CHAPTER 12

1K 94 17
                                        


HAPPY READING

Kompetisi Band tinggal beberapa hari lagi, latihan versi duet juga baru di lakukan tiga hari ini. Saat ini sih semua masih terlihat aman, Elang dan Lyora juga sudah cocok sebagai partner duet.
Hari ini mereka memutuskan untuk istirahat latihan supaya suara juga bisa di jaga, tapi Elang tidak mungkin rasanya kalo malam ini tidak keluar rumah.

"Apa, gue ajak dinner Lyora aja ya?" Gumamnya, dan setelah beberapa detik dia langsung mengeluarkan handphone dan mulai mengetikan sesuatu.

Lyora Cewek target.

Dandan yang cantik, jam tujuh gue jemput.

Tanpa melihat balasan, Elang langsung menaruh handphonenya, dan keluar dari kamar. Tujuan nya sekarang adalah kamar abangnya. Setelah di depan kamar Anka, Elang melihat ke sekitar memastikan apakah Anka ada di rumah, setelah di pastikan sepi akhirnya perlahan dia masuk.

Elang berjalan ke arah lemari baju milik Anka,dia membukanya dan melihat deretan baju yang di gantung,"Pilih yang mana ya?" Gumamnya.

Ya kali ini dia memilih untuk mencari baju untuk dinner nanti, bukan berati Elang kekurangan baju, bahkan dia punya ruang khusus hanya untuk baju nya sendiri. Terkadang dia berpikir baju abangnya itu keren, jadi dia akan meminjamnya untuk acara tertentu seperti saat ini ya walaupun suka tanpa izin.

Beberapa menit akhirnya dia memilih satu baju yang menurutnya cocok,"Nah ini aja deh,"ucapnya lalu mengambil baju itu.

Baru saja dia ingin keluar dari kamar Anka, tapi tiba-tiba pintu terbuka lebih dulu. Di ambang pintu terlihat si pemilik kamar, Anka menatap ke arah Elang setelah itu dia hanya geleng-geleng kepala,"Pinjem baju gue lagi?"

"Bentar doang Bang, nanti gue balikin tenang aja,"jawab Elang santai.

Anka menghela napas, "Emang mau ke mana?" Tanya Anka.

"Dinner sama mbak target,"jawab Elang

"Oh bagus deh, tumben Lo bisa gerak sampai bisa ngajak dinner,"ucap Anka.

"Gue lambat salah, gerak cepat di bilang tumben,"kesal Elang.

Anka terkekeh, lalu menepuk bahu adiknya,"Gak usah baper, gue bangga Lo bisa menjalankan misi kita itu."

"Semuanya demi Mamah,"ucapnya.

***

Sedangkan Lyora setelah mendapat pesan dari Elang itu terlihat uring-uringan, karena dia sudah membalas dan berkali-kali telpon tapi tidak ada respon. Dia hanya ingin memastikan, Elang menyuruhnya dandan itu ingin mengajak ke mana.

"Gimana sih ini, apa dia benar mau ngajak gue pergi?" Gumamnya.

Pintu kamarnya pun terbuka, di sana tampak Reygan dengan segelas air dan botol kecil di atas nampan. Dia duduk di samping Lyora,"Kalo gak di ingetin, pasti gak minum vitamin,"ucap Reygan, menyerahkan satu pil vitamin, yang  rutin di konsumsi Lyora.

Lyora tersenyum, lalu meminumnya,"Makasih Kak, udah mau ingetin aku."

Reygan mengusap kepala adiknya,"Kakak gak akan pernah bosen ingetin, supaya kamu juga tetap sehat."

MIDDLE WAY  | TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang