✯7✯ Mark Elriano Arthar

60 7 2
                                    

🌅🌅🌅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌅🌅🌅

Pintu besar berwarna coklat itu terbuka, seorang perempuan anggun memasuki ruangan sepupu nya. Melihat sepupu nya dengan jengah karena seharusnya mereka bertemu di caffe bukan di kantor laki-laki yang sedang fokus dengan laptop nya itu.

Naomi duduk di sofa dengan kesal sudah di sini pun masih tetap di abaikan sepupu nya.

"Kerja emang penting tapi tau waktu dong kak, lo yang minta ketemuan tapi lo yang gak dateng gimana sih lo" Naomi protes karena sedari tadi sepupu nya itu masih fokus dengan pekerjaan nya.

"Sorry, gue lupa"

Naomi mengepalkan tangan nya menahan rasa kesal yang sudah berada di level akhir.

"Enteng banget kak bilang lupa disaat gue nunggu lo hampir satu jam"

Mark menutup laptop nya lalu melepas kacamata memijat pangkal hidung nya. Ia mengaku salah karena melupakan janji nya untuk bertemu dengan sepupu nya itu.

"Lo mau apa nanti gue beliin"

Cara terampuh untuk meminta maaf kepada sepupu nya itu adalah membelikan barang yang sepupu nya inginkan.

"Tas yang gue kasih liat dua hari lalu"

"Oke"

Dalam hati nya Naomi bersorak gembira. Sepupu nya itu salah satu orang yang sangat peka, maka dari itu Naomi sangat suka bergaul dengan Mark.

"Jadi gimana?" Tanya Mark ketika sudah duduk di samping Naomi.

"Hasil nya nihil kak, gue gak dapet informasi apapun dari alamat-alamat yang lo kasih itu. Dan pemilik nya bukan atas nama Dipta sama temen lo yang lain nya"

Satu minggu yang lalu Mark baru saja kembali ke Indonesia setelah lama tinggal di Kanada. Mark kembali bukan tanpa alasan, dirinya mengelola perusahaan papa nya yang ada di Indonesia.

Banyak pekerjaan yang harus ia kerjakan sendiri, Mark meminta tolong adik sepupu nya untuk mencari teman-teman nya.

Sangat di sayangkan alamat yang ia berikan kepada sepupu nya itu tidak menghasilkan pencarian nya.

"Lo harus cari sendiri kak"

"Iya, thanks udah bantu"

"Gak masalah asalkan barang nya dateng tepat waktu ya kak, gue balik dulu"

Naomi meninggalkan ruangan Mark.

Mark memejamkan matanya yang terasa lelah, kepala nya pusing banyak yang ia pikirkan.

Dua hari lalu Mark mendatangi kontrakan yang dulu, berharap bertemu dengan salah satu teman nya, tapi nihil ibu pemilik kontrakan bilang teman nya sudah pindah beberapa tahun yang lalu dan ibu itu tidak tahu pindah kemana.

Menyesal. Satu kata yang selalu menganggu pikiran nya. Banyak kata andai yang lolos dari pikiran nya. Andai saja 12 tahun yang lalu dirinya tidak meninggalkan ke enam sahabat nya yang sudah ia anggap sebagai adik. Andai ia tetap bersama mereka, pasti dirinya tidak akan pernah merasa kesepian.

PEMBURU SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang