipikirkan."

"Aku tau. Aku sudah mempertimbangkan dan memikirkan segalanya, menurutku saat ini adalah saat yang tepat untuk kami menikah." Myungsoo menjawab cepat, dengan wajah tenangnya yang masih terlihat sangat sumringah. Jin Hyuk tidak bisa berkata-kata lebih banyak lagi. Tidak ada gunanya bicara dengan orang kasmaran.

"Terserah kau sajalah, aku harap dia tidak shock saat kau melamarnya." Respon Jin Hyuk kemudian, bersikap pasrah. Sebenarnya, Jin Hyuk tidak pernah terpikirkan akan 'dilangkahi' oleh Myungsoo dalam urusan pernikahan. Dia selalu berpikir bahwa dia lah yang akan menikah terlebih dahulu. Tapi saat melihat Myungsoo sekarang, Jin Hyuk sepertinya harus mengaku kalah.

-oOo-

Setelah berhenti dari pekerjaannya di kedai samgyeopsal, Suzy akan bekerja disebuah café di Gangnam. Kang Joon yang menawarinya pekerjaan tersebut. Pria Seo itu bilang, dia pernah bekerja di sana dan seorang kenalan meminta bantuannya untuk mencarikan karyawan. Pekerjaannya jauh lebih ringan dari pada pekerjaan yang harus Suzy lakukan di kedai samgyeopsal. Gajinya pun lebih besar. Karena itulah Suzy memutuskan untuk pindah.

"Terima kasih sudah menawariku pekerjaan ini." Suzy berterima kasih pada Kang Joon saat mereka bertemu. Kang Joon dengan baik hatinya mengantarkan Suzy ke café bernama 'Midnight Seoul' itu dihari pertama dia bekerja. Sebenarnya Suzy belum masuk kerja hari ini, dia baru saja diwawancara dan resmi diterima. Karena itulah dia bersyukur.

Pria dengan mata berwarna hazel itu tersenyum hangat, "tidak perlu berterima kasih. Aku tidak melakukan banyak hal. Kau diterima karena hasil wawancaranya memuaskan." Kang Joon selalu mendengar cerita tentang Suzy dari mendiang nenek Seo. Karena cerita-cerita itu, Kang Joon merasa dekat dengan Suzy. Meski mereka sangat jarang sekali bertemu.

"Tetap saja." Suzy tertunduk malu. Dia selalu bersyukur saat ada orang yang memperlakukannya dengan baik. Tidak banyak orang yang melakukan itu padanya, terutama setelah orang-orang itu mengetahui bagaimana kacaunya hidup yang ia jalani. "Aku akan mentraktirmu kapan-kapan." Tambah sang wanita, kini sudah mengangkat kembali kepalanya. Dia tersenyum cerah ke arah Kang Joon dan pria Seo itu juga membalas senyumannya tidak kalah lebar.

"Baiklah. Aku menantikannya." Kang Joon menjawab. Tidak mungkin untuk menolak karena Suzy pasti akan bersikap keras kepala, karenanya dia langsung menyetujui.

-oOo-

Karena belum langsung masuk kerja, Suzy masih punya banyak waktu luang sebelum sesi kerja paruh waktunya yang berikutnya dimulai. Jadi dia menerima tawaran Myungsoo yang mengajak makan malam bersama. Pria itu mengiriminya pesan beberapa waktu lalu, lebih tepatnya sebelum Suzy pergi wawancara untuk pekerjaan di café.

Bad Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang