HAPPY READING
Setelah kesepakatan yang bisa di bilang hanya dari sebelah pihak, yang sampai saat ini pun Lyora masih merasa heran dengan apa yang Elang ucapkan tadi pagi. Sedari tadi dia tidak melihat keberadaan Elang di dalam kelas, harusnya dia mengikuti pelajaran pertama dan kedua tapi batang hidungnya aja tidak terlihat."Lo cari Elang ya?" Tanya Niko, salah satu teman sekelasnya.
"Hmm iya, Lo tahu dia di mana?"
"Dia di hukum Pak Tono, tuh lagi di lapangan hormat bendera,"jawab Niko.
Seketika Lyora langsung berdiri,"Makasih infonya,"ucap Lyora, yang langsung ke luar kelas untung sudah jam istirahat.
Dia mendekat ke arah lapangan dan benar di sana ada Elang, tapi tunggu kenapa di sana hanya ada Elang di mana kedua sahabatnya itu?. Karena rasa penasarannya, Lyora mencoba lebih dekat lagi ke bagian tiang bendera.
Saat dari dekat terlihat wajah Elang tampak pucat, tapi dia sepertinya tidak akan lari dari tanggung jawab mangkanya dia masih menjalankan hukumannya.Karena iba akhirnya Lyora menghampiri Elang,"Nih minum,"ucap Lyora, memberikan sebotol minuman yang memang sempat dia beli saat melewati kantin.
Elang yang tadinya fokus ke atas bendera, akhirnya melihat ke arah Lyora,"Ceritanya Lo lagi jadi gebetan yang baik nih?" Tanya Elang, yang belum mengambil air itu.
Raut Lyora langsung berubah kesal,"Udah deh gak usah bahas begituan, mau gak nih minum kalo gak gue perg..."
"Niat ngasih kok setengah-setengah,"ucap Elang, yang menahan tangan Lyora, dan mengambil air mineral itu.
Lyora memperhatikan, saat Elang sedang meneguk air pemberiannya. Sebenarnya dari wajahnya tidak menunjukkan kalo Elang cowok yang nakal tapi yang dia lihat memang catatan masalah di sekolah cukup memprihatinkan.
Elang menyerahkan botol minum itu lagi pada Lyo,"Makasih,"ucapnya singkat.
"Gak mau istirahat aja? Muka Lo udah pucat,"tanya Lyora, tidak munafik ada rasa khawatir di hatinya.
"Sepuluh menit lagi, hukuman gue baru selesai,"jawab Elang, yang kembali hormat ke atas bendera.
Lyora hanya bisa menghela napas,"Yaudah gue tunggu di situ,"ucap Lyo, menunjuk pilar yang tak jauh dari lapangan.
"Gebetan yang baik, emang seharusnya nunggu gebetan nya,"ucap Elang.
Karena Lyora tak ingin memperpanjang perdebatan, dia mengacuhkan ucapan Elang. Dia lebih memilih duduk, sambil menunggu hukuman Elang selesai. Mungkin akan terlihat aneh sih ketika di lihat orang, dan akan berpikir kalo dirinya dan Elang ada hubungan khusus. Lyora kembali memperhatikan, tapi kali ini ada yang aneh Elang tampak menunduk dan seperti menutup bagian hidungnya.
Tanpa pikir panjang dia berlari ke arah lapangan lagi, dan saat di depan Elang, dia mengangkat wajah Elang untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi,"Ya ampun Lo mimisan!" Pekik Lyora, saat melihat darah keluar dari hidung Elang.
Elang masih belum bersuara, dia sibuk menghapus darah itu, karena Lyora panik dia langsung menarik lembut Elang untuk duduk di pinggir lapangan,"Duduk sini, Lo kenapa sih kok bisa mimisan gini?" Tanya Lyora, sambil membantu membersihkan darah memakai sapu tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIDDLE WAY | TERBIT
FanfictionElang savero laksamana hidup nya berubah drastis ketika dia di tunjuk oleh Kakaknya sendiri untuk mengantikan ketua dari geng terbesar yaitu BLACK STAR. Ada satu alasan yang membuatnya menerima tawaran itu, alasan itu juga yang membawanya ke dalam...