Karena beberapa hari terakhir ini aku tidak bisa update karena sibuk banget sama kerjaan, maka part ini aku panjangin. Enjoy~!
--------------------------------------------------
Sorry for typos and happy reading.
--------------------------------------------------
[ Tiga Puluh Tujuh ]
"Bae Suzy? Bukankah dia orang yang pernah kau suka dulu?"
"Ah benar, aku ingat dia."
Woohyun dan Sungyeol saling melempar kalimat tepat setelah Myungsoo memberitahu identitas pujaan hatinya. Pria Kim itu membelalakkan mata tidak percaya, seingatnya tidak ada yang tau bahwa dia menyukai Suzy ―kecuali Jin Hyuk.
"Aku sangat ingat bagaimana kau terus menatapnya."
"Dia bahkan tidak mendengarkan kita karena terlalu fokus menatap wanita itu. Benar, aku sekarang benar-benar ingat. Namanya benar Bae Suzy." Sungyeol yang awalnya agak lupa, kini sudah benar-benar ingat dengan sosok Suzy. Jangan tanya Woohyun, pria Nam itu punya ingatan yang tajam. Jelas dia akan sangat ingat.
"Kalian... serius?" Myungsoo masih tidak percaya. Dia selama ini meyakini bahwa tidak ada satu orangpun yang tau bahwa dia memiliki perasaan pada adik kelasnya yang sangat populer. "Bagaimana kalian bisa tau?" Tanyanya, dengan wajah agak bodoh. Woohyun tertawa.
"Apa maksudmu bagaimana kami bisa tau, itu terlihat sangat jelas." Dia berucap masih dengan tawa yang tersisa. "Kau tidak berpikir bahwa kami selama ini tidak tau kan? Satu kelas semuanya tau kalau kau menyukai adik kelas itu." Tambah Woohyun lagi, semakin membuat Myungsoo tercengang. Tidak ia sangka-sangka bahwa ia akan mendengar hal seperti ini di tahun sekarang.
"Tapi itu wajar, mengingat bagaimana dia sangat populer saat itu. Aku dengar selalu ada pria yang mengungkapkan perasaan padanya setiap hari, bahkan anak-anak dari sekolah lain berburu nomor ponselnya." Sungyeol menimpal. Kini ingatannya tentang masa-masa itu benar-benar jernih. "Mungkin itu sebabnya kita tidak mengejek Myungsoo meski tau bahwa dia menyukai Suzy." Sambung sang pria Lee lagi.
"Benar." Woohyun mengangguk setuju, "jadi― bagaimana kau bisa bertemu lagi dengannya? Tidak, bagaimana kalian bisa bersama?" tanya sang pria Nam dengan gurat penasaran. Dia menatap lekat-lekat Myungsoo.
Pria Kim itu menghela napas kecil. Dia cukup terkejut dengan fakta bahwa teman-temannya tau bahwa dia menyukai Suzy di masa lalu, itu bagaikan tamparan untuknya yang menyakini bahwa tidak ada orang yang tau. "Ceritanya panjang." Ucapnya, lagi-lagi menghela napas. "Dan, aku sedang tidak mood untuk bercerita." Dalihnya kemudian.
"Tapi― kau tau apa yang terjadi dengan keluarganya, kan?" Setelah jeda, tiba-tiba Woohyun berucap serius. Dia menatap Myungsoo lurus dan lekat. Sedangkan Sungyeol masih belum memahami situasi. Apa lagi kali ini?
Myungsoo mengangguk singkat, "aku tau. Keluargaku juga tau." Balasnya.
"Yah, bagaimana pun juga itu sudah sangat lama sekali terjadi. Dia juga tidak melakukan kesalahan. Itu bukan salahnya."
Myungsoo tersenyum simpul, "kau benar." Ucapnya setuju, "meski begitu― selama ini dia menjalani hidup yang berat." Kini giliran Woohyun yang mengangguk singkat. Dia mengerti maksud Myungsoo.
"Aku boleh membawanya ke pestamu, kan?"
"Tentu saja boleh. Aku tidak sabar untuk bertemu dengannya lagi. Aku pikir, dia pasti masih tetap cantik seperti dulu." Senyuman simpul Myungsoo tadi kini berubah sumringah, "tentu saja." Respon sang pria Kim, entah kenapa terlihat bahagia. Padahal yang Woohyun puji adalah Suzy, bukan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Life [END]
FanfictionTidak ada seorang pun yang benar-benar memiliki kehidupan yang buruk. Bahkan tidak ada yang namanya hari buruk sekalipun. Hanya ada momen buruk yang pastinya akan berlalu. Ya, Suzy juga berpikir demikian. Dia pikir momen-momen buruk itu hanya akan b...