Dua Puluh Empat

371 82 35
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

[ Dua Puluh Empat ]

Myungsoo tidak mengatakan apapun dan membiarkan Suzy menangis sebanyak yang ia mau. Tangan yang awalnya menggenggam lengan, kini ia turunkan. Beralih menggenggam tangan Suzy erat seakan takut wanita itu lari. Waku berlalu dan Suzy ketiduran. Terlalu banyak menangis telah membuat dia kelelahan. Wajahnya benar-benar sembab. Myungsoo yang memperhatikan wajah itu dalam diam merasa tidak sampai hati, hingga ia menghela napas kecil.

Menyandarkan punggungnya pada kepala kursi, Myungsoo melihat lurus ke depan. Masih dengan tangan yang tertaut satu sama lain. Dia tidak tau apa yang telah menimpa Suzy hingga ia ingin mengambil langkah yang salah seperti ini. Myungsoo ragu Suzy akan bercerita. Wanita itu tidak pernah ingin berbagi cerita. Jika sudah begini, bagaimana caranya dia bisa membantu?

Perlahan, Myungsoo melepaskan genggaman tangannya dari tangan Suzy. Pria itu keluar mobil hanya untuk menelepon Jin Hyuk, dia meminta sang kakak lelaki menghubungi ibu mereka dan sedikit berbohong untuknya.

"Kau sekarang lagi ada di mana? Kenapa kau menyuruhku menelepon ibu dan bilang kau tidak pulang?"

Myungsoo meminta Jin Hyuk berbohong pada Sang Sook dengan mengatakan dia tidur di apartemen Jin Hyuk. Nyatanya, Myungsoo ingin menemani Suzy. Dia tidak akan membiarkan wanita Bae itu menghubungi rentenir ataupun mendatangi klub malam.

"Ada sesuatu yang harus aku bereskan. Aku mohon hyung, kali ini saja tolong aku." Balas Myungsoo kemudian, memohon. Terdengar helaan napas dari seberang telepon.

"Baiklah. Aku akan menelepon ibu dan bilang kau tidur di tempatku."

Myungsoo tersenyum lega mendengar jawaban Jin Hyuk. "Terima kasih hyung." Mengucapkan kalimat terima kasih singkat kemudian memutuskan panggilan. Myungsoo langsung mematikan ponselnya setelah panggilan itu berakhir, dia takut ibunya akan menelepon. Myungsoo tidak ingin memperlakukan ibunya seperti ini, namun disisi lain dia juga mengkhawatirkan Suzy.

-oOo-

Mobil Myungsoo bergerak, meninggalkan area parkir dekat minimarket tempat Suzy pernah bekerja. Myungsoo awalnya ragu menjalankan mobil, dia khawatir itu akan menganggu tidur Suzy yang terlihat nyenyak. Namun untunglah, meskipun mobil bergerak, Suzy masih tetap tertidur. Wanita itu bahkan sesekali tersedu dalam tidurnya. Sisa-sisa tangisan tadi masih ada.

Jalanan Seoul masih ramai, meski malam semakin larut. Hiruk pikuk jalanan yang masih padat cukup menganggu hingga Suzy terpaksa bangun dari tidurnya. Dia menggeliat kecil sembari membaca situasi dan saat matanya bertemu tatap dengan milik Myungsoo, dia langsung sepenuhnya sadar. Wanita Bae itu menegakkan punggung. "Kita mau ke mana?" Bertanya dengan suara yang serak.

"Tidak tau. Mungkin ke tempat yang jauh." Myungsoo menjawab dengan suara tenang. Tidak lagi melirik Suzy dan hanya fokus pada jalanan.

"Turunkan aku di sini. Aku mau turun."

Myungsoo tidak menggubris kalimat itu, dia malah menambah kecepatan mobil membuat Suzy menatapnya garang. "Kim Myungsoo!" Menaikkan nada bicara. Myungsoo melirik ke arahnya singkat, "apa?" bertanya dengan ekspresi yang masih terlihat tenang itu.

"Aku bilang turunkan aku!"

"Aku tidak mau."

"Jangan gila!"

Bad Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang