Outfit

51 13 0
                                    

Setelah membahas perihal mimpi, Ilona dan Jinan kembali berlatih untuk menampilkan penampilan duet mereka untuk memenuhi tugas mata kuliah musik terapan. Pada pertunjukan duet mereka, Ilona memutuskan memainkan piano dan Jinan bernyanyi.

Mereka latihan selama kurang lebih dua jam. Setelah itu, Ilona pamit pulang ke rumahnya karena hari sudah mulai gelap.

"Na, tunggu."

Ilona yang sudah selesai memakai sepatu dan akan berpamitan menoleh ke arah Jinan sambil menaikkan salah satu alisnya, "ya?"

Jinan memegang leher bagian belakang, sesekali mengusapnya. Jinan akan melakukan hal itu apabila ia sedang gugup, dan sekarang lelaki itu sedang gugup. Bingung harus membicarakannya bagaimana kepada Ilona.

Tanpa Jinan sadari, Ilona yang sudah hafal dengan gerak-gerik Jinan menyilangkan kedua tangannya seraya berdekap. "Kenapa nih, Nan?" ulangnya lagi.

Jinan berdeham, "itu...gue tadi lupa mau ngasih sesuatu." Lelaki itu merogoh sakunya untuk mengambil benda yang 'katanya' akan diberikan kepada Ilona.

Ilona semakin bingung saat Jinan mengeluarkan sebuah tiket dan menyerahkan benda itu kepada dirinya. "Ini."

"Ini apa?"

"Tiket, ngga liat?"

Ilona mengerling, Jinan tetaplah Jinan.

"Iya gue tau ini tiket, tapi kenapa dikasih ke gue?"

Jinan mengangkat bahunya, "kemarin gue liat ada film kesukaan lo yang baru tayang di bioskop, jadi gue iseng beli, eh rupanya ada promo buy 1 get 1."

TAKKK

Karina mengentakkan minuman cup-nya di atas meja kafe langganannya dan Ilona.

Saat ini mereka tengah berada di kafe tempat langganan mereka. Di mana beberapa menit sebelumnya Karina mengajaknya untuk pergi jalan-jalan di hari Sabtu sekalian melepas penat karena gadis itu baru saja selesai ujian, tapi Ilona sudah ada janji terlebih dahulu.

Karina yang penasaran akan janji Ilona pun menanyakan alasannya dan Ilona menceritakan bahwa ia dan Jinan akan menonton di hari Sabtu.

"Percaya deh, Na. Nggak ada tiket bioskop buy 1 get 1, aneh deh tu laki, modusnya ketara banget, padahal cegilnya bejibun masih aja pengen embat teman sendiri," decak Karina.

Ilona hanya mengerling malas, "Yah, nggak bisa diduga modus juga kali, Kar. Siapa tau emang ada promonya gitu, dan daripada mubazir mending dia sekalian ikut nonton. Lagipula dia juga suka kok film itu."

Karina menatap Ilona tidak percaya, lalu mengangkat bahunya, "ya ya ya, terserah lo deh mau gimana. Nanti juga gue nggak kaget kalau lo berdua jadian."

Ilona membulatkan matanya, "mulut lo lemes banget sih Kar, jangan gitulah, gue masih pusing mikirin tentang mimpi yang 'katanya' kehidupan gue dulu. Gue masih belum mau mikirin hal-hal yang begituan."

Mendengar penuturan Ilona, Karina jadi ikut mencondongkan tubuhnya, menyipitkan mata menatap gadis itu, "Hmm? Jadi lo udah dapat jawaban dari mimpi itu di rumah Jinan kemarin? Dia bilang itu kehidupan lo dulu?! Wah, gila sih." Gadis itu berdecak pelan sembari menepuk tangannya sekali.

"Terus, langkah kalian selanjutnya apa?"

Ilona mengangkat bahunya, "sejauh ini belum ada. Masih abu-abu, Kar. Gue nggak tahu harus mulai dari mana," ucapnya pelan.

Melihat Ilona yang tiba-tiba murung karena memikirkan mimpi itu, Karina meringis, gadis itu dengan cepat mengalihkan pembicaraan. "Yaudah, itu dipikirin nanti aja, semoga aja lo berdua cepet dapet petunjuk. Eh iya, btw lo udah nyiapin baju buat nonton sabtu besok?"

Vinyl Record | Park JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang