--------------------------------------------------
Sorry for typos and happy reading.
--------------------------------------------------
[ Dua Puluh Dua ]
Minum dalam keadaan perut kosong membuat Myungsoo mabuk lebih cepat. Dia yang biasanya memiliki toleransi cukup tinggi terhadap alkohol, kini merasa sangat pusing bahkan kesulitan untuk berjalan tegak. Jin Hyuk yang memapahnya ke mobil merasa bersyukur Myungsoo tidak minum lebih banyak, karena dia bisa dimarahi oleh sang ibu kalau tau membiarkan adiknya itu minum tanpa makan terlebih dahulu.
"Ah... rasanya tidak nyaman sekali." Myungsoo mengusap dadanya sendiri, berusaha menyamankan diri di kursi mobil meski bagaimana pun dia berpindah, rasanya tetap tidak nyaman. Jin Hyuk bersusah payah memasangkan sabuk pengaman.
"Aku mau muntah."
"Tidak! Tidak... kau tidak boleh muntah." Jin Hyuk melarang keras, dia melirik tajam ke arah Myungsoo namun hasilnya sudah jelas, Myungsoo tidak menanggapi. Kim muda itu memejamkan matanya erat-erat. Untungnya tidak ada tanda-tanda bahwa dia akan benar-benar muntah. Jin Hyuk merasa tenang.
"Kau ini membuatku pusing saja." Gerutu Jin Hyuk kemudian. Pria itu menghela napas panjang, setelahnya mulai menyalakan mobil. Mereka akan pulang ke kediaman orangtua keduanya. Jin Hyuk tidak tau, apakah dia akan dimarahi ibunya atau tidak.
-oOo-
Jin Hyuk dimarahi. Bahkan diusianya yang sudah kepala empat ini, dia tetap tidak bisa menghindar dari omelan sang ibu. Myungsoo terbaring tidak nyaman di ranjangnya, sedangkan Jin Hyuk mendengarkan omelan sang ibu dengan wajah mengernyit. Sebenarnya, tidak hanya Myungsoo saja yang pusing, dia juga jauh lebih pusing.
"Ibu menyuruhmu mentraktirnya makan, tapi kau malah membuat dia minum alkohol." Sang Sook mencoba membuat Myungsoo merasa lebih nyaman dengan melepaskan kaus kaki, jas luar serta dasi yang sebenarnya sudah tersangkut longgar di leher. "Seberapa banyak dia minum hingga mabuk seperti ini?" Sang Sook menjeling ke arah Jin Hyuk dan pria Kim itu hanya menggaruk bagian belakang leher yang bahkan tidak gatal.
"Dia tidak pernah mabuk seperti ini." Sang Sook mengusap wajah Myungsoo, anak bungsunya itu bertambah tirus. Nafsu makannya yang sangat berkurang beberapa hari belakangan ini berhasil membuat ia tampak lebih kurus. Tidak dalam artian yang bagus tentu saja.
"Kau ini sudah gila ya." Semakin merasa kesal, Sang Sook kembali mengerling ke arah Jin Hyuk. Anak sulungnya itu kini menghela napas, "aku tau aku salah. Seharusnya aku tidak membawanya minum-minum, tapi mau bagaimana lagi— dia menolak ajakan makanku."
"Kau pikir alasan itu membenarkanmu untuk membuat dia mabuk?"
"Tentu saja tidak, aku tau aku salah." Jin Hyuk menunduk, "aku hanya ingin menghiburnya yang sedang galau."
"Galau?"
Jin Hyuk mengangguk. Dia kembali mengangkat kepalanya dan menatap sang ibu, "ibu tau dia sedang dekat dengan seseorang, kan?" bertanya menyelidik. Jin Hyuk selalu berpikir bahwa ibunya tidak terlalu tertarik dengan kisah cinta anak-anaknya dan bukan tipe orangtua yang suka ikut campur. Namun setelah mendengar sekilas cerita Woohyun, entah kenapa Jin Hyuk merasa pikirannya selama ini salah.
"Hubungan dia dan wanita itu sedang tidak baik-baik saja. Aku tidak tau kenapa. Tapi dia terlihat tersiksa." Sang Sook diam saja saat Jin Hyuk berkata demikian. Sang anak sulung menatapnya lekat, namun Sang Sook enggan membalas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Life [END]
Fiksi PenggemarTidak ada seorang pun yang benar-benar memiliki kehidupan yang buruk. Bahkan tidak ada yang namanya hari buruk sekalipun. Hanya ada momen buruk yang pastinya akan berlalu. Ya, Suzy juga berpikir demikian. Dia pikir momen-momen buruk itu hanya akan b...