Delapan

502 119 28
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

[ Delapan ]

Suzy berencana mengembalikan payung hitam milik Myungsoo kapanpun mereka bertemu lagi. Namun beberapa hari terakhir ini, dia sama sekali tidak bertemu sang pria di kedai Samgyeopsal. Jadi untuk sementara dia menyimpan payung tersebut.

Belakangan ini cuacanya benar-benar cerah, tidak ada hujan di siang hari atau bahkan malam hari. Suzy melupakan sesaat tentang payung itu sampai akhirnya dia menemukan kartu nama Myungsoo di totebag miliknya saat dia sedang mencari sesuatu di sana.

Pertemuan terakhir dirinya dan Myungsoo adalah malam itu, malam hujan lebat yang menyebabkan dia menumpang mobil sang pria Kim dan meminjam payung. Menatap kartu nama itu, Suzy akhirnya mengetahui dimana Myungsoo bekerja.

CFO di Kimhwa Corporation— Suzy sekarang mengerti kenapa penampilan pria itu sangat mencolok. Mulai dari pakaiannya, gerak-geriknya hingga kendaraan yang ia kenakan. Pria itu bekerja di tempat yang bagus.

Melihat kartu nama itu membuat Suzy terpikirkan kembali pada momen ia dan Myungsoo terlibat pembicaraan. Pria itu tidak canggung, seakan mereka sudah mengenal cukup lama. Dia tidak handal dalam hal mengingat orang dan selama ini itu tidak menjadi masalah, tapi kali ini, dia merasa berbeda. Dia berusaha untuk mengingat.

-oOo-

Myungsoo sibuk. Ada banyak hal yang harus ia pikirkan serta kerjakan. Karena hal itulah dia jarang menemui Suzy, padahal terakhir kali sudah terjadi kemajuan antar keduanya. Mereka saling bicara, dia bahkan mengantar Suzy ke tempat kerja. Malam itu Myungsoo memberikan Suzy kartu namanya, namun sesuai dugaan, Suzy tidak menghubungi. Myungsoo pun tidak mengharap banyak. Suzy masih belum mengenalinya.

"Kau bekerja cukup keras akhir-akhir ini." Jin Hyuk menghampiri Myungsoo yang lembur di ruang kerjanya, "bawahanmu semuanya sudah pulang, apa yang kau lakukan sendirian di sini?"

"Hanya bermain-main." Balas Myungsoo, agak sarkas. Jin Hyuk malah tertawa, "jangan bermain-main dengan uang perusahaan." Yang membuat Myungsoo mengerling.

"Ayo pulang. Aku mau mengajakmu ke suatu tempat."

Myungsoo menatap Jin Hyuk lagi, kali ini dengan tatapan biasa. "Ke mana? " dia bertanya.

"Ayo minum bersama. Sejak kau di Korea, kita belum pernah minum bersama." Keduanya cukup kuat minum, tapi mereka jarang minum bersama.

"Apa tidak masalah untukmu?" Myungsoo tau kalau jadwal sang kakak lebih padat dari dirinya. Jin Hyuk tersenyum, "tentu saja tidak. Ayo pergi."

"Menggiurkan." Myungsoo menutup beberapa berkas dan menyusunnya dengan singkat, "tapi sepertinya aku tidak bisa malam ini." Mata keduanya bertemu, "aku harus menemui seseorang." Kening Jin Hyuk berkerut.

"Siapa? Sampai kau menolak ajakanku."

"Kita bisa minum lain kali. Tapi yang satu ini tidak bisa ditunda." Myungsoo tidak tau apakah kedepannya dia akan punya waktu luang, kalau prediksinya benar, hari-hari kedepan akan jauh lebih sibuk. Memanfaatkan waktunya yang sekarang, Myungsoo ingin mengajak Suzy bicara. Sepertinya kali ini akan lebih mudah, karena mereka sudah terlibat sebelumnya. Momen hari hujan di malam itu masih Myungsoo ingat jelas.

-oOo-

Myungsoo baru keluar dari mobil saat tubuh seseorang menabraknya. Tidak terlalu memberikan pengaruh malah tubuh sang penabrak yang terjatuh. Myungsoo buru-buru berbalik dan betapa terkejutnya dia ketika melihat Suzy lah orang yang menabraknya.

Bad Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang