"Lo suka sama orang itu, bahkan tanpa lo sadari.."
"...siapa lagi kalau bukan Ilona."
"Dari dulu, cuma dia yang bisa bikin lo senyam-senyum kayak orang gila."
Jinan melempar gulungan benang wol yang membentuk bola ke atas, lalu kembali lagi ke tangannya. Hal itu terus ia lakukan daritadi saat dirinya telah berada di kamar selepas pulang dari rumah Juna. Mau tidak mau, perkataan Juna masih terngiang di benaknya. Jinan berulang kali mengelak hal itu, tidak mungkin ia menyukai Ilona, bahkan mereka adalah teman yang sudah lama saling mengenal, jadi tidak mungkin Jinan baru menyukai gadis itu sekarang, bukan?
Tapi, apa salahnya? Seperti yang ada di film Harry Potter, Hermione yang berteman lama dengan Ron akhirnya berjodoh dan mereka menikah, lalu kemungkinan itu juga bisa saja terjadi pada dirinya dan Ilona. Jinan lantas menggelengkan kepalanya, semua pikiran-pikiran yang berlawanan itu kembali berkecamuk membuat lelaki itu pusing memikirkannya.
"Yang benar aja, lo kenapa sih, Nan?" gumamnya. Lelaki itu bangkit dari tempat tidurnya, dan berjalan untuk mengambil gitar yang ada di pojok ruangan.
Lelaki itu kembali duduk di tempatnya, sembari memainkan gitar Jinan kembali mengingat kapan pertama kali jantung lelaki itu berdebar karena Ilona. Pikiran itu tiba-tiba terlintas di benak Jinan karena ketika ia memainkan gitar, Jinan jadi teringat kejadian 3 tahun lalu di ruang musik saat ia ingin mengambil gitarnya yang ketinggalan di sekolah.
Saat itu, kelas telah sepi, anak-anak sudah meninggalkan sekolah dan tidak ingin berada di sini hingga matahari terbenam. Hal itu juga seharusnya dilakukan oleh Jinan, tapi karena gitar lelaki itu ketinggalan di ruang musik dan ia ingin memainkannya nanti malam dengan teman-temannya, jadilah lelaki itu berbalik ke sekolah dan berjalan dengan cepat menuju ruang musik.
Jinan sempat dengar dari beberapa teman sekelasnya bahwa ada rumor yang mengatakan bahwa ruangan musik ini memiliki penunggu. Konon, dia akan dengan berani menampakkan wujudnya menjelang malam, saat matahari akan tenggelam dan kembali ke peraduannya. Jinan kembali melihat langit, dirinya meneguk ludah karena langit telah berubah menjadi oren dan sinar matahari perlahan semakin turun. Dari semua hal, Jinan paling takut dengan hantu. Jinan bahkan tidak berani memasuki rumah hantu sendirian, dan hal itu berkebalikan dengan Ilona yang memang tidak takut akan hal mistis.
Langkah Jinan yang awalnya cepat perlahan kian melambat saat telinganya mendengar sesuatu yang mengalun dengan pelan. Alunan itu seperti alunan biola. Kini, suara itu bergabung dengan suara detakan jantung yang kian berdetak dengan cepat akibat jalan cepat sekaligus takut. 'Nggak mungkin dia udah muncul, kan sekarang masih belum terlalu sore. Udah Jinan, setan itu nggak ada.' Berulang kali Jinan meyakinkan dirinya bahwa tidak ada makhluk halus. Namun, semakin ia berjalan mendekat menuju ruang musik, alunan itu semakin kuat dan bulu kuduknya mau tidak mau ikutan meremang. Jinan sudah berpikiran yang tidak-tidak. Ia sudah berpikir bahwa sosok itu sudah muncul sembari memainkan alunan biola yang membuat siapa saja akan sedih ketika mendengarnya.
Jinan ingin pergi dari sana, tetapi ia tidak bisa meninggalkan gitarnya di ruangan itu. 'Gimana nanti kalau gitar gue dimainin sama dia? Gue nggak mauuu.' Jinan tetap berjalan dengan pelan.
Namun, beberapa detik kemudian, dirinya berbalik, 'Gitar bisa diambil kapan-kapan, Nan. Besok juga bisa. Lo tinggal izin buat nggak ngumpul dulu.'
Jinan berulang kali menganggukkan kepalanya, tapi lagi-lagi baru beberapa langkah lelaki itu berbalik kembali menuju ruang musik, 'gue kan udah izin kemarin, masa gue izin lagi? Lagi pula gue mau main gitar.'
Akhirnya, setelah mengumpulkan keberaniannya, Jinan berjalan dengan pelan ke ruang musik. Sebelum memutar kenop pintu, lelaki itu terlebih dahulu mengintip ke dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vinyl Record | Park Jihoon
FanfictionBagaimana rasanya jika kamu mengingat dua kehidupanmu sebelumnya berturut-turut? Di dua kehidupanmu terdahulu, kamu jatuh cinta dengan orang yang sama, dan bagaimana perasaanmu ketika orang itu meninggal dengan tragis di hadapanmu selama dua kehidup...