CHAPTER 17

873 76 18
                                    


HAPPY READING

Hal yang paling Elang benci adalah sendirian, tapi dia juga sadar keluarganya itu punya kesibukan yang tidak bisa di ganggu. Seperti saat ini, dia bingung mau pergi ke mana, sedangkan gengnya itu  sibuk entah ke mana. Elang mencoba bermain game, nonton televisi, tapi lama-lama juga bosan.

Dia berjalan ke arah meja, matanya tak sengaja melihat sesuatu di sana,"Dua tiket nonton? Oh iya ini kan yang Bang Anka kasih waktu itu,"gumamnya.

Setelah menimbang-nimbang,"Gue pake aja deh, gue ajak Lyora biar misi gue juga makin cepat selesai,"gumamnya lagi, lalu langsung bersiap untuk pergi.

Dengan pakaian simpel, dan sudah memberi kabar juga pada Lyora, dia sudah menunggu di depan rumah Lyora. Tak lama yang di tunggu keluar, entah yang dia masih saja dengan perasaan yang tak karuan ketika melihat Lyora dengan penampilan anggunnya.

"Aku gak telat kan?" Tanya Lyora, langsung membuyarkan lamunan Elang.

"Enggak, masih ada waktu,"jawab Elang.

Film yang mereka tonton bergenre horor, sedangkan Lyora yang paling tidak suka horor dari tadi merasa tidak nyaman. Sesekali dia mendekat ke arah Elang, untuk menghindari beberapa adegan seram. Elang yang akhirnya peka, memegang erat tangan Lyora supaya gadis itu merasa tidak takut lagi.

"Kalo kamu takut, keluar aja mau?" Tawar Elang.

"Emang gapapa?" Tanya Lyora, merasa tak enak hati.

"Gak masalah, dari pada kamu gak nyaman,"balas Elang, dan Lyora pun langsung mengangguk.

***

Sebagai pengganti acara nonton yang gagal, Elang mengajak Lyora ke sebuah taman yang memang ada sebuah danau yang bagus. Kebetulan waktu juga belum terlalu malam, jadi aman untuk dia bisa lebih dekat lagi.

"Kamu tunggu di sini, aku mau beli sesuatu dulu,"ucap Elang.

"Jangan lama,"ucap Lyora, yang memang takut di sana lumayan sepi.

Tak lama Elang kembali dengan sesuatu di tangannya, dan Lyora juga bingung apa yang akan di lakukan Elang itu.

"Itu apa?" Tanya Lyora.

"Ini lampion, nanti tulis isi hati kita terus kita terbangin barengan,"jelas Elang.

Lyora tersenyum sumringah,"Ide yang bagus."

"Oke kamu duluan aja yang tulis,"titah Elang.

"Tapi jangan di lihat ya,"ucap Lyo.

"Iya tenang aja."

Lyora mulai menulis beberapa hal yang ada di hatinya,"Tuhan, aku tahu ini salah, tapi jika memang aku harus melakukannya aku harap semua akan berakhir tidak jadi masalah besar,"harapnya dalam hati.

Lyora menyerahkan pada Elang,"Gantian,"ucapnya.

Elang pun mulai menulis juga,"Kalo dengan menyakiti dia bisa membuat semuanya selesai, aku harap keluargaku  bisa lebih tenang,"harapnya.

Elang mulai merapihkan,"Nah udah, tinggal kita nyalain ya,"ucapnya, lalu mulai menyalakan api di dalam lampion itu.

"Dalam hitungan tiga kita lepas ya,"ucap Lyora.

MIDDLE WAY  | TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang