Jam patroli prefek telah selesai sekitar 10 menit yang lalu. Hermione berjalan bersama Ginny menuju kamar kebutuhan. Malam ini, laskar dumbledore mengadakan pertemuan dan kepala sekolah McGonagall juga akan turut hadir.
Kedua gadis berbeda warna rambut itu berdiri di depan dinding, menunggu saat sebuah pintu terbentuk dan mengungkap sebuah ruang rahasia. Keduanya baru akan masuk ketika ekor mata Ginny menangkap presensi seorang pemuda berseragam Slytherin berjalan semakin mendekati mereka. Ginny memegang tangan Hermione, menghentikan si gadis brunte.
Hermione menatap Ginny bertanya, tapi melihat gadis rambut merah itu yang tidak membalas tatapannya, membuat Hermione mengalihkan pandangan melihat arah yang sama dengan yang tengah di pandang Ginny.
"Apa yang kau lakukan malam-malam berkeliaran di koridor, Malfoy," kata Ginny dengan nada sarkas. Hermione segera menarik temannya itu mundur dan tersenyum pada Malfoy agar pemuda itu memaklumi.
"Bagaimana jika kau tanya alasannya pada gadis di sebelahmu, weaselatte," balas Draco.
Ginny mengerutkan alisnya, segera menoleh pada Hermione yang menghela nafas berat "apa maksudnya Hermione?" Tanya Ginny menuntut.
"Malfoy akan bergabung dengan laskar dumbledore. Kepala sekolah menginginkannya dalam kelompok," kata Hermione memberi tau.
Eksprsi wajah Ginny segera mengeruh tidak senang dan sulit percaya "yang benar saja, apa kepala sekolah sudah tidak waras?" Ginny mendelik sejenak pada Malfoy yang masih berdiri angkuh, sebelum mendekat pada Hermione dan berbisik "demi merlin, dia Draco Malfoy, dia pernah menjadi bagian dari pengikut Voldemort, apa kepala sekolah sudah mulai pikun?"
Hermionw memutar bola mata "hati-hati dengan perkataanmu, Gin," kata Hermione memperingati. Ginny meringis meminta maaf.
"Sedang apa kalian berlama-lama di sini, cepat masuk. Aku perlu mengatakan hal yang penting pada kalian."
Ginny seketika merinding mendengar suara tegas dari balik punggungnya. Kepala sekolah McGonagal memandang ketiga murid di sana dengan galak. Ginny menelan ludah, segera menarik Hermione masuk ke dalam kamar kebutuhan. Draco mengikuti dan McGonagal juga.
Seluruh anggota Laskar Dumbledore telah terkumpul di tempat, bahkan semua anggota baru. Hermione bisa melihat wajah-wajah familiar. Anggota baru terutama Rolf Scamander dan Lyra McKinnon juga berada di sana.
Draco memandang para anggota yang sebelumnnya tampak sibuk dengan kegiatan masing-masing sebelum menyadari kedatangan McGonagall. Ada beberapa wajah familiar dan asing yang Draco lihat.
"Tunggu, Malfoy. Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Anthony ketika melihat Malfoy. Yang lain ikut melihat dan memasang bebagai ekapresi. Beberapa waspada dan beberapa bingung.
"Aku yang memanggil Mister Malfoy ke sini, Mister Goldstein. Mulai hari ini Mister Malfoy akan menjadi anggota baru Laskar Dumbledore dan akan berlatih bersama kalian."
Perkataan McGonagall mendapatkan berbagai rekasi dari semua anggota. Ada yang tidak terima dan ada juga yang hanya menanggapi biasa saja. Kebanyakan yang tidak terima adalah anggota lama yang pernah disergap saat tahun kelima oleh Regu Inkuisitorial.
"Tapi profesor, Malfoy adalah pelahap maut," seru Justin, disusul anggukan dari yang lain.
"Tidak lagi, Mister Fletchley. Dan aku tidak membutuhkan suara dari kalian untuk merekrut anggota baru. Dengan adanya Mister Malfoy dalam kelompok, akan lebih menguntungkan. Ku dengar, Mister Malfoy mahir melakukan occlumency, kalian bisa mempelajari itu darinya. Bukan begitu Mister Malfoy?" McGonagall melirik Draco, tersenyum padanya.
Drcao mengerlingkan bola mata, menghela nafas pasrah, lantas menganguk.
"Occlumency? Kudengar itu sangat sulit, Harry bahkan tidak mahir melakukannya."
Bisikan mulai terdengar disana sini. Tampaknya beberapa orang mulai luluh dan mempertimbangkan untuk menerima Draco Malfoy.
"Jika kalian sudah selesai dengan ini, aku perlu mengatakan sesuatu yang penting pada kalian." McGonagall menyela kegaduhan yang terjadi. Membuat para anggota diam dan mulai mendengarkan.
Hermione hendak mengikuti Ginny bergabung dengan yang lainnya, tapi melihat Malfoy yang berdiri sendirian tidak jauh dibelakang McGonagall membuat Hermione memutar arah dan menarik pemuda itu untuk bergabung dengan yang lain.
Draco hanya pasrah mengikuti, tidak mau banyak bicara. Beberapa orang melirik ke arahnya diam-diam.
"Kementrian telah mengirim banyak auror untuk menyelidiki serangan yang terjadi di Hongsmaede, mencari sisa-sisa pelahap maut yang kabur. Mereka mendatangi manor-manor dari keluarga yang terlibat, tapi masih tidak bisa menemukan markas atau tempat pelahap maut berkumpul. Tidak banyak pelahap maut yang tertangkap dan sulit untuk menggali informasi dari mereka." Kepala sekolah Hogwarts menatap para anggota Laskar Dumbledore dengan raut cemas diwajahnya yang tidak lagi muda "Orde telah memperingatkan kita untuk selalu berhati-hati. Meski aku telah memberlakukan larangan untuk tidak keluar castle, masih ada beberapa yang tetap melanggar..." Hermione menunduk dan Draco mengalihkan pandangan saat McGonagall melirik ke arah mereka. Minerva menghembuskan nafas berat "para guru sudah sepakat untuk membuat tabir pelindung di sekitar area sekolah. Tapi mengingat akan ada pertandingan Quidditch besok lusa, maka kami menundanya hingga dua minggu ke depan. Aku harap sampai saat itu tiba, kalian bisa membantu untuk mengamankan sekolah." Para murid mengangguk patuh, membuat McGonagal tersenyum tipis, merasa beban dikepalanya sedikit berkurang.
"Dan aku juga ingin membahas soal apa yang terjadi saat kelas pemeliharaan satwa gaib. Apa dari kalian yang mengikuti kelas hari itu benar-benar tidak ada yang melihat siapa yang menyerang Mister Malfoy?"
Mereka saling berpandangan, melemparkan pertanyaan satu sama lain tapi hanya mendapat gelengan ketidak tauhan.
"Baiklah kalau begitu," kata profesor McGonagall, meraska sedikit kecewa "jika kalian masih ingin berada di sini untuk berlatih, silahkan. Aku akan kembali ke ruanganku. Tapi ingat, hati-hati saat akan kembali ke asrama."
Sepeninggalan kepala sekolah, keadaan kembali menjadi gaduh. Beberapa orang mulai berlatih, yang lain sibuk membicarakan peristiwa yang terjadi ahkir-ahkir ini.
Harry, Ron dan Ginny mendekati Hermione yang berdiri berdampingan dengan Draco Malfoy.
"Selamat bergabung, Malfoy. Aku harap kau bisa betah," kata Harry, agak meringis canggung. Draco hanya membalasnya dengan anggukan singkat.
"Kuharap kau tidak mengacau, Malfoy," kata Ginny, lebih seperti memperingati. Sementara Ron hanya bisa menatap tajam tanpa bicara apa-apa. Sepertinya Harry dan Ginny sudah memperingati pemuda itu agar tidak memulai perkelahian dengan Malfoy.
Tiga orang itu kemudian berlalu dari hadapan Draco dan Hermione. Bergabung dengan yang lain untuk berlatih. Draco menoleh pada Hermione "jadi, apa yang harus aku lakukan?" Tanya Draco.
Hermione mengerutkan dahinya, diam sejenak untuk berfikir "apa kau tau Patronus Charm?" Tanya Hermione, Draco mengangkat satu alisnya, mengerut. Dia kemudian menggeleng.
"Tidak, apa itu?"
"Itu seperti Expecto patronum, tapi juga agak berbeda. Patronus membuat cahaya yang dekeluarkan membentuk sesuatu atau berwujud. Setiap orang memiliki wujud patronus yang berbeda, seperti itu..." Hermione menunjuk ke arah Luna yang baru saja membuat patronusnya "milik Luna adalah kelinci."
Draco melihat cahaya kebiruan berbentuk kelinci, melompat-lompat di udara mengitari Lovegood. Anak-anak perempuan tertawa cerah di sekitarnya.
Hermionw tersenyum, Luna selalu suka membuat patronus.
Draco kembali beralih pada Granger "bagaimana dengan milikmu? Apa wujud patronusmu?" Tanya Draco penasaran. Mulai tertarik dengan patronus charm.
Hermione tersenyum lembut, menggerakan tongkatnya, tidak lama seulur cahaya mengalir dari ujung tongkatnya, dan kemudian membentuk seekor hewan.
Draco memandang takjub saat hewan itu berlari dengan kakinya yang pendek mengitarinya dan Granger. Hermione tersenyum tipis melihat reaksi Draco.
"Otter."
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴛʜᴇ ʟᴀsᴛ ғɪɢʜᴛ ↬ᴅʀᴀᴍɪᴏɴᴇ ✓
FanficSetelah runtuhnya renzim Voldemort dan para pengikutnya, para penyihir kembali membangun dunia sihir yang aman dan tentram. Hermione kembali ke Hogwarts bersama Harry, Ron dan anak-anak tingkat 7 untuk menyusul ketertinggalan selama perang. Mereka...