Profesor Sprout memasuki rumah kaca dengan senyuman lebar seperti biasanya kemudian menyapa murid kelas tujuh Slytherin yang berdiri disebelah kiri dan Gryffindor yang berdiri disebelah kanan. Kedua asrama seakan membentuk kubu masing-masing sehingga nampak sekali tidak mau berdiri ditempat yang sama. Meskipun perang telah berahkir, permusuhan antara kedua asrama tidak lantas ikut berahkir, terbukti dari posisi mereka saat ini.
"Nah anak-anak, seperti yang sudah kukatakan minggu lalu, kita akan mempelajari tentang tanaman vernatium gelida yang hanya tumbuh setiap musim dingin, dan keadaan saat ini sangat pas untuk memulai cocok tanam. Aku akan membuat kelompok yang berisi dua orang..." perkataan Profesor Sprout langsung terhenti begitu para murid langsung gaduh dengan saling menarik teman seasrama mereka, guna untuk dijadikan patner kelompok. Profesor Sprout yang melihat itu langsung menghentikan kegaduhan tersebut dengan suara yang cukup nyaring, dia tersenyum ketika mendapati ketenangan kembali "aku akan membuat kelompok yang terdiri dari dua asrama dan aku sendiri yang akan menentukan kelompoknya."
Pernyataan itu langsung mendapatkan berbagai rekasi dan tentu saja rekasi tak setuju dari kedua asrama yang saling bertolak belakang. Mana mungkin Slytherin bekerjasama dengan Gryffindor, apa profesor Sprout sudah gila.
Seakan tak mendengar berbagai makian dan seruan tak setuju dari muridnya, profesor ahli herbologi itu mulai membacakan kelompok yang sudah dia tentukan sendiri "Potter dengan Greengrass (Dephne dan Harry mendengus keras mendengar nama mereka dipasangkan) Weasley dengan Parkinson (Ron mengumpat sementara Pansy menjerit tak terima) Zabini dengan Longbottom, Nott dengan Thomas..." Profesor Sprout terus membacakan nama-nama yang akan menjadi patner dan selalu mendapatkan rekasi buruk dari masing-masing asrama, namun sekaan tak perduli dengan protesan muridnya profesor Sprout hanya tersenyum seakan menikmati penderitaan mereka.
Pansy menggeram marah, benar-benar tidak sudi dipasangkan dengan seroang Weasley. Kenapa harus dengan dia, kenapa tidak Potter atau Longbottom saja, setidaknya otok Longbottom masi berguna karena dia paham dengan pelajaran. Sementara Weasley, yaampun akan jadi apa tugasnya nanti. Pansy menjerit dalam hati.
"Profesor!" Hermione mengangkat tanganya, menarik perhatian semua orang dalam rumah kaca.
"Ada apa miss Granger?"
"Saya belum mendapatkan patner prof...." ucapan Hermione terhenti begitu seseorang masuk kedalam rumah kaca. Membuat perhatian profesor Sprout teralihkan.
Wanita itu menghela nafas berat mendapati Draco Malfoy terlambat "detensi nanti sore, Mr.Malfoy. Silahkan bergabung dengan patnermu."
Kening Draco mengernyit, tak mengerti dengan perkataan yang diucapkan wanita itu sementara Hermione sudah mengumpat dalam hati karena menyadari hal buruk akan segera terjadi.
"Di sana, Mr. Malfoy, patnermu adalah miss Granger." Dan Hermione benar-benar mengumpat ketika tau dugaanya benar.
Mata Pansy membelakak tak terima. Sementara yang lainya terkejut akan ucapan profesor herbologi itu. Granger dan Malfoy dalam satu kelompok? Mungkin sekolah akan runtuh besok.
Draco tak mengeluarkan ekspresi yang berarti. Dia sudah cukup kesal karena dipaksa profesor McGonagall untuk mengikuti kelas, padahal ada sesuatu yang lebih penting yang harus dia lakukan. Sementara Hermione masih terus merutuk dalam hati. Kenapa orang-orang suka sekali memasangkanya dengan Malfoy, apa mereka ingin dunia cepat kiamat?
Dan kenapa juga Malfoy datang disaat yang 'sangat tepat' disaat dia ingin protes karena tidak mendapatkan patner. Kalau begini sih lebih baik Hermione bekerja sendiri."Tanaman ini membutuhkan waktu dua minggu sebelum kuncup bunganya mekar, aku akan memberikan waktu sebulan penuh karena tugas kalian bukan hanya merawatnya tapi juga mencari sendiri bibitnya...kalian tidak perlu repot untuk membeli, aku mendengar dari Hagrid bahwa dia melihat tanaman vernatium gelida tumbuh disekitar hutan terlarang." Profesor Sprout kemudian menggerakan tongkatnya dan melayangkan pot-pot berukuran sedang pada setiap kelompok.
Hermione mendelik pada pemuda yang berdiri disampingnya ketika Malfoy hanya melirik malas pot yang dilayangkan profesro Sprout di depanya. Jelas sekali dia tidak ada niatan untuk memengambil pot itu. Hermione mendengus dan meraih pot itu. Berfikir, akan jadi apa kelompok ini? Hermione hanya berharap bahwa dia tidak akan mendapatkan nilai jelek nantinya.
__
"Aku tak menyangka, kau bebas dari berpatner denganya sebagai ketua murid tapi sekarang kau terkurung bersamanya sebagai patner kelompok dalam kelas herbologi. Merlin Hermione!"
Ron terus mengoceh dan tak berhenti membicarakan kejadian di rumah kaca beberapa jam yang lalu dan sialnya pemuda itu membicarakanya dengan suara yang terlampau keras sehingga hampir semua orang di aula mendengarnya dan mulai membicarakan hal itu.
"Bisakah kau berhenti. Aku mulai sakit kepala mendengarmu. Dan sudah kukatakan jangan berbicara dengan mulut penuh makanan. Kau menjijikan!" Hermione benar-benar sudah tidak tahan lagi. Dari kemarin mereka terus membahas soal Malfoy. Tidak bisakah sehari saja dia tidak mendengar nama itu.
Ron tidak mengidahkan perkatakan Hermione. Pemuda itu malah mengalihkan pandangan dan lanjut berbicara bersama Dean dan Seamus.
"Jangan hiraukan dia Hermione. Makan saja makananmu, nanti kau akan benar-benar sakit jika tidak makan," ujar Ginny yang duduk tepat di sampingnya. Hermione mengangguki ucapan Ginny dan mulai menyantap makan siangnya dengan tenang. Setidaknya dia harus mengisi energinya agar dia punya tenaga lebih saat berhadapab dengan Malfoy nanti.
Hermione sudah berpesan pada pemuda itu setelah kelas berahkir bahwa mereka akan mulai mencari bibit tanaman vernatium gelida di hutan. Meski saat dia mengatakanya Malfoy hanya menyukekinya. Dia tidak perduli, pokonya nilainya harus tetap bagus meski patnernya adalah Malfoy.
Dia sudah bertanya pada Hagrid tempat spesifiknya dan itu cukup jauh, jadi dia berencana untuk mencarinya siang ini agar bisa kembali saat sore.Hermione buru-buru menghabiskan sarapanya dan segera pamit pada teman-temanya untuk menemui Malfoy. Ron sempat protes tapi dengan cepat Hermione mengatakan kalau Malfoy adalah patner kelompoknya, jadi dia harus menemuinya.
"Greengrass!"
Daphne yang tengah berjalan bersama teman Slytherinya berbalik. Dia langsung memasang ekspresi dingin begitu mengetahui bahwa seorang Gryffindor-lah yang memanggilnya.
"Ada apa Granger?"
"Kau melihat Malfoy?" Tidak perlu basa-basi. Hermione ingin urusanya dengan kedua Slytherin ini segera selesai, meskipun Daphne tidak se bar-bar Pansy, tetap saja wajah sombong khas darah murni yang selalu melekat pada Greengrass satu ini membuatnya kurang nyaman.
"Untuk apa kau mencari Draco?" Daphne mengernyitkan alisnya. Tentu saja bingung. Adalah hal langka dimana seorang Hermione Granger mencari Draco Malfoy.
Hermione memutar bola mata malas. Apa sebegitu buruknya hubungan mereka sampai mereka menganggap aneh hal kecil seperti ini. Demi merlin! Dia hanya bertanya di mana Malfoy dan mereka memasang raut seperti baru saja mendengar tentang Umbrige yang sekarang menyukai warna hitam.
"Aku punya urusan penting denganya. Jadi, apakah salah satu dari kalian bisa memberitauku di mana Malfoy?"
Daphne penasaran sebenarnya tapi dia juga tidak mau berlama-lama bicara dengan Granger. Bukan berarti dia jijik karena Granger adalah mgglebron, dia memang pureblood tapi bukan berarti dia salah satu dari orang-orang kolot yang selalu membanggakan supermasi darah itu. Dia hanya sedang punya urusan sekarang.
"Lapangan Quidditch." Gadis Greengrass itu langsung berlalu setelah memberi tau Hermione. Sementara Hermione yang ingin mengucapkan terima kasih jadi mengurangkan niatnya dan segera pergi ke lapangan Quidditch
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴛʜᴇ ʟᴀsᴛ ғɪɢʜᴛ ↬ᴅʀᴀᴍɪᴏɴᴇ ✓
FanfictionSetelah runtuhnya renzim Voldemort dan para pengikutnya, para penyihir kembali membangun dunia sihir yang aman dan tentram. Hermione kembali ke Hogwarts bersama Harry, Ron dan anak-anak tingkat 7 untuk menyusul ketertinggalan selama perang. Mereka...