Intro

346 33 6
                                    

** Segala hal terkait cerita ini, tokoh, visual, dan alur semuanya hanya fiksi belaka. Dilarang menjiplak, memperbanyak, maupun memplagiat cerita ini **

Jangan lupa play musiknya yaa..
So, happy reading!!

.

.

.

JREEB

CRAAT

Innara memejamkan mata saat percikan darah mengenai wajahnya. Tubuhnya bergetar hebat, jantungnya tak kuasa berdegup lebih kencang seakan tidak memercayai apa yang terjadi saat ini. Waktu berputar sangat cepat, bahkan saat dia sendiri tidak mampu melakukan apa pun di situasi saat ini. Ketika membuka mata, air mata telah mengalir di wajahnya. Dengan tangan yang bergetar, ia berusaha menutupi luka orang yang melindunginya walaupun hal itu akan sia-sia, karena darahnya terus bercucuran tanpa mau berhenti.

"Tidak..." gumamnya putus asa.

"T-tuan Putri."

Innara menggeleng, "tidak, jangan bicara dulu. Nanti darahnya semakin banyak keluar," ucap Innara sembari sesenggukan.

Pemuda yang merupakan seorang pengawal pribadi Putri Innara terbatuk, lalu menangkup wajah putri yang telah basah dengan air mata, "saya... harus menyampaikan... hal ini sekarang. Saya...senang menjadi... pengawal Anda. Saya...harap Anda... bisa menemukan... kebahagiaan Anda...Putri. S-saya... akan selalu mencintai Anda." Tepat setelah mengatakan hal itu, tangan pemuda itu terkulai lemas dan matanya tertutup untuk selamanya.

Tidak. Jangan pergi dulu.

"Tidak... Jangan pergi.." Suara Innara tersekat, ia kembali memeluk pria itu dengan erat. Innara belum siap untuk kehilangan pengawal pribadinya, sekaligus orang yang ia cintai. Dunia ini tidak adil. Innara juga ingin menyatakan bahwa ia juga mencintai pria itu, ia ingin berada di dekatnya lebih lama dan membuat kenangan indah dengannya. Namun, kenyataan berkata lain, Innara hanya diizinkan untuk memeluknya di saat jantung pria itu berhenti berdetak.

"Aku juga mencintaimu, Jian.." bisiknya lirih.

Di dalam dekapan Putri Innara, pengawal pribadinya, Jian Elharan telah meninggalkan dirinya untuk selamanya.

***

"Ilona! Kamu salah lagi kali ini!"

Ilona mendengus kasar ketika gerakannya lagi-lagi tidak sesuai dengan tempo dance yang dijalani. Saat ini tengah dilaksanakan jam mata kuliah dance, dan hari ini mereka akan dilatih oleh salah satu pelatih agensi besar. Hal itu sangat memungkinkan mengingat jurusannya merupakan salah satu dari fakultas yang dihuni oleh mahasiswa paling banyak yang sudah melahirkan beberapa musisi dan seniman berbakat. Seharusnya di saat seperti ini, Ilona tidak membuat kesalahan yang sama terus menerus. Namun, karena kejadian semalam, dirinya tidak bisa fokus.

"Kita akan istirahat lima menit. Semuanya, silakan istirahat, lalu lima menit kemudian kembali berlatih!"

Helaan napas beberapa anak terdengar, sehingga membuat mereka kembali ke kursi untuk mengambil minum dan handuk kecil, termasuk Ilona. Gadis itu menyandarkan diri di kursi. Ia berusaha untuk mengatur kembali napasnya.

Semalam, Ilona memimpikan sesuatu yang aneh. Di dalam mimpi itu, ia melihat dirinya yang sedang mengenakan gaun kerajaan tengah duduk sambil memangku seorang pria yang tertusuk pedang. Yang membuat Ilona semakin merinding dan tidak bisa mengabaikan mimpinya adalah karena wajah pria itu adalah wajah yang selama ini ia kenal. Pemilik wajah itu yang tak lain adalah--

"Aw!" Ilona berjengit di tempatnya ketika sebuah minuman dingin diletakkan di salah satu pipinya. Tatapan gadis itu mengarah pada orang yang melakukan hal itu.

Vinyl Record | Park JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang