Perkiraan Ilona benar.
Jinan telah mengetahui mimpi itu, jauh sebelum Ilona mengalami dan menceritakannya kepada Jinan.
Karena Jinan juga mengalami mimpi yang sama 4 tahun lalu.
Saat itu, bulan muncul dengan sempurna, yang biasa kita katakan sebagai bulan purnama. Jinan yang saat itu tengah duduk di bangku terakhir SMP mengalami mimpi yang aneh selama seminggu berturut-turut. Lelaki itu menceritakan hal tersebut kepada kakeknya yang saat itu masih berada di sisinya. Jinan menceritakan bahwa ia bermimpi dirinya menjadi seorang kesatria dan seorang pianis. Jinan juga bercerita bahwa dirinya di dalam mimpi itu juga bertemu dengan seorang gadis yang juga memiliki wajah yang sama, tapi dengan penampilan yang berbeda. Jinan masih ingat dengan jelas bahwa kedua orang itu mengalami akhir kehidupan yang sama. Saat itu, kakek Jinan terkejut ketika mendengar cerita cucunya, beliau sempat terdiam beberapa saat sebelum menuntun lelaki itu mendekati sebuah pemutar vinyl tua yang berada di kamarnya.
"Kenapa aku dibawa ke sini? Ini apa kek? Kakek kan nggak ngebolehin aku buat nyentuh benda ini."
Sang kakek tersenyum, ia mengambil salah satu vinyl yang ada di rak, dan membuka bungkusnya. "Ini pemutar kaset di zaman dahulu. Katanya kamu penasaran sama mimpinya, ini kakek mau jawab rasa penasaran kamu."
Jinan kecil hanya terdiam ketika kakek memasangkan vinyl tersebut ke pemutar vinyl antik itu. Kedua bola mata lelaki itu membesar ketika mendengar lagu yang terputar dalam vinyl itu. "Oh! Lagunya persis dengan yang aku dengar di mimpi kek! Lagu yang sering aku mainin di piano dalam mimpi!"
Kakek Jinan hanya tersenyum tipis sembari mengusap pelan kepala cucunya. Lelaki paruh baya itu memegang kedua lututnya sambil menatap Jinan untuk menyamakan tinggi mereka, "kamu sering-sering dengar lagu ini sebelum tidur ya...lama-lama kamu pasti akan tau jawabannya."
Jinan saat itu tidak mengerti kalimat terakhir kakeknya, tapi ia hanya menganggukkan kepala menyetujui ucapan sang Kakek. Barulah beberapa bulan kemudian, ia mengetahui arti ucapan kakeknya.
Mimpi itu adalah kejadian nyata. Setiap kali Jinan memutar vinyl itu sebelum tidur, ia kembali bermimpi dan menyaksikan kehidupan orang yang mirip dengannya hingga akhir hayatnya. Di mimpi terakhir, tepat sebulan setelah Jinan memutar vinyl itu, ada sebuah suara yang mengatakan bahwa apa yang dilihat Jinan adalah gambaran dirinya di kehidupan terdahulu. Singkatnya, Jinan mengulangi kehidupannya beberapa kali, dan ini yang ketiga kalinya. Setelah mendapatkan jawaban bahwa mimpinya merupakan kejadian nyata, kini muncul satu pertanyaan lagi di benak Jinan. 'Mengapa?'
Mengapa ia harus mengalami mimpi itu?
Mengapa mimpi itu hanya datang kepadanya?
Jinan juga sempat memutar kembali vinyl tersebut dan ia tidak menemukan jawaban apa-apa setelah dua bulan terus memutar lagu itu. Jinan juga sempat memikirkan gadis yang selalu bersamanya di dua kehidupannya itu, dan terkadang lelaki itu memikirkan 'apakah gadis itu juga mengalami hal yang sama dengannya?' 'apakah di kehidupannya kali ini, ia akan bertemu dengan gadis itu?'
Namun lagi-lagi, semesta mengizinkan Jinan untuk mengetahui jawabannya secara langsung. Pada keesokan harinya, Jinan melihat seorang gadis yang sedang bertengkar dengan seseorang di dekat minimarket tempat ia ingin belanja. Tidak biasanya Jinan suka mencampuri urusan orang, tapi kali ini lelaki itu ingin menghibur gadis itu. Akhirnya ia pun berjalan mendekati gadis itu dan melihat ternyata wajah gadis itu sama dengan wajah gadis yang ada di dalam mimpinya.
Pada akhirnya, di kehidupan kali ini mereka kembali dipertemukan.
