22 - Obrolan dikala Senja

471 55 0
                                    

"Beri tau laskar dumbledore, berkumpulah di kamar kebutuhan malam ini. Semua anggota tanpa terkecuali, ada hal penting yang perlu diberitaukan," kata kepala sekolah.

Neville menganggukan kepala menyanggupi "ada beberapa murid yang baru bergabung profesor, apakah mereka juga?" Tanya Neville.

"Asal mereka orang-orang yang dapat di percaya, Mister Longbotoom. Aku tidak ingin ada penyusup dalam kelompok. Sudah cukup aku pusing dengan siapa yang menyerang Mister Malfoy tempo hari" McGonagall memijat dahinya.

Hingga sekarang, mereka belum menemukan siapa pelaku yang melemparkan mantra dan hampir mencelakai Draco Malfoy tempo hari. Minerva bahkan sampai meminumkan para murid veritaserum.

"Baik profesor, kalau begitu saya permisi dulu" kata Nevile. Pemuda gemar herbologi itu kemudian menoleh pada teman seasramanya "aku duluan Hermione."

Hermione tersenyum "sampai bertemu nanti, Nevile," balas Hermione. Dia melihat Nevile berlalu pergi, keluar dari ruang kepala sekolah, menyisakan Hermione yang kini berhadapan dengan Headmister McGonagall.

"Aku lihat, ahkir-ahkir ini kau cukup dekat dengan Mister Malfoy, Miss Granger. Akan bagus jika kau bisa mengajaknya ikut dalam pertemuan malam ini."

Hermione terkejut dengan ucapan kepala sekolah barusan, apa Hermione tidak salah sengar. Apa profesor McGonagall benar-benar menginginkan Draco Malfoy berada dalam laskar dumbledore. Entah mengapa Hermione merasa skeptis akan hal itu.

Melihat ekspresi murid di depannya, Minerva menghela nafas pelan "Mister Malfoy adalah seroang pelahap maut sebelumnya, dia banyak dan lebih tau tentang sisi gelap dari anggota laskar bahkan aku. Ini mungkin jahat, tapi kita bisa sedikit mengorek tentang selak beluk sisi gelap darinya, karena itu akan sangat bagus jika Mister Malfoy bergabung dalam kelompok."

Hermione menggigit bibir bawahnya, dia kemudian mendongkak, melihat potret Severus Snape yang balik memandangnya dengan mata gelapnya, Hermione meringis, kembali melihat pada prodesor McGonagall "bukankah profesor Snpae juga pernah jadi bagian dari mereka, kenapa tidak bertanya pada belia?" Hermione bertanya gugup. Merasa potret mantan profesor ramuannya itu sedang memperhatikannya, bisa Hermione bayangkan ekspresi Severus Snape yang memandangnya dengan tatapan dingin serta berekspresi datar dan kaku.

"Severus sudah menceritakan bagiannya..." McGonagal belirik potret rekannya sejenak "tapi kau tau bahwa Severus juga punya batasan, apalagi tahun keenam, dia lebih banyak menghabiskan waktu di sekolah sebagai headmaster ketimbang berkumpul dengan para pelahap maut." McGonagall memberi tau "kudengar, Voldemort juga lebih banyak berinteraksi dengan Belatrix dan keluarga Malfoy ketimbang pelahap maut yang lain. Mister Malfoy mungkin bisa memberi tau sesuatu."

Hermione menghela nafas pelan, dia sebenarnya masih ragu, tapi tetap menganggukan kepalanya menyanggupi permintaan kepala sekolah.

"Aku berharap, kau dapat meyakinkan Mister Malfoy, Miss Granger. Aku berharap banyak darimu."

Hermione meninggalkan ruang kepala sekolah setelah pembicaraannya dengan Profesor selesai. Dia diperkenankan keluar dan kembali ke asrama untuk bersiap-siap sebelum makan malam tiba. Tapi Hermione tidak langsung menuju asrama, sebaliknya dia berhenti di lorong dan melihat keluar melalui jendela.

Langit masih menampakan semburat jingga, kian lama, matahari semakin bergeser. Hermione menghembsukan nafas berat, masih tidak cukup yakin untuk mengajak Malfoy bergabung dengan laskar dumbledore. Bagaimanapun, Malfoy adalah salah satu orang yang pernah menghancurkan persembunyian mereka saat tahun ke-5. Hampir sebagian besar anggota membencinya. Hermione juga tidak yakin jika Malfoy mau menerima ajakannya.

Malfoy mungkin tidak lagi keberatan berada di dekatnya, tapi Hermione tau, bahwa Malfoy masih enggan berinteraksi dengan yang lain. Bahkan di Slytherin sendiri, pemuda itu hanya kelihatan bicara dengan Parkinson, Zabini, Nott dan Greenggrass. Mungkin sedikit dari anggota tim Quidditch. Tampaknya, anak-anak Slytherin juga menjauhinya seperti anak asrama lain.

"Hermione? Hai."

Perhatian Hermione teralihkan saat mendengar suara lembut menyapanya. Dia berbalik dan menemukan Luna mendekat, tersenyum berdiri di sampingnya. Ikut menyaksikan matahari terbenam.

"Hai juga, Luna."

"Quibbler?" Luna tersenyum sembari menawarkan majalah the quibbler yang ada dalam pelukannya.

Hermione tersenyum paksa "kurasa tidak. Maaf Luna," katanya, menolak dengan halus. Tapi Luna tidak keberatan dan masih tetap tersenyum.

"Neville bilang, malam ini ada pertemuan," kata gadis pirang yang mengenakan anting apel merah. "Katanya anggota baru boleh ikut. Aku akan mengajak Lyra," kata Luna dengan suara halus dan mengambang seperti biasanya.

"Apa kau sering bersamanya?" Tanya Hermione penasaran. Dia sedikit menaruh perhatian pada gadis Ravenclaw yang ahkir-ahkir ini sering kelihatan bersama Luna.

Luna tersenyum dan mengangguk "ya, Lyra sepertimu Hermione. Dia baik."

Hermione meringis canggung "benarkah." Hermione membasahi bibirnya, sedikit ragu untuk kembali bertanya. Sejujurnya, Hermione merasa curiga pada gadis itu, Lyra tampaknya tidak pernah muncul sebelumnya, tapi tiba-tiba saja dia mulai sering terlihat bersama Luna, Ginny bahkan terkadang dengan anak-anak Gryffindor yang lain.

"Kenapa kau tidak pernah melihatnya sebelum tahun ke tujuh? Maaf Luna, tapi agak aneh karena dia tiba-tiba menempel padamu," kata Hermione hati-hati.

"Kupikir karena kau selalu bersama dengan Harry dan Ron dan tidak cukup perduli pada yang lain."

Alis Hermione mengerut, merasa agak tersinggung. Tapi Luna masih tersenyum seakan perkataannya bukan apa-apa "aku sudah mengenalnya sejak tahun pertama, Lyra satu-satunya yang bicara padaku sebelum aku berteman dengan anak Gryffindor lain. Dia memang lebih sering menghabiskan waktu di asrama dan perpustakaan. Kurasa dia tidak suka jalan-jalan keluar."

"Yah, mungkin?" Hermione menggigit bibirnya. Apakah dia jahat karena sudah curiga pada teman Luna? Tapi bukan salahnya jika Hermione merasa khawatir sehingga mencurigai orang dalam keadaan yang terjadi sekarang ini.

Dari pada yang lain, Lyra memang tampak agak mencurigakan. Sikapnya sedikit aneh dan gadis itu kelihatan menutup diri sehingga terkesan misterius.

"Sudah hampir gelap Hermione, kau mungkin ingin segera kembali ke asrama untuk bersiap sebelum makan malam tiba."

Perkataan Luna menyadarkan Hermione, membuatnya sedikit terkejut. Baru menyadari bahwa matahari ahkirnya sepenuhnya tenggelam dan malam telah tiba.

"Ku harap mereka membuat banyak puding..." gumam Luna. Gadis Ravenclaw itu kemudian tersenyum pada Hermione "sampai bertemu nanti, Hermione." Luna melambai dan kemudian berlalu pergi.

Hermione menghembsukan nafas berat. Dia memijat dahinya, tampaknya Hermione butuh lebih banyak istirahat setelah ini, Apalagi dua bulan lagi akan ada NEWT. Hermione harus menyiapkan banyak hal agar bisa mendapatkan nilai yang memuaskan nantinya. Tapi dalam keadaan yang terjadi sekarang, Hermione agak merasa ragu. Semoga perang yang mereka perkirakan tidak benar-benar terjadi.

Merlin, biarkan Hermione Granger belajar dan lulus dengan tenang.

To Be Continued

ᴛʜᴇ ʟᴀsᴛ ғɪɢʜᴛ ↬ᴅʀᴀᴍɪᴏɴᴇ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang