CHAPTER 19

862 76 20
                                    


HAPPY READING

Sepulang sekolah tadi Lyora ada kegiatan yang tidak bisa di tinggalkan, jadi dia baru bisa menjenguk Elang di sore nya. Hari ini terasa aneh, ketika dia harus duduk sendiri tanpa ada Elang. Sebagai pacar yang baik, walaupun hanya pura-pura, dia membawa sup buatannya sendiri, .berharap Elang suka masakannya. Selama berjalan ke arah ruangan Elang, dia tampak tersenyum sumringah karena sebenarnya ada sesuatu yang ingin dia sampaikan pada Elang nanti.

Lyora sudah di depan pintu ruangan Elang, namun baru saja ingin dia masuk dia mendengar percakapan seseorang dari balik pintu yang sedikit terbuka. Dengan rasa penasaran Lyora lebih membuka sedikit lebih lebar pintu itu.

"Makan yang banyak ya sayang, biar nanti bisa sekolah lagi,"seseorang dengan lembut menyuapi Elang.

Elang menanggapinya dengan senyum,"Iya, makasih."

Betapa kagetnya Lyora, saat melihat di depan matanya sendiri, Elang bersama sahabat yang beberapa Minggu ini dia kenal, "Elang sama Nona?" Gumamnya kecil.

Bukan masalah mereka berduan di ruang itu, tapi tadi apa dia tidak salah dengar kalo Nona memanggil Elang sayang? Jadi artinya Elang berkhianat.
Entah ini hatinya yang salah atau gimana, tapi jujur saat mendengar itu air mata Lyora jatuh, rasanya sakit banget.

Prang!

Tanpa sengaja Lyora menjatuhkan tempat sup yang dia bawa tadi, dan langsung mengundang perhatian Elang dan Nona menoleh ke arah pintu.
Lyora yang panik, langsung pergi dari sana tanpa memperdulikan sup nya itu yang berantakan di lantai.

"Ly tunggu!" Teriak Elang, berusaha bangun dari tempat tidurnya.

Dengan gerakan cepat juga Nona mentahan,"Sstt.. diam, ini kan yang Lo mau? Jadi yaudah biar dia pergi."

Elang yang memang posisinya belum bisa berdiri, akhirnya pasrah dan kembali berbaring. Tapi entah kenapa hatinya jadi merasa bersalah ketika tadi dia sekilas melihat Lyora menangis.

"Tugas Lo udah selesai, jadi sekarang pulang aja gue mau sendiri,"titah Elang.

"Oke, tapi gue ada tawaran baru,"ucap Nona dengan senyum liciknya.

Elang berdecak kesal, sungguh dia sudah muak dengan kelicikan gadis itu,"Apalagi sih?!"

"Gue mau jadi pacar Lo, tapi secara real!" Ucapnya dengan enteng.

Elang yang mendengar itu langsung terbawa emosi,"Gila ya Lo!" Bentaknya, walaupun setelah itu dia meringis karena terlalu banyak bergerak.

Nona tertawa puas,"Iya gue emang gila, Lo yang buat gila! Bertahun-tahun gue suka sama Lo, tapi apa Lo gak pernah mau respon gue!"

Elang terdiam, dia bukan tidak peka tapi dia malah tahu karena dari sikap Nona selama ini cuma dia memang tidak ada perasaan sama sekali.

"Kenapa Lo diam?"

"Gue gak suka sama Lo, jadi stop permainan yang Lo buat itu,"ucap Elang, secara jujur.

Nona tersenyum,"Oke, tapi jangan salahin gue kalo aib keluarga Lo itu gue bongkar,"ucapnya.

Elang kembali di buat kaget, Nona sampai tahu soal keluarganya,"Apa yang Lo tahu?"

MIDDLE WAY  | TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang