✯20✯ Diam

44 6 1
                                    

🌅🌅🌅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌅🌅🌅

Dipta merasa aneh dengan istrinya, tadi pagi Arinda tidak sarapan dengan nya, dan sepulang dari sekolah tadi saat dirinya mencari Arinda ke ruangan pribadi istrinya itu, pintu nya terkunci dari dalam.

Tidak biasanya Arinda mengabaikan dirinya seperti ini. Arinda selalu menyapa nya di setiap pagi walaupun sapaan nya itu di balas dingin oleh nya. Arinda yang biasanya membantu menyiapkan sarapan, tapi tadi pagi bahkan dirinya tidak melihat Arinda di meja makan.

Dan kini waktu nya makan malam, Arinda masih belum menampakan dirinya, istrinya itu masih betah berada di dalam ruangan nya entah sedang melakukan apa.

Bude Ratih muncul dari dapur dengan membawa nampan yang berisi sepiring makanan dan segelas air minum serta obat-obatan yang biasa istrinya minum.

"Bude" panggil Dipta.

"Iya mas Dipta?"

"Makanan itu untuk Arin?" Tanya Dipta, yang di balas anggukan dari Bude.

"Biar saya aja yang bawa"

"Tapi mas Dipta kan lagi makan"

"Gapapa kok Bude"

Bude menyerahkan nampan itu kepada Dipta, Bude rasa mereka sedang bertengkar jadi Bude membiarkan Dipta yang mengantar makanan Arinda.

Dipta berdiri di depan pintu ruangan Arinda, mengetuk pintu tersebut dengan pelan. Dari dalam Arinda memutar kunci lalu membuka pintu.

Pertama yang ia lihat adalah sosok tinggi suaminya yang dengan kurang ajar nya masuk begitu saja kedalam tanpa permisi, lalu meletakan nampan yang di bawa nya ke atas meja yang penuh dengan tumpukan buku.

Arinda mendekati Dipta yang sedang menjelajah setiap sudut ruangan nya.

"Kamu ngapain?" Tanya Arinda.

"Bawa makanan buat kamu" jawab Dipta dengan enteng.

"Kalau begitu keluar" usir Arinda. Dipta menoleh ke arah istri nya, menatap mata yang menyorot tajam itu.

"Kamu menghindar dari aku?" Tanya Dipta.

"Engga, aku sedang berusaha bersikap biasa saja, aku tau selama ini kamu risih kan?"

Dipta mengusap wajah nya kasar mendengar kata-kata yang keluar dari bibir manis istri nya itu.

"Kapan aku bilang risih?"

"Kamu memang gak bilang, tapi sikap kamu selama ini yang menunjukan kalau kamu risih, lagi pula kamu gak cinta sama aku, dan selama ini kamu mengabaikan aku, apa salah nya kalau aku bersikap seperti kamu?"

Dipta terdiam mencerna semua perkataan yang sial nya benar. Dan entah kenapa Dipta merasa tidak suka kalau Arinda bersikap sama seperti nya.

"Kamu marah karna kemarin?"

PEMBURU SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang