29 - Pertempuran Hogwarts

489 55 0
                                    

Duel antara Voldemort dan Harry berhenti beberapa saat. Mata hijau zamurd Harry menatap mata merah Voldemort.

"Bagaimana bisa kau masih hidup!" Ron mengambil kesempatan dalam lingkaran persitegangan mereka. Memberikan tatapan ngeri dan kebencian pada Voldemort yang tersenyum dengan bibir tipis dan wajah ularnya yang pucat mengerikan. Hermione datang kemudian, menodongkan tongkat, melindungi kedua sahabatnya.

"Apa kalian pikir aku bodoh?" Voldemort tertawa mencela "kalian pikir aku tak tau rencana kotor Dumbledore dan kalian yang ingin memburu Horcrux milikku," tawanya menggema, memantul di dinding-dinding hogwarts.

Dalam detik-detik itu, semua orang berhenti dan larut dalam hening, membeku menyaksikan empat orang yang berada dalam lingkaran ketegangan. Menyaksikan Voldemort berputar-putar seolah menarik the golden trio menghindari kedekatan. Mereka masih mengancungkan tongkat waspada pada Voldenort yang masih bicara sembari memainkan tongkatnya. Beberapa saat kemudian, saat Harry lebih memperhatian pria berwajah ular tanpa hidung itu, dia melihat sesuatu yang familiar, tergantung di leher pucat Voldemort. Dan iris zamurd di balik kacamatanya membelakak lebar. Ron dan Hermione yang juga melihatnya, berekasi tidak kalah terkejut.

Voldemort tersenyum manis, membelai kalung dengan huruf S dan berwarna hijau denggan bangga. Kalung Salazar Slytherin.

"Kalung itu seharusnya sudah hancur!" Ron menatap dalam kengerian. Bertapa ia membenci kalung tersebut. Ingatan tentang pencarian Horcrux yang menantang nyawa melintas abstrak di kepalanya. Bagaimana benda itu mempengaruhi Ron dan menjauhkannya dari kedua sahabatnnya.

Voldemort tertawa. Dia tersenyum licik, menatap Ron melalui pupil matanya yang merah mengerikan "Kalian sama bodohnya dengan Black..." Hermione lamgsunh tau saat Voldemort mengungkit nama keluarga itu. Maksudnya Regulus Black, dan karena ini berkaitan dengan kalung Salazar Slytherin, maka pastilah saudara Sirius lah, yang dimaksud.

"Kalian pikir, setelah dihianati dan di tipu, aku akan melakukan hal yang sama?" Voldemort menggeleng "tidak, Potter. Aku tau Black mengganti liontin asli dengan yang palsu di tempat benda ini seharusnya berada. Sayang sekali, dia tidak cukup kuat menahan sakitnya dan ahkirnya mati."

Harry, Hermione, Ron dan semua orang memperhatikan, mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut berbisa Voldemort "Kalung yang kalian rebut dari Dolores Umbridge adalah kalung palsu...ya Potter," sela Voldemort saat Harry hendak menyela. Harry kembali bungkam dan menatap kesal. Voldemort tersenyum manis "Aku sudah menyuruh orangku bekerja lebih dulu sebelum kalian melakukannya. Dumbledore menghancurkan cincin gaunt dan kau merusak buku harianku." Voldemort mendesis, menggeram atas fakta tersebut "dan kalian berfikir aku akan diam saja saat tau bahwa kalian akan merusak milikku yang lain."

"Aku menaruh sihir, sebuah kutukan yang akan mempengaruhi orang yang memakainya, kuyakin seseorang pernah terpengaruh sebelumnnya..." Voldemort melirik pada Ron yang menggeram marah "kalung yang asli ada di sini Potter, di tempat kau tinggal. Bertapa bodoh dan lambannya kalian karena tidak menyadarinya."

Saat itu Hermione menyadarinya. Di sini di tempat kau tinggal, Hogwarts. Kalung yang asli selama ini berada di Hogwarts. Hermione menarik nafas berat, berpaling ke arah Draco yang berdiri dua puluh meter jauhnya dari tempat Hermione berada, yakin bahwa pemuda itu mendengar setiap kata Voldemort, setiap informasi dan kebenaran yang mereka lewatkan. Sesuatu yang mereka lewatkan dan tidak mereka sadari.

Mata Hermione membelakak kecil, sesaat menahan nafas. Dia segera menoleh pada Harry dan membisikan seusatu padanya.

"Kamar rahasia."

Harry dengan cepat menoleh pada Hermione, terkejut atas perkataannya. Dan Hermione melanjutkan kata-katanya "kalung yang asli berada di kamar rahasia, Harry." bagai sambaran petir, Harry terdiam membeku, tidak sanggup mengatakan sepatah katapun.

ᴛʜᴇ ʟᴀsᴛ ғɪɢʜᴛ ↬ᴅʀᴀᴍɪᴏɴᴇ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang