✯13✯ 'Sesuatu'

30 10 0
                                    

🌅🌅🌅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌅🌅🌅

Dipta masih di rumah sakit menemani istri nya yang masih di rawat. Demam nya sudah turun, walau begitu Arinda di minta dokter untuk tidak pulang dulu. Dipta bahkan sudah dua hari tidak pulang dan setia menemani istri nya.

Apa itu karena kepedulian nya? Tentu saja tapi hanya kepedulian sebatas sesama manusia bukan karena perasaan nya yang sudah mulai menerima Arinda sebagai istri nya. Dan jangan lupakan karena rasa tanggung jawab nya, tidak lebih.

Tadi pagi Kenzi menelfon kata nya laki-laki jangkung itu mau datang bersama adik perempuan nya untuk menjenguk Arinda.

Hana sebenarnya masih merasakan sakit hati kepada istri Aa nya itu, tapi Hana juga merasa bersalah karena dirinya rumah tangga Aa nya tidak pernah harmonis dan selalu bertengkar. Apa lagi kakak ipar nya itu sampai sakit karena pertengkaran nya dengan sang suami.

Dipta menggenggam tangan kanan Arinda yang tidak di infus, mengelus punggung tangan itu dengan lembut. Arinda yang merasakan elusan di punggung tangan nya terbangun.

Pertama kali yang ia lihat adalah Dipta yang menunduk menatap genggaman tangan mereka. Arinda senang di saat dirinya tak berdaya selalu ada Dipta di dekat nya. Walaupun hanya di saat diri nya sakit, ia tak masalah yang penting masih ada rasa perhatian yang Dipta berikan untuk nya.

"Dipta" panggil Arinda pelan.

Mendengar panggilan itu Dipta langsung mengalihkan tatapan nya "ada yang sakit?" Tanya Dipta lembut. Arinda menggeleng.

"Haus?" Tanya Dipta lagi, kali ini Arinda mengangguk.

Dipta melepaskan genggaman tangan nya, lalu membantu Arinda untuk duduk, dan mengambilkan segelas air untuk di minum istri nya, tentu saja dengan bantuan nya.

"Makasih"

"Hm"

Dipta hanya berdehem, lalu duduk kembali dan menggenggam tangan mungil istri nya.

"Mau makan apa? Biar nanti aku beliin" tawar Dipta, ia sangat tahu makanan rumah sakit sangat hambar dan tidak enak.

"Aku gak laper" jawab Arinda.

"Kapan aku pulang?" Tanya Arinda melihat ke arah Dipta.

"Nanti kalau sudah sembuh"

"Gak bisa kalau istirahat di rumah aja?"

"Engga" jawab Dipta dengan cepat.

PEMBURU SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang