Suasana lapangan tidak seramai saat pertandingan, tapi cukup banyak murid yang berada di tribun penonton untuk menyaksikan latihan yang sedang berlangsung.
Hermione menatap murid-murid dengan jubah berwarna biru khas Revenclaw yang sedang terbang kesana-kemari, itu berarti Slytherin belum melakukan latihan atau sudah selesai melakukan latihan. Dan dugaan itu langsung terjawab begitu segerombolan murid berjubah hijau memasuki lapangan dengan sapu terbang disatu tangan mereka.
Hermione segera berlari mendekat dan berhenti tepat di depan Malfoy membuat gerombolan mereka terhenti karena sang kapten kedatangan tamu.
"Apa maumu Granger?" Tanya Draco. Dia menoleh pada teman-teman Quidditch-nya dan memberi intruksi untuk segera berlatih sementara dia masih pada posisinya menghadapi sang Gryffindor.
"Tunggu! Kalian baru akan mulai latihan?" Hermione melebarkan matanya melihat tim Revenclaw yang sedang berlatih kini digantikan dengan tim Slytherin sekarang. Dia melirik jam ditanganya. Jam 2 siang.
"Kau tau. Jadi minggir." Draco mendorong Granger agar gadis itu menyingkir dari jalanya, namun langkahnya kembali terhenti. Dia menoleh ke belakang dan menemukan Granger yang sedang menarik jubah Quidditch-nya.
"Berapa lama kalian akan berlatih?"
"Apa kau sudah mulai bosan membaca Granger? Sehingga sekarang kau menggati hobimu dengan menganggu orang."
Hermione mendengus "tidak bisakah kau jawab saja."
"2 jam." Draco menjawab malas
"Merlin!" Pekik Hermione membuat sebagian orang mengalihkan pandangan ke arah mereka dan memandang mereka penasaran.
Draco terkejut namun secepat kilat mengatur ekspresinya kembali dingin. Dia mengernyitkan alisnya, bingung dengan Granger yang bertingkah aneh saat ini. Yah meski sebenarnya sudah aneh sejak gadis itu menghampirinya bebera menit lalu.
"Tidak bisakah lebih cepat?"
Kening Draco makin menekuk. Sebenarnya ada apa dengan Granger "kau, apa sebenarnya urusanmu?"
"Tugas kelompok Malfoy. Ingat?" Hermione menekan kata-katanya. Gemes dengan Malfoy yang tampak tak perduli sama sekali sehingga lupa dengan tugas yang baru saja diberikan sejam yang lalu.
"Lalu?" Draco menaikan keningnya. Menatap Granger masih dengan pandangan bosan.
Hermione mengulum bibinya menahan perasaan kesal "lalu Malfoy, kita perlu mencari bibitnya di hutan siang ini agar bisa kembali saat sore. Jika kita pergi sore kita akan kembali saat malam. Kau mengerti Mr.Malfoy?"
"Kau terlalu rajin Granger..."Hermione mengucapkan terimakasih membuat Draco mendengus "kita bisa mencari bibit itu besok. Sekarang minggir, aku harus mengurus timku."
"Tidak bisa Malfoy, harus hari ini. Besok ada kelas sampai sore dan akan ada rapat prefek juga."
Draco mengumpat mendengar jadwal Hermione. Gadis ini pasti sudah gila karena mengambil kelas sampai sore. Kebiasaannya yang selalu ingin bekerja ternyata belum hilang juga.
"Kalau begitu, nanti malam." Tanpa mendengar protesan Hermione lagi, Draco segera berlalu dengan menaiki sapu terbangnya meninggalkan Hermione di bawah yang sudah bersiap dengan rapalan kutukan diujung lidahnya.
Malfoy lagi-lagi bersikap seenaknya dan sialnya Hermione tak bisa mengutarakan ketidak setujuanya. Nanti malam kata pria itu, hah! Hermione lebih baik mencarinya sendiri sekarang juga. Masa bodoh dengan Malfoy, dia lebih mementingkan nilainya.
__
Hermione menghembuskan nafas berat berulang kali sampai orang-orang yang duduk dalam satu ruangan denganya memandangnya dengan sorot heran.
"Ada apa Hermione?" Tanya Anthony sembari memegang bahu kiri Hermione membuatnya tersadar dan segera memasang senyum kecil.
Pada ahkirnya dia berahkir di sini. Di ruang rapat prefek bersama Antony dan para prefek asrama yang telah dipilih sebelumnya. Anthony memutuskan memajukan jadwal rapat karena kepala sekolah menginginkan patroli mulai diberlakukan malam ini.
"Bukan apa-apa. Jadi apa kalian setuju dengan jadwal patrolinya?" Tanya Hermione pada para prefek. Dia menatap satu-persatu perwakilan asrama itu sampai salah satu dari mereka mengangkat tangan.
"Apa kita bisa saling bertukar jadwal?" Tanya prefek dari Slytherin. Blaise Zabini.
"Bisa saja. Asal kalian punya alasan yang masuk akal untuk tidak melakan patroli." Blaise dan yang lainya mengangguk mendengar penuturan Hermione.
Hermione bersyukur bahwa prefek terpilih dari Slytherin adalah Blaise Zabini dan Theodore Nott. Dua Slytherin yang tidak terlalu banyak mengeluarkan kata-kata sinis dan sombongnya. Saat tahun keenam dulu dia harus menghadapi Malfoy dan Parkinson dan itu sangat-sangat menyebalkan, dia bersyukur itu tidak terulang lagi tahun ini. Sementara prefek lainnya ada Lisa Turpin dan Kevin Entwhistle dari Revenclaw, Hanna Abbott dan Susan Bones dari Hufflepuff serta ada Parvati Patil dan Dean Thomas dari Gryffindor.
"Jika tidak ada yang ingin bertanya lagi, kurasa rapat kali ini berahkir di sini. Kalian bisa keluar sekarang," kata Anthony. Menutup rapat mereka sore itu.
Hermione melirik arloji di tanganya dan jarumnya menunjukan jam 4 lewat 27 menit. Dia buru-buru membereskan barang-barangnya dan segera menuju lapangan Quidditch. Malfoy pasti barusaja selesai latihan.
Dan benar saja. Dia bisa melihat Draco Malfoy terbang dan mendarat di tribun penonton, kemudian duduk sendirian di sana sementara teman-teman Quidditch-nya sudah keluar dari lapangan.
"Sudah menemukan bibitnya?"
Hermione mendudukan dirinya tepat satu meter di samping Malfoy. Dia mendengus begitu mendengar pertanyaan pemuda pirang itu yang seakan mengejeknya.
"Belum." Hermione menjawab ketus.
"Oh...kau menungguku?"
Draco menyeringai begitu mendapatkan plototan kesal dari Granger. Sudah lama dia tidak melihat ekspresi menghibur ini "atau jangan-jangan kau memakai alasan tugas kelompok ini untuk bisa berduan saja denganku. Yaampun Granger, aku tidak menyangka ternyata kau-akh!!" Draco membelakakan matanya. Dia menatap Hermione yang baru saja menamboknya dengan tatapan membunuh. Dia segera mengedarkan pandanganya kesegala penjuru lapangan kemudian bernafas legah begitu tak menemukan satu orangpun di sana selain mereka."Berhenti mengatakan hal menjijikan,"
kata Hermione yang kemudian memasang ekspresi ingin muntah "kau membuatku ingin muntah." Draco berdecih."Kau sudah selesai latihan kan, jadi sekarang berdiri dan ayo mencari bibitnya." Hermione bangkit dari duduknya dan hendak beranjak, namun dia kembali terduduk karena Draco menarik lenganya cukup kuat.
"Kau tau kalau aku baru saja selesai latihan dan itu melelahkan. Jadi biarkan aku istirahat beberapa jam disini."
"Jangan bercanda Malfoy. Jika kau beristirahat 'beberapa jam' kita akan sampai di sana malam hari." Hermione benar-benar sudah tidak tahan dengan tingkah Malfoy. Dia mengutuk profesor Sprout karena menjadikan Malfoy sebagai patnernya.
"Kalau begitu, kita akan pergi malam hari saja." Draco berkata dengan santai tak perduli dengan Hermione yang kini sudah benar-benar kesal dan siap mengutuknya menjadi musang albino.
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴛʜᴇ ʟᴀsᴛ ғɪɢʜᴛ ↬ᴅʀᴀᴍɪᴏɴᴇ ✓
ФанфикSetelah runtuhnya renzim Voldemort dan para pengikutnya, para penyihir kembali membangun dunia sihir yang aman dan tentram. Hermione kembali ke Hogwarts bersama Harry, Ron dan anak-anak tingkat 7 untuk menyusul ketertinggalan selama perang. Mereka...