Hari-hari pun terus berjalan dengan Jinan yang menyimpan rapat-rapat mengenai mimpi itu. Jika dilihat dari situasi saat ini, Ilona - gadis itu- tidak menceritakan apa pun mengenai mimpi itu, dan Jinan berasumsi bahwa Ilona tidak mengalami hal yang sama dengannya, maka dari itu ia memutuskan untuk mencari tahu hal itu sendiri.
Hingga beberapa hari lalu Ilona mengungkapkan hal yang membuatnya terkejut. Gadis itu juga memimpikan hal yang sama. Dan sama seperti Jinan sebelumnya, gadis itu ingin memastikan apakah mimpi yang ia alami ini hal yang nyata atau bukan. Ilona tidak akan percaya jika Jinan bilang ia juga mengalami hal yang sama, maka dari itu, Jinan akan membuktikannya lewat sebuah lagu yang ada di vinyl record tersebut, di mana lagu itu juga dimainkan oleh dirinya yang ada di dua kehidupan sebelumnya.
Jinan harap, Ilona akan mempercayai bahwa dirinya juga mengalami hal yang sama dengan dirinya, dan ia mau mencari tahu hal ini lebih lanjut.
Jinan telah selesai memainkan lagunya, lelaki itu menatap mata Ilona yang sudah berkaca-kaca. Jinan menghampiri Ilona yang masih terdiam di tempatnya, "itu jawabannya. Mimpi itu...nyata, Na. Sebelumnya gue pernah mengalami hal yang lo alami, gue sering putar lagu itu dan akhirnya sadar kalau ternyata itu adalah kehidupan nyata." Jinan beralih ke arah meja belajarnya dan mengeluarkan beberapa buku yang sudah lama tak disentuh. Lelaki itu mengusap pelan buku-buku itu dan memberi isyarat kepada Ilona untuk mendekatinya.
"Ini bukti kalau di abad itu ada orang yang namanya sama dengan yang ada di mimpi, gue udah coba cari tahu lagu itu, dan lagu itu udah ada dari beberapa abad lalu dan nggak diketahui penciptanya siapa dan udah mulai dilupain orang-orang. Sampai di tahun 80-an ada seorang laki-laki yang memainkan lagu ini lagi, dan sampai sekarang lagu ini masih jadi satu-satunya lagu yang nggak diketahui penciptanya siapa."
Ilona terdiam mendengar penjelasan Jinan. Ia meraih salah satu buku hasil riset lelaki itu, di mana pada abad ke-18 memang ada seorang putri di sebuah kerajaan yang bernama Innara dan memiliki seoran ksatria perbadi bernama Jian. Di sini juga tertulis kematian Jian yang sama persis dengan yang ada di dalam mimpi. Ilona kembali menutup buku itu, ia baru tersadar jika selama membaca buku itu dirinya tidak bernapas karena saking terkejutnya.
"Sekarang, lo mau melakukan apa? Lo udah tau kalau itu bukan mimpi biasa kan?"
Ilona mengangguk, gadis itu memainkan tangannya di atas meja kerja Jinan, "kenapa?" gumamnya.
"Kenapa hal ini cuma terjadi ke kita berdua?" tanya Ilona menatap Jinan yang juga sama bingungnya.
Lelaki itu menghela napas, "gue juga nggak tau, Na. Selama 4 tahun ini gue udah coba cari alasannya, tapi nggak nemu."
Ilona menatap Jinan, lalu beralih menatap tumpukan buku-buku tadi. "Ayo kita cari tahu. Di dunia ini, segala sesuatunya pasti ada alasannya, Nan. Termasuk mimpi-mimpi yang kita alami. Ayo kita cari tahu berdua."
Mendengar ucapan Ilona, Jinan menatap gadis itu, lalu ikut tersenyum teduh, "bahkan sekalipun itu kenyataan yang nggak ingin kita dengar, lo akan tetap mau mencari tahu?"
Ilona mengangguk dengan mantap, "iya, ayo kita cari tahu."
-Yang mau ulang tahun nanti malam-
..
.
To be continuedHaii semuaa,, makasii buat kalian yang udah mau baca sampai sinii🤧🤧 terima kasih juga buat komen dan vote nyaa, dukungan kalian buat aku jdi tambah semangat buat nulis dan melanjutkan cerita ini✨✨
See youu soon💛
KAMU SEDANG MEMBACA
Vinyl Record | Park Jihoon
Fiksi PenggemarBagaimana rasanya jika kamu mengingat dua kehidupanmu sebelumnya berturut-turut? Di dua kehidupanmu terdahulu, kamu jatuh cinta dengan orang yang sama, dan bagaimana perasaanmu ketika orang itu meninggal dengan tragis di hadapanmu selama dua kehidup...