Suasana aula malam itu penuh dengan pembicaraan yang masih sama seperti minggu sebelumnya. Meskipun sudah beberapa hari berlalu, kabar tentang hancurnya azkaban masih menjadi buah bibir setiap murid Hogwarts. Namun ahkir-ahkir ini bukan hanya tentang insiden itu yang mereka bicarakan, tapi juga tentang Draco Malfoy.
"Ron, apa kau yang menyebarkan berita konyol ini?"
Ron menoleh cepat karena mendengar namanya disebut. "Tentu saja bukan. Memangnya apa untungnya bagiku," Balas Ron dengan suara agak ditekan, tak terima karena dituduh oleh Hermione "kau tampaknya begitu perduli dengan ferret itu, Mione. Kau menyukainya?" Tuntut Ron. Weasley ke -6 itu menatap Hermione yang duduk tepat di depannya dengan mata memincing tajam.
"Apa? Tidak!" Hermione terkejut, tentu saja. Kenapa Ron mengatakan hal seperti itu hanya karena kalimat yang dia tanyakan. Lagipula mana mungkin dia menyukai ferret Malfoy. Hermione masih waras.
"Bukankah itu Ginny dan Luna. Mereka sedang bersma siapa?" Neville bertanya entah pada siapa. Pandangannya tertuju pada tiga gadis yang baru saja memasuki aula dan kemudian berpisah dengan Ginny menuju meja Gryffindor dan Luna bersama gadis satunya menuju meja Ravenclaw.
"Aku baru melihatnya. Siapa dia?" Tanya Dean sambil menatap pada Ginny yang sudah duduk di samping Hermione.
Ginny mengangkat alis tak mengerti lalu memandang ke arah pandangan Neville. "Oh... Maksud kalian Lyra?" Semuanya hanya menatap penasaran "dia murid tahun ke-6. Lyra McKinnon."
"Dia bukan murid baru?" Tanya Seamus.
Ginny menggeleng "tentu saja bukan. Dia masuk di tahun yang sama denganku. Dia memang suka menyendiri, mungkin karena itu kalian tidak pernah melihatnya."
Pandangan Hermione masih tertuju pada gadis itu. Dia gadis yang ditemuinya di perpustakaan tadi siang. Gadis aneh yang berterimaksih padanya entah karena alasan apa.
"Ngomong-ngomong Harry di mana?" Tanya Ginny. Baru menyadari ketiadaan kekasihnya di meja Gryffindor.
"Dia di panggil ke ruang kepala sekolah." Ron menjawab.
"Untuk apa?" Tanya gadis Weasley itu lagi. Dan Ron menjawabnya dengan kedikan bahu, dia juga tidak tau. Sementara Hermione hanya bisa mengulum bibirnya rapat. Dia tentu tau alasan Harry dipanggil oleh kepala sekolah. Matanya diam-diam melirik ke arah meja Slytherin, dimana hanya ada Blaise bersama Theo tanpa Malfoy di sana.
"Ngomong-ngomong...Lyra juga ingin bergabung dengan Dumbleodre Army."
Celetukan Ginny yang tiba-tiba, berhasil menarik perhatian Hermione sepenuhnya, seperti sengatan petir entah mengapa Hermione merasa ada yang aneh dari gadis itu.
___
"Pertumbuhanya sangat bagus...kalian benar-benar merawatnya dengan baik, untuk itu kuberikan nilai O masing-masing untuk kalian."
Hermione tersenyum senang mendengar penuturan profesor Sprout tentang tanaman vernatiam gelida meliknya dan Malfoy. Rasanya perjuanganya selama dua minggu berhadapan dengan Malfoy dan mengurus tanaman itu tidaklah sia-sia.
Sementara Draco yang berdiri tepat di samping Hermione menghembuskan nafas legah karena ahkirnya dia terbebas dari keharusan dan kecerewetan Granger untuk merawat tanaman itu.Setelah profesor menilai tanaman milik semua kelompok, mereka dipersilahkan keluar dari rumah kaca karena kelas telah berahkir.
Hermione berjalan beririgan seperti biasa bersama Harry dan Ron. Ekspresi keduanya terlihat kontraks perbedaanya. Harry dengan wajah berseri karena mendapatkan nilai oustanding sementara Ron harus puas dengan nilai F nya. Sepertinya Weasley ke 6 itu tidak bisa bekerjasama dengan Parkinson berbeda dengan Harry yang berjalan lancar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴛʜᴇ ʟᴀsᴛ ғɪɢʜᴛ ↬ᴅʀᴀᴍɪᴏɴᴇ ✓
FanfictionSetelah runtuhnya renzim Voldemort dan para pengikutnya, para penyihir kembali membangun dunia sihir yang aman dan tentram. Hermione kembali ke Hogwarts bersama Harry, Ron dan anak-anak tingkat 7 untuk menyusul ketertinggalan selama perang. Mereka...