✯10✯ Kenzi di Bully

51 10 1
                                    

🌅🌅🌅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌅🌅🌅

14 oktober 2012

Tubuh kurus itu terdorong hingga punggung ringkih nya terbentur pohon besar yang ada di belakang nya. Wajah tampan nya sudah di penuhi banyak memar yang diterimanya sejak 30 menit yang lalu.

Tiga remaja itu tidak merasa kasihan sekalipun melihat lawan nya sudah jatuh tergeletak di tanah. Remaja yang di tengah bernama Dino, menginjak kaki kurus itu dan menekan nya, membuat si remaja kurus itu berteriak kesakitan.

"Kalau gak mau kita gebukin jangan sok jadi orang keren"

"Aargghh sakitt" Teriak remaja bertubuh kurus lebih keras.

Sedangkan ketiga remaja lain nya tertawa. Tidak punya hati.

"Cabut guys" Dino menendang kaki Kenzi di ikuti kedua teman nya, 3 laki-laki itu pergi meninggalkan Kenzi sendirian.

Kenzi hanya menatap kepergian tiga orang itu. Seluruh tubuh nya sakit sulit untuk di gerakan. Kenzi merangkak ke arah tas nya yang tadi di lempar didekat pohon besar.

Kenzi duduk di bawah pohon menyandarkan punggung nya yang terasa sakit. Tangan nya mengambil ponsel di dalam tas nya, melihat jam yang sudah menunjukkan pukul setengah 6 sore. Seharusnya ia sudah berada di tempat biasa bersama teman-teman. Teman-teman nya pasti khawatir.

Mata yang sedari tadi menahan tangis itu menutup, nafas nya tampak berat. Disaat seperti ini sering kali ia berpikir untuk mengakhiri hidupnya, lelah rasanya menjalani hidup yang sebenarnya tak ia harapkan.

Di benci, di perlakukan semena-mena, sudah ia alami sejak ia terlahir di dunia ini. Bukan kemauan nya hidup tanpa orang tua, bukan kemauan nya tinggal di sebuah panti asuhan, bukan kemauan nya juga terlahir sebatang kara. Kenapa orang-orang mencaci maki nya dan menatap nya penuh kebencian saat tau dirinya tidak memiliki orang tua.

Kenzi menutup matanya berdoa kepada tuhan agar nyawa nya di ambil sekarang juga, setidak nya ia tidak bunuh diri.

"KEN!!!"

Kenzi membuka kedua matanya ketika suara yang sangat ia kenali meneriakkan namanya, melihat ke arah laki-laki yang lebih tua dari nya dua bulan yang berlari menghampirinya dengan raut wajah khawatir.

"Satya" lirih Kenzi begitu Satya sudah tepat berada di hadapan nya, menangis melihat kondisi teman nya yang terluka cukup parah.

"Siapaa yang bikin lo begini?" Tanya Satya khawatir-tentu saja.

Bukan nya menjawab Kenzi tersenyum ke arah Satya seolah memberitahu bahwa diri nya baik-baik saja.

"Kita kerumah sakit sekarang" Satya mencoba membantu Kenzi untuk bangun pelan-pelan.

PEMBURU SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang