✯17✯ Bertengkar lagi?

42 9 5
                                    

🌅🌅🌅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌅🌅🌅

Naresha melihat mama nya dari luar kamar, mama mengamuk lagi dan sekarang sedang di tangani Gladis yang sebagai dokter kejiwaan mama nya di bantu beberapa perawat.

Seseorang berdiri di samping Naresha melihat kedalam kamar mama nya yang masih mengamuk.

"Kak?" Panggil Elsa.

"Hm?"

"Jangan nangis" Elsa menghapus air mata Naresha, lalu menarik laki-laki itu menjauhi kamar rawat mama nya.

Elsa membawa Naresha ke kamar nya yang tidak jauh dari kamar rawat mama. Naresha yang di tarik begitu saja hanya pasrah.

"Kamaren aku juga begitu kak"

"Orang tua itu datang, aku takut, aku ngamuk dan mendapatkan luka ini lagi"

Elsa membuka lengan baju nya dan memperlihatkan luka sayatan di lengan nya. Naresha melihat luka itu lalu menyentuh nya.

"Sakit?" Tanya Naresha menatap Elsa.

Elsa menggeleng.

"Engga kak, yang sakit itu hati aku, mereka datang bukan untuk menjenguk aku tapi untuk mengatakan kata-kata menyakitkan"

"Mereka gak pernah menanyakan kabar aku, sekali pun engga pernah"

Naresha hanya diam mendengarkan cerita Elsa.

"Tapi itu gak masalah buat aku sekarang, aku mau sembuh, aku mau keluar dari sini aku mau pergi dari mereka, nanti aku bantu cari kak Nathan haha" kata gadis itu di akhiri dengan tawa.

"Kenapa mau bantu cari Nathan?" Tanya Naresha penasaran.

"Aku gak mau lihat kak Naresh sedih" jawab Elsa.

"Kalau begitu cepat sembuh ya" Elsa mengangguk.

Tanpa mereka sadari, Gladis menatap kedua nya yang tengah mengobrol. Perempuan itu menghela nafas nya lalu pergi dari sana.

***

Hari ini Arinda sudah di perbolehkan pulang, karena keadaan nya sudah jauh lebih baik. Dipta mengemasi barang-barang yang ia bawa dari rumah karena saat menjaga istri nya, Dipta mengerjakan pekerjaan nya di sana.

Arinda hanya duduk di kursi roda nya, ia mau membantu tapi Dipta melarang.

Laki-laki itu sudah selesai mengemasi barang-barang nya, dan bersiap untuk pulang. Dipta mendorong kursi roda Arinda keluar dari ruang rawat yang selama 3 hari ini di tempati istri nya.

PEMBURU SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang