20 - Satwa Gaib

462 58 0
                                    

"Cornish Pixies."

Dinding batu di depannya bergeser, mengungkap sebuah jalan masuk menuju cammon room Slytherin.

Draco Malfoy melangkah masuk. Letak asrama Slytherin yang berada tepat di dasar danau, memberikan semburat cahaya kehijauan di ruangan itu. Draco sekilas melirik anak tahun pertama yang sedang berdiri dekat dinding transparan yang memperlihatkan keindahan dalam danau, tampak begitu takjub saat cumi-cumi raksasa melintas di depan mata mereka. Di sisi lain, anak-anak tahun ke 5 sampai ke 7, tengah duduk di sofa kulit berumbai hitam dan hijau tua dengan sandaran rendah, beberapa dari mereka, Draco melihat Blaise, serta Pansy yang tengah bicara dengan Millicent.
Kedua gadis tersebut sedang membicarakan hal yang tampaknya seru sampai ekor mata Pansy tidak sengaja melihat sosok pemuda berambut pirang platina melintas, berjalan begitu saja melewati mereka dengan sikap apatis.

Pansy segera bangkit berdiri dan mencegat Draco yang akan masuk ke asrama laki-laki "kau dari mana saja Drake? Blaise bilang kau tidak ada di kamarmu semalaman, dan tadi kau juga tidak menghadiri kelas," kata Pansy hampir tanpa jeda. Alis gadis itu berkerut, menunggu jawaban.

Blaise dan Millicent ikut memandangnya sama, seolah meminta penjelasan. Draco membuang nafas berat. "Ke S.T Mugo, mengunjungi ibuku," jawabnya dengan intonasi malas. Dia hendak kembali melangkah, tapi Blaise segera berdiri dan menyambung pembicaraan lain.

"Kau ke S.T Mugo semalam? Apa kau tidak tau kalau semalam ada penyerangan di Hongmaede?" Kata pemuda Itala itu.

"Ya, aku tau," jawab Draco pendek, tidak ingin memperpanjang pembicaraan lagi, dia cepat-cepat masuk ke dalam asrama laki-laki, mengabaikan Pansy yang hendak mencegatnya lagi.

Blaise mengerutkan alisnya, segera menyusul Draco masuk ke asrama laki-laki. Membiarkan Pansy yang berdecak kesal karena di abaikan.

Dia memasuki kamar mereka, tepat saat pintu kamar mandi ditutup. Blaise duduk di ranjangnya, menunggu dengan tidak sabar selama Draco menyelesaikan urusannya di kamar mandi.

Sekitar 30 menit Blaise duduk menunggu. Pemuda Italia itu mulai mendengus kesal. Dia tau kalau Draco Malfoy memang punya kebiasaan mandi dalam waktu yang lama, tapi kali ini, lamanya dua kali lipat dari waktu biasanya. Apa yang Draco lakukan di dalam sana. Blaise jadi penasaran.

Dia ahkirnya berdiri dan berjalan menuju pintu kamar mandi, tapi baru saja Blaise hendak membuka pintu, Draco sudah lebih dulu keluar, lengkap dengan seragam dan jubah hitam hijau Slytherin. tindakannya segera mendapat tatapan aneh dan ekspresi wajah Draco yang mengerut bertanya "mau apa kau?" Tanya Draco dengan nada sarkastik.

Blaise kelabakan, segera mundur, memberi jalan pada Draco untuk lewat. Tapi tidak lama, dia bisa mengontrol sikapnya.

"Apa maksudmu kau tau soal penyerangan di Hongsmaede?" Tanya Blaise, alisnya mengerut, kembali pada keseriusannya "jangan bilang kalau kau berada di sana semalam dan melihat langsung penyerangan itu," kata Blaise. Dia berharap dugaanya salah.

"Memang kau pikir dari mana lagi aku tau tentang penyerangan itu? Lagupula, jika kembali ke Hogwarts, memang harus melewati Hongsmaede," katanya, sembari mengeringkan rambutnya dengan sihir dan kemudian menatanya.

"Jadi benar kau berada di sana saat penyerangan terjadi? Apa mereka..." Blaise menarik nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan "apa orang-orang itu melihatmu?"

"Ya Blaise, salah satu dari mereka bahkan menyerangku." Draco mengangkat kemejanya, memperlihatkan pada Blaise bekas memar di perutnya yang di dapatnya dari duelnya dengan Rebastan Lestrange semalam.

Blaise menghela napas berat. Melihat Draco yang bersikap begitu tenang. Dia tidak tau, bahwa dibalik sikap tenangnya, Draco mengalami pergulatan batin yang sangat menganggu. Melihat Rebastan Lestrange semalam, Draco yakin pria itu tidak akan membiarkannya begitu saja, dan Draco khawatir jika pria itu akan mendatangi ibunya dan akan menyakitinya.

ᴛʜᴇ ʟᴀsᴛ ғɪɢʜᴛ ↬ᴅʀᴀᴍɪᴏɴᴇ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang