Empat Belas

680 98 13
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

[ Empat Belas ]

Kekhawatiran Myungsoo tidak menjadi kenyataan karena Suzy masih memberinya kesempatan untuk mereka makan bersama, meskipun butuh waktu lebih dari seminggu baginya untuk menunggu. Suzy sangat sibuk dengan segala pekerjaannya, Myungsoo memaklumi hal itu. Suzy tidak bercerita tentang berapa banyak pekerjaan paruh waktu yang ia miliki, tapi Myungsoo tau.

Malam itu, Myungsoo dan Suzy bertemu. Tidak hanya bertemu singkat seperti yang sebelum-sebelumnya, melainkan pertemuan yang sudah dijanjikan. Dia dan Suzy pergi makan malam bersama. Suzy yang memilihkan tempat.

"Tidakkah kau akan terlambat bekerja?" Myungsoo bertanya demikian karena dia mengkhawatirkan Suzy. Berbeda dari biasanya, malam ini Suzy jauh lebih tenang dan dia sama sekali tidak terlihat buru-buru; atau gelisah harus segera pergi. Ditanya demikian, Suzy mengangkat kepalanya dan menjawab, "aku? Tidak. Kebetulan malam ini aku mengambil libur."

Kening Myungsoo berkerut sedikit, "kau mengambil libur karena makan malam ini?" tanyanya, agak hati-hati. Dia tidak ingin terlalu percaya diri, namun terlalu penasaran untuk tidak bertanya.

Suzy menggeleng, "tidak. Bukan. Hanya saja—" Suzy tersenyum simpul, sembari agak menundukkan kepala, Suzy tersenyum simpul. Dia mengangkat kepala lagi dan berucap, "aku tiba-tiba ingin libur saja." Memutuskan untuk menjawab demikian. Dia merasa tidak cukup dekat dengan Myungsoo untuk terlalu terbuka. Sebenarnya, alasan kenapa Suzy mengambil libur hari ini adalah karena dia tidak terlalu sehat dan suasana hatinya juga tidak terlalu baik, hari ini adalah peringatan kematian kedua orangtuanya.

"Aa, begitu." Myungsoo merespon singkat. Dia jelas tau bahwa Suzy hanya menjawab sekenanya saja. Itu pasti bukan alasan sebenarnya. Meski demikian, Myungsoo tidak ingin mendesak Suzy agar menjawab dengan sejujur-jujurnya. Dia masih sadar diri.

"Aku tau mungkin ini kurang, tapi aku harap kau bisa merasakan betapa aku berterima kasih atas semua yang telah kau lakukan sejuah ini. Kau sudah banyak membantuku." Suzy merasa tidak ada banyak hal yang bisa ia lakukan untuk Myungsoo sebagai ucapan terima kasih. Bahkan traktiran makan malam ini masih terasa kurang. Meski Suzy sudah memilih tempat yang lumayan terbaik yang biasa ia cocoknya dengan uang yang ia miliki.

"Aku tidak berbuat banyak."

"Tetap saja, aku merasa terbantu."

"Aku senang jika kau merasa begitu." Dengan jari telunjuknya, Myungsoo mengusap bawah hidung. Dia agak malu membicarakan hal ini, terutama mendengar kalimat terima kasih Suzy yang terdengar tulus. Myungsoo merasa dia tidak melakukan sesuatu yang besar.

-oOo-

Dengan sedikit paksaan, Myungsoo berhasil membawa Suzy memasuki mobilnya guna diantar pulang. Wanita itu terus menolak dengan mengatakan dia masih bisa naik bus disaat Myungsoo sangat sukarela mengantarnya sampai ke depan rumah. Perdebatan mereka tentang itu akhirnya dimenangkan oleh Myungsoo. Suzy akhirnya masuk ke mobil sang pria Kim dan mereka sedang dalam perjalanan pulang.

Berada di mobil berdua dengan Suzy seperti ini membuat Myungsoo berpikir— apakah mereka akan bertemu lagi setelah ini? Kalau diingat-ingat lagi, tidak ada alasan bagi keduanya untuk berinteraksi. Suzy telah mentraktirnya makan malam sebagai ucapan terima kasih atas semua pertolongan selama ini, seakan-akan malam ini adalah malam terakhir mereka bersama. Myungsoo merasa sedih. Dia pikir dia harus melakukan sesuatu.

Bad Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang