Tanpa terasa, waktu kian berlalu hingga Jinan sudah bisa kembali ke kampus dan tertawa bersama teman-temannya. Ilona juga kembali kepada kesibukannya, yakni mempersiapkan beberapa ujian yang akan mendatang sekaligus membantu Karina untuk lagi-lagi menjadi modelnya dalam membuat busana.
"Oh iya, gue mau ngasih ini."
Karina mengeluarkan dua buah tiket exhbition yang akhir-akhir ini populer di kalangan pecinta seni.
"Tolong kasih ke Jinan. Kemarin dia nitip ke gue buat keep 2 tiket exhibition ini."
Ilona mengerutkan dahinya, "kenapa dia nitip ke elo?"
Karina yang sedang meminum latte-nya mengangkat bahu. "Mungkin karena penyelenggara acaranya paman gue, makanya dia nitip. Padahal gue juga ikutan war buat dapetin tiket ini." Karina bersandar di kursinya. Suasana kafe siang ini didominasi oleh musik yang terputar di gedung itu. Mungkin dikarenakan weekdays, para pengunjung tidak terlalu ramai seperti saat weekend.
"Tapi, demi lo, gue bakal rela ngantri," sambungnya yang dibalas kekehan Ilona.
"Kok jadi gue. Oke deh, nanti bakal gue kasih ke dia. Lo habis ini mau ke mana?"
Karina melihat jam tangannya, "kayaknya gue bakal tetep stay di sini sambil nyoba ngerancang baju. Lo ada kelas kan?"
Ilona mengangguk. Saat gadis itu bersiap pergi dari tempatnya, Karina memanggilnya.
"Apa?"
Karina mengepalkan kedua tangannya membentuk gestur semangat, "Semangat, Ilona!"
Ilona hanya tertawa kecil, sayangnya di sekitarnya tidak ada apa pun yang bisa menimpuk wajah temannya itu, padahal Ilona berharap sekiranya ada bantal kecil, "aneh banget lo!"
***
"Besok, lo ada acara?"
Ilona menggeleng menjawab pertanyaan Jinan. Saat ini, mereka sedang berada di koridor kampus dekat taman utama. Ada banyak orang dari berbagai fakultas yang berlalu-lalang saat ini. Sesuai permintaan Karina, Ilona memberikan dua tiket exhibition ini pada Jinan yang beberapa menit lalu berpapasan dengannya di koridor ini.
Jinan mengangguk, "oke, kalau gitu, ini buat lo." Jinan mengambil salah satu tangan Ilona yang tidak menggenggam ponsel, dan meletakkan salah satu tiket tadi di atas telapak tangan gadis itu.
"Loh, kok malah kasih ke gue? Bukannya lo mesennya dua?"
"Iya, lo suka pameran tema floral kan? Besok acaranya jam 9 pagi, gue jemput ya di rumah lo. Pakai baju yang nyaman, oke?"
Ilona memandang Jinan tidak percaya, "lo masih ingat gue suka pameran bunga?"
Jinan terkekeh, "masih lah, kalau urusan lo mah, gue nggak bakalan lupa, Na."
Ilona mengerlingkan kedua matanya, "yaudah, oke."
Jinan tersenyum. Dengan refleks lelaki itu mengusap rambut Ilona pelan, "good. Sampai ketemu besok."
Jangan tanyakan keadaan Ilona saat ini. Jantungnya lagi-lagi tidak bekerja dengan normal bila berdekatan dengan Jinan dan menerima perlakuan dari lelaki itu.
Keesokan harinya, Ilona telah siap dengan pakaiannya. Ia mengenakan gaun biru muda selutut dengan hiasan topi baret berwarna senada yang menghiasi rambut yang sengaja digerai gadis itu. Sudah lama Ilona ingin mengenakan topi baret, tapi belum menemukan waktu dan tempat yang pas, hingga saat ini.
Tinggal menyemprotkan parfum yang memiliki aroma floral, Ilona sudah siap dengan semuanya. Dan, tepat saat gadis itu ingin keluar dari kamarnya, bunyi notifikasi dari ponselnya membuat Ilona dengan cepat meraih ponsel tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vinyl Record | Park Jihoon
FanfictionBagaimana rasanya jika kamu mengingat dua kehidupanmu sebelumnya berturut-turut? Di dua kehidupanmu terdahulu, kamu jatuh cinta dengan orang yang sama, dan bagaimana perasaanmu ketika orang itu meninggal dengan tragis di hadapanmu selama dua kehidup